Pilgub Jabar 2018, Nama Aa Gym Masuk dalam Penjaringan Gerindra
A
A
A
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menyatakan partainya tengah melakukan penjaringan internal untuk mencari bakal calon kepala daerah yang akan didukung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018.
"Penjaringan dilakukan secara internal terhadap sejumlah nama," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (11/5/2017).
Sejauh ini, disampaikan Andre nama Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Jawa Barat Mulyadi menjadi bacagub yang populer di internal kader-kader Gerindra. Apalagi, hasil Rapat Pimpinan Daerah Gerindra Jabar awal bulan ini juga mengerucut pada nama Mulyadi.
Untuk nama bacagub eksternal, Gerindra mendapatkan sejumlah nama. Salah satu yang mencolok adalah nama pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung, KH Abdullah Gymnastiar atau akrab dipanggil Aa Gym.
"Aspirasi yang banyak untuk bacagub eksternal sekarang adalah Aa Gym, disusul nama Deddy Mizwar yang kini duduk sebagai Wakil Gubernur Jabar," jelas Andre.
Bagaimana dengan Ridwan Kamil? Andre menyebut banyak kader dan simpatisan Gerindra yang kecewa dengan Wali Kota Bandung tersebut. Pasalnya, Kang Emil-sapaannya, sudah menerima pinangan pencalonan dari Partai Nasdem, di mana Kang Emil membuat kesepakatan dengan Nasdem untuk mendukung pencalonan kembali Joko Widodo sebagai Calon Presiden 2019.
Padahal, Partai Gerindra pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akan mendeklarasikan pencalonan Prabowo Subianto. Perbedaan sikap politik itulah yang disebutkan Andre tidak ada titik temu.
Andre melanjutkan, kekecewaan kader dan simpatisan juga mengemuka pada sikap Kang Emil yang menerima pinangan partai lain tanpa mengajak bicara dulu Partai Gerindra yang notabene merupakan partai yang membesarkan namanya. Disinggung bagaimana Gerindra dan PKS pada Pemilihan Wali Kota Bandung 2013 silam bekerja keras memenangkan Kang Emil.
"Ridwan Kamil sudah memilih Nasdem dan membuat kesepakatan untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Padahal kami mengusung Prabowo Subianto di Pilpres. Terus terang kami kecewa dengan Ridwan Kamil, padahal Gerindra yang selama ini membesarkan namanya," terangnya.
Ditambahkan Andre, dalam dunia politik ada istilah etika dan sopan santun. Soal inilah yang dinilainya tidak dipunyai Kang Emil. Sebab yang bersangkutan tiba-tiba menerima pinangan Nasdem, meski sebelumnya Gerindra yang turut membesarkan namanya hingga terpilih menjadi Wali Kota Bandung.
"Harus ada etika, paling tidak silaturahmi dan memberi tahu sebelum memutuskan pinangan partai lain. Ini kan tidak. Karena itu ada kemungkinan pada Pilgub Jabar kami mengusung AA Gym atau Mulyadi yang merupakan kader Gerindra," pungkasnya.
"Penjaringan dilakukan secara internal terhadap sejumlah nama," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (11/5/2017).
Sejauh ini, disampaikan Andre nama Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Jawa Barat Mulyadi menjadi bacagub yang populer di internal kader-kader Gerindra. Apalagi, hasil Rapat Pimpinan Daerah Gerindra Jabar awal bulan ini juga mengerucut pada nama Mulyadi.
Untuk nama bacagub eksternal, Gerindra mendapatkan sejumlah nama. Salah satu yang mencolok adalah nama pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung, KH Abdullah Gymnastiar atau akrab dipanggil Aa Gym.
"Aspirasi yang banyak untuk bacagub eksternal sekarang adalah Aa Gym, disusul nama Deddy Mizwar yang kini duduk sebagai Wakil Gubernur Jabar," jelas Andre.
Bagaimana dengan Ridwan Kamil? Andre menyebut banyak kader dan simpatisan Gerindra yang kecewa dengan Wali Kota Bandung tersebut. Pasalnya, Kang Emil-sapaannya, sudah menerima pinangan pencalonan dari Partai Nasdem, di mana Kang Emil membuat kesepakatan dengan Nasdem untuk mendukung pencalonan kembali Joko Widodo sebagai Calon Presiden 2019.
Padahal, Partai Gerindra pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akan mendeklarasikan pencalonan Prabowo Subianto. Perbedaan sikap politik itulah yang disebutkan Andre tidak ada titik temu.
Andre melanjutkan, kekecewaan kader dan simpatisan juga mengemuka pada sikap Kang Emil yang menerima pinangan partai lain tanpa mengajak bicara dulu Partai Gerindra yang notabene merupakan partai yang membesarkan namanya. Disinggung bagaimana Gerindra dan PKS pada Pemilihan Wali Kota Bandung 2013 silam bekerja keras memenangkan Kang Emil.
"Ridwan Kamil sudah memilih Nasdem dan membuat kesepakatan untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Padahal kami mengusung Prabowo Subianto di Pilpres. Terus terang kami kecewa dengan Ridwan Kamil, padahal Gerindra yang selama ini membesarkan namanya," terangnya.
Ditambahkan Andre, dalam dunia politik ada istilah etika dan sopan santun. Soal inilah yang dinilainya tidak dipunyai Kang Emil. Sebab yang bersangkutan tiba-tiba menerima pinangan Nasdem, meski sebelumnya Gerindra yang turut membesarkan namanya hingga terpilih menjadi Wali Kota Bandung.
"Harus ada etika, paling tidak silaturahmi dan memberi tahu sebelum memutuskan pinangan partai lain. Ini kan tidak. Karena itu ada kemungkinan pada Pilgub Jabar kami mengusung AA Gym atau Mulyadi yang merupakan kader Gerindra," pungkasnya.
(kri)