Pilgub Jabar 2018, Netty Heryawan: Kita Tunggu Tanggal Mainnya
A
A
A
BANDUNG - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan mengaku masih menunggu restu partai tempatnya bernaung, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018.
"Mau jadi Jabar 1 atau 2, ya kita tunggu aja tanggal mainnya," kata Netty, santai, seusai diskusi 'Membangun Jawa Barat Masa Depan' di Bandung, Rabu (19/4/2017).
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Strategic Institute Jalu Pradhono Priambodo mengungkapkan, Netty Prasetyani Heryawan berpeluang besar maju di Pilgub Jabar 2018. Sebab, istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan itu dinilainya memiliki kapasitas yang mumpuni.
"Bu Netty levelnya bukan gubernur lagi, tapi menteri karena kemampuan pemahaman terhadap masalah sangat dalam. Artinya, kapasitas itu sudah ada. Saya rasa Bu Netty punya peluang yang sangat besar," katanya.
Jalu pun mengatakan, Netty merupakan sosok perempuan yang punya pemikiran sendiri dan tidak bisa lepas dari bayang-bayang suaminya. Bahkan, kata Jalu, Netty bisa jadi lebih pintar dari suaminya. "Dia kan doktornya duluan dibandingkan Kang Aher, bisa jadi lebih pintar. Saya kira itu penilaian objektif."
Lanjut Jalu, masyarakat Jabar pun sudah sangat terbuka menerima pemimpin dari kalangan perempuan. Hal itu didasari hasil survei Instrat yang menyebutkan, mayoritas warga Jabar bisa menerima kehadiran perempuan sebagai pemimpin di eksekutif.
"Mayoritas tidak ada masalah perempuan jadi pemimpin eksekutif, sekitar 60% masyarakat yang menyatakan seperti itu. Bahkan, untuk anggota legislatif lebih besar lagi, sampai 70% yang setuju," paparnya.
Namun begitu, Jalu mengakui tantangan terberat bagi Netty untuk maju di Pilgub Jabar 2018 justru berasal dari partainya sendiri. Menurut Jalu, meskipun PKS sudah menyatakan diri sebagai partai terbuka, terkait kepemimpinan perempuan sebenarnya masih tertutup.
"Jadi, secara kultural belum siap menerima Bu Netty. Padahal, jika Bu Netty di partai lain seperti PDIP, Golkar, atau Gerindra, saya yakin dia terpilih. Jadi, hambatan terbesar bagi Bu Netty itu ada di partainya."
"Mau jadi Jabar 1 atau 2, ya kita tunggu aja tanggal mainnya," kata Netty, santai, seusai diskusi 'Membangun Jawa Barat Masa Depan' di Bandung, Rabu (19/4/2017).
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Indonesia Strategic Institute Jalu Pradhono Priambodo mengungkapkan, Netty Prasetyani Heryawan berpeluang besar maju di Pilgub Jabar 2018. Sebab, istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan itu dinilainya memiliki kapasitas yang mumpuni.
"Bu Netty levelnya bukan gubernur lagi, tapi menteri karena kemampuan pemahaman terhadap masalah sangat dalam. Artinya, kapasitas itu sudah ada. Saya rasa Bu Netty punya peluang yang sangat besar," katanya.
Jalu pun mengatakan, Netty merupakan sosok perempuan yang punya pemikiran sendiri dan tidak bisa lepas dari bayang-bayang suaminya. Bahkan, kata Jalu, Netty bisa jadi lebih pintar dari suaminya. "Dia kan doktornya duluan dibandingkan Kang Aher, bisa jadi lebih pintar. Saya kira itu penilaian objektif."
Lanjut Jalu, masyarakat Jabar pun sudah sangat terbuka menerima pemimpin dari kalangan perempuan. Hal itu didasari hasil survei Instrat yang menyebutkan, mayoritas warga Jabar bisa menerima kehadiran perempuan sebagai pemimpin di eksekutif.
"Mayoritas tidak ada masalah perempuan jadi pemimpin eksekutif, sekitar 60% masyarakat yang menyatakan seperti itu. Bahkan, untuk anggota legislatif lebih besar lagi, sampai 70% yang setuju," paparnya.
Namun begitu, Jalu mengakui tantangan terberat bagi Netty untuk maju di Pilgub Jabar 2018 justru berasal dari partainya sendiri. Menurut Jalu, meskipun PKS sudah menyatakan diri sebagai partai terbuka, terkait kepemimpinan perempuan sebenarnya masih tertutup.
"Jadi, secara kultural belum siap menerima Bu Netty. Padahal, jika Bu Netty di partai lain seperti PDIP, Golkar, atau Gerindra, saya yakin dia terpilih. Jadi, hambatan terbesar bagi Bu Netty itu ada di partainya."
(zik)