Hasil UN Jelek, Siswi SMA Nekat Gantung Diri

Jum'at, 02 Juni 2017 - 21:26 WIB
Hasil UN Jelek, Siswi...
Hasil UN Jelek, Siswi SMA Nekat Gantung Diri
A A A
KLATEN - Pengumuman hasil ujian nasional (UN) tingkat SMP pada Jumat (2/6/2017) berujung duka. Salah satu siswi SMPN 2 Manisrenggo, BDH (15) nekat mengakhiri hidupnya hanya gara-gara nilai UN tak sesuai harapan.

Kabar duka kematian siswi BDH menyebar di beberapa akun media sosial (medsos) di wilayah Klaten pada Jumat sore. Pelaksana Tugas (Plt) Kapolsek Prambanan AKP Frans Winarso membenarkan kejadian tersebut.

”Benar, kejadiannya sekira pukul 12.00 WIB ketika korban di rumah. Kemungkinan karena hasil UN-nya kurang bagus jadi tertekan. Kebetulan sesaat sebelum kejadian merupakan pengumuman hasil UN SMP,” ujarnya saat dikonfirmasi awak media, Jumat sore (2/6/2017).

BDH tercatat sebagai siswi kelas SMPN 2 Manisrenggo. BDH tinggal di Kecamatan Prambanan. Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Tri Widodo dan Nurhayati.

BDH mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di ruang dapur pada Jumat siang. Kronologi kejadian bermula usai pengambilan hasil UN oleh sang ibu Nurhayati ke SMPN 2 Manisrenggo.

Setelah mengambil hasil UN, Nurhayati pergi ke masjid terdekat untuk ibadah salat. Sedangkan BDH berada di rumah bersama kakak perempuannya, Aisyah Rina Pertiwi.

BDH lantas pergi ke ruang belakang, Aisyah pun tak menaruh curiga karena mengira adiknya hanya ke kamar mandi. Selang beberapa waktu BDH tak kunjung kembali, Aisyah mulai curiga dan hendak mengecek kamar mandi. Tak dinyana, BDH sudak tak bernyawa dengan kain menjerat leher.

Hasil pemeriksaan kesehatan, BDH dipastikan murni bunuh diri. Kain yang digunakan BDH merupakan dua kain kerudung yang disambung menjadi satu dan diikat ke rangka atap kayu di ruang dapur.

”Ada luka bekas jeratan dileher bagian depan melingkar, separuh warna kulit leher menghitam pada bekas jeratan kain. Tidak ada tanda-tanda kekerasan,” terang Frans.

BDH dimakamkan di TPU Gejegan Barat Desa Kebondalem Lor Kecamatan Prambanan sekitar pukul 16.00 WIB. Hingga Jumat petang, Nurhayati masih tak sadarkan diri karena kepergian putrinya tersebut.

Ayah Nurhayati, Tuhono Darto Suwarno, tak menyangka cucunya akan berbuat senekat itu hanya karena nilai UN kurang baik. BDH sendiri rencananya akan melanjutkan sekolah ke salah satu SMA di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman setelah lulus SMP.

”Lulus, hanya saja nilainya jelek. Tapi rinci nilai berapa saja saya belum tahu. Karena nilai jelek mungkin jadi kepikiran macam-macam karena dia juga mau meneruskan sekolah ke SMA Kalasan,” kata Tuhono yang tinggal di Desa Ngemplak Seneng Kecamatan Manisrenggo.

Di mata teman-temannya, BDH dikenal sebagai gadis yang ceria dan baik. Persiapan menghadapi UN dilakukan semaksimal mungkin dengan mengikuti les di bimbingan belajar (bimbel) Pelita Harapan Kecamatan Prambanan.

Salah satu teman BDH, Christopher Dwi mengatakan, BDH ikut les sejak duduk di kelas IX.

”Kalau dengan yang belum dikenal memang pendiam tapi kalau sudah kenal dia biasa saja, ceria seperti yang lainnya. Saya dan teman-teman lain kenal karena ikut les bimbel sejak naik kelas IX,” ucap siswa SMPN 4 Kalasan itu.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1044 seconds (0.1#10.140)