Ratusan Jurnalis di Palembang Kutuk Intimidasi oleh Oknum Aparat
A
A
A
PALEMBANG - Ratusan jurnalis dari berbagai media di Palembang menggelar aksi damai di depan gerbang Mapolda Sumsel, Jumat (12/5/2017) pagi.
Aksi turun ke jalan itu guna mengecam aksi intimidasi yang dilakukan salah satu oknum anggota kepolisian dari Polda Metrojaya saat melakukan penggerebekan gembong penipuan di Jalan Bungaran I, Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, beberapa waktu lalu.
Koordinasi Aksi, Muhammad Moeslim mengatakan, aksi ini sebagai bentuk solidaritas seluruh rekan jurnalis Palembang.
Dimana salah satu jurnalis perempuan di Palembang, Sri Hidayatun mendapatkan perlakukan tak mengenakan dari sang oknum saat melakukan peliputan di lokasi penggrebekan tersebut.
"Kami mengecam tindakan oknum tersebut. Kami meminta agar pihak kepolisian mengusut aksi intimidasi itu. Apalagi yang menjadi korban adalah jurnalis perempuan yang seharusnya dilindungi," tutur Moeslim.
Jurnalis Koran SINDO itu pun mengungkapkan, selain menggelar unjuk rasa tersebut, pihaknya berencana akan membawa permasalahan tersebut ke jalur hukum. Sebab, dia menilai, tindakan tak terpuji anggota tersebut sudah melanggar Undang-Undang nomor 40 tahun 1999 tentang kebebasan pers.
"Kami minta ini diusut tuntas. Oknum tersebut harus bertanggung jawab. Akan kita bawa juga ke jalur hukum," jelasnya.
Diketahui, intimidasi oleh oknum polisi yang diketahui bertugas Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya tersebut berlangsung pada 10 Mei 2017.
Saat itu Sri bersama enam orang jurnalis hukum dan kriminal desk Polresta Palembang yang mendapatkan informasi adanya penggrebekan itu langsung menuju ke lokasi untuk melakukan peliputan.
Tak mau kehilangan momentum, Sri langsung mengabadikan foto dan video penggrebekan tersebut dari dalam mobil dengan menggunakan kamera ponselnya, setiba di lokasi.
Rupanya saat itu, anggota polisi yang tak diketahui namanya itu dengan tergesa-gesa menuju mobil jurnalis dan menghampiri Sri duduk di bagian depan. "Hey kalian siapa. Ngapain foto-foto," ujar Sri menirukan kata-kata sang oknum.
Bahkan, oknum tersebut juga meminta Sri untuk turun dari mobil seraya mengambil ponselnya. Tanpa basa-basi, oknum polisi tersebut langsung menghapus foto dan video pengrebekan tersebut.
"Saat saya turun itulah dia mengambil ponsel saya dan menghapus foto dan video itu. Saya tidak bisa apa-apa karena takut," pungkasnya.
Aksi turun ke jalan itu guna mengecam aksi intimidasi yang dilakukan salah satu oknum anggota kepolisian dari Polda Metrojaya saat melakukan penggerebekan gembong penipuan di Jalan Bungaran I, Kelurahan 8 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, beberapa waktu lalu.
Koordinasi Aksi, Muhammad Moeslim mengatakan, aksi ini sebagai bentuk solidaritas seluruh rekan jurnalis Palembang.
Dimana salah satu jurnalis perempuan di Palembang, Sri Hidayatun mendapatkan perlakukan tak mengenakan dari sang oknum saat melakukan peliputan di lokasi penggrebekan tersebut.
"Kami mengecam tindakan oknum tersebut. Kami meminta agar pihak kepolisian mengusut aksi intimidasi itu. Apalagi yang menjadi korban adalah jurnalis perempuan yang seharusnya dilindungi," tutur Moeslim.
Jurnalis Koran SINDO itu pun mengungkapkan, selain menggelar unjuk rasa tersebut, pihaknya berencana akan membawa permasalahan tersebut ke jalur hukum. Sebab, dia menilai, tindakan tak terpuji anggota tersebut sudah melanggar Undang-Undang nomor 40 tahun 1999 tentang kebebasan pers.
"Kami minta ini diusut tuntas. Oknum tersebut harus bertanggung jawab. Akan kita bawa juga ke jalur hukum," jelasnya.
Diketahui, intimidasi oleh oknum polisi yang diketahui bertugas Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya tersebut berlangsung pada 10 Mei 2017.
Saat itu Sri bersama enam orang jurnalis hukum dan kriminal desk Polresta Palembang yang mendapatkan informasi adanya penggrebekan itu langsung menuju ke lokasi untuk melakukan peliputan.
Tak mau kehilangan momentum, Sri langsung mengabadikan foto dan video penggrebekan tersebut dari dalam mobil dengan menggunakan kamera ponselnya, setiba di lokasi.
Rupanya saat itu, anggota polisi yang tak diketahui namanya itu dengan tergesa-gesa menuju mobil jurnalis dan menghampiri Sri duduk di bagian depan. "Hey kalian siapa. Ngapain foto-foto," ujar Sri menirukan kata-kata sang oknum.
Bahkan, oknum tersebut juga meminta Sri untuk turun dari mobil seraya mengambil ponselnya. Tanpa basa-basi, oknum polisi tersebut langsung menghapus foto dan video pengrebekan tersebut.
"Saat saya turun itulah dia mengambil ponsel saya dan menghapus foto dan video itu. Saya tidak bisa apa-apa karena takut," pungkasnya.
(sms)