Deddy Mizwar: Keraton Garda Terdepan Kebinekaan
A
A
A
BANDUNG - Di tengah gonjang-ganjing politik dan pemerintahan dewasa ini, keberadaan keraton dinilai sangat penting. Bahkan, keraton dapat menjadi garda terdepan perekat kebinekaan.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menekankan, keragaman ras, suku, dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia ini harus dipertahankan. "Keragaman ini bukan hanya menjadi citra diri, namun juga memperkokoh bangsa. Oleh sebab itu, keraton dapat menjadi garda terdepan kebinekaan," kata Deddy saat membuka Musyawarah Agung Keraton Nusantara 2017 di Hotel Grand Preanger, Kota Bandung, Jumat (12/5/2017).
Deddy melanjutkan, keraton merupakan cikal bakal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada saat yang sama, kata Deddy, keraton juga menjadi identitas bangsa Indonesia. Oleh karenanya, pengingkaran terhadap keraton bisa diartikan pengingkaran terhadap budaya dan tradisi yang dimiliki bangsa ini.
Menurut Deddy, upaya penyelamatan, pelestarian, dan pengembangan keraton menjadi kewajiban seluruh stakeholder bangsa ini. Terlebih, keraton merupakan warisan adiluhung para pendiri bangsa ini. "Makanya saya heran masih ada pemda (pemerintah daerah) yang tidak memerhatikan keraton, itu perlu dipertanyakan," ujarnya.
Deddy pun mengajak semua pihak untuk mengembangkan industri budaya dalam pengembangan kepariwisataan. Sehingga, kebudayaan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, misalnya dalam pengembangan ekonomi kreatif. "Budaya perlu diarahkan dan memberi kontribusi. Terlebih, ruh dari pariwisata itu adalah industi kultural, bukan hanya alam. Keraton-keraton itu pun menjadi ruhnya," kata Deddy.
Di tempat yang sama, Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) yang juga Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat mengaku bersyukur karena Pemprov Jabar sudah memberikan perhatiannya kepada keraton-keraton di Jabar, khususnya di Cirebon.
"Alhamdulillah Pemprov Jabar selalu bermitra dengan keraton-keraton, khususnya di Cirebon. Setiap tahun kami menggelar Gotrasawala (pagelaran kebudayaan). Kami juga diberikan bantuan operasional untuk pemeliharaan keraton, mudah-mudahan ini bisa ditiru daerah lain."
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menekankan, keragaman ras, suku, dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia ini harus dipertahankan. "Keragaman ini bukan hanya menjadi citra diri, namun juga memperkokoh bangsa. Oleh sebab itu, keraton dapat menjadi garda terdepan kebinekaan," kata Deddy saat membuka Musyawarah Agung Keraton Nusantara 2017 di Hotel Grand Preanger, Kota Bandung, Jumat (12/5/2017).
Deddy melanjutkan, keraton merupakan cikal bakal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada saat yang sama, kata Deddy, keraton juga menjadi identitas bangsa Indonesia. Oleh karenanya, pengingkaran terhadap keraton bisa diartikan pengingkaran terhadap budaya dan tradisi yang dimiliki bangsa ini.
Menurut Deddy, upaya penyelamatan, pelestarian, dan pengembangan keraton menjadi kewajiban seluruh stakeholder bangsa ini. Terlebih, keraton merupakan warisan adiluhung para pendiri bangsa ini. "Makanya saya heran masih ada pemda (pemerintah daerah) yang tidak memerhatikan keraton, itu perlu dipertanyakan," ujarnya.
Deddy pun mengajak semua pihak untuk mengembangkan industri budaya dalam pengembangan kepariwisataan. Sehingga, kebudayaan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, misalnya dalam pengembangan ekonomi kreatif. "Budaya perlu diarahkan dan memberi kontribusi. Terlebih, ruh dari pariwisata itu adalah industi kultural, bukan hanya alam. Keraton-keraton itu pun menjadi ruhnya," kata Deddy.
Di tempat yang sama, Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) yang juga Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat mengaku bersyukur karena Pemprov Jabar sudah memberikan perhatiannya kepada keraton-keraton di Jabar, khususnya di Cirebon.
"Alhamdulillah Pemprov Jabar selalu bermitra dengan keraton-keraton, khususnya di Cirebon. Setiap tahun kami menggelar Gotrasawala (pagelaran kebudayaan). Kami juga diberikan bantuan operasional untuk pemeliharaan keraton, mudah-mudahan ini bisa ditiru daerah lain."
(zik)