Brutal, Siswa SMA Ini Habisi Adik Kelas di Pesta Pilkades
A
A
A
MUARA DUA - M Arifin bin Buyadi (17) siswa kelas III SMA Buay Runjung gelap mata dan tega menghabisi adik kelasnya sendiri Agus Holidin bin Hamidi (17) menggunakan sebilah pisau, Minggu (16/4/2017). Kejadian yang menghebohkan warga setempat tersebut terjadi di Talang Sukarami, Desa Bedeng, Kecamatan Buay Runjung, Kabupaten OKU Selatan.
Ketika itu korban dan pelaku yang merupakan warga satu desa ini bertemu di lokasi pesta hajatan salah satu kandidat pilkades di desanya, Minggu dinihari (16/4/2017) sekitar pukul 02.00 WIB.
Informasi dihimpun KORAN SINDO di lapangan, sebelum korban ditikam pelaku menggunakan pisau merk garpu di bagian perut bawah, sempat terjadi cekcok antar keduanya membuat pelaku gelap mata langsung menghabisi korban.
Ketika mendapat serangan pelaku, korban awalnya sempat mengelak dan menjauhi pelaku, namun lantaran kondisi gelap sehingga pelaku sempat menusukan pisau yang sebelumnya sudah disiapkan dipinggang kanannya.
Usai mendapat serangan pelaku, korban seketika langsung terkapar di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan bersimbah darah.
Melihat korban sudah tidak berdaya warga sekitar langsung berusaha menolong untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaradua. Namun selang 30 menit dirawat korban meninggal dunia karena kehabisan darah.
Kasat Reskrim Polres OKU Selatan AKP Ujang Abdul Aziz mengakui, pihaknya menerima laporan dari keluarga korban terkait perkelahian siswa SMA berujung dengan penganiayaan sehingga salah satunya meninggal dunia terkena tikaman senjata tajam.
"Kita sudah memeriksa saksi-saksi dan menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi kejadian, untuk mengetahui motif pembunuhan dilakukan pelaku terhadap korban," kata Ujang.
Ujang menyatakan, kepolisian sendiri menurunkan belasan personel guna pengamanan, telah berhasil mengamankan pelaku beserta barang bukti (BB), dua jam setelah pembunuhan di kediaman orang tuanya di Desa Belambangan, Buay Runjung.
"Selain mengamankan tersangka pihak kepolisian berhasil Barang Bukti (BB) berupa sebilah pisau cap garpu bergagang kayu sepanjang panjang 30 centimeter bersarung kertas, satu helai baju kaos lengan pendek warna orange bertuliskan NEW C59 dan sebuah celana panjang jeans warna biru milik korban yang berlumuran darah," tambah Ujang.
Dia menyatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan awal terhadap pelaku pembunuhan, korban diduga dibunuh lantaran sering mengejek pelaku yang kemudian langsung disebarkan kepada teman-teman sekolah dan setongkrongan dengan pelaku.
"Pelaku diduga sakit hati sehingga gelap mata dan langsung membunuh korban menggunakan sebilah pisau cap Garpu ketika keduanya sedang bertemu lagi nongkrong dihajatan warga sekitar," jelasnya.
Kapolres OKU Selatan, AKBP Ahmad Pardomuan, mengimbau bagi keluarga besar korban untuk tidak sampai melakukan aksi balas dendam ke pihak keluarga pelaku dan meminta menyerahkan sepenuhnya penyelidikan ke aparat Kepolisian.
"Tersangka sekarang kami tahan di Mapolres. Kini tersangka sedang menjadi pemeriksaan secara intensif. Guna mempertanggungjawabkan semua perbuatan tersangka, sesuai dengan hukum dan peraturan berlaku," pungkasnya.
Ketika itu korban dan pelaku yang merupakan warga satu desa ini bertemu di lokasi pesta hajatan salah satu kandidat pilkades di desanya, Minggu dinihari (16/4/2017) sekitar pukul 02.00 WIB.
Informasi dihimpun KORAN SINDO di lapangan, sebelum korban ditikam pelaku menggunakan pisau merk garpu di bagian perut bawah, sempat terjadi cekcok antar keduanya membuat pelaku gelap mata langsung menghabisi korban.
Ketika mendapat serangan pelaku, korban awalnya sempat mengelak dan menjauhi pelaku, namun lantaran kondisi gelap sehingga pelaku sempat menusukan pisau yang sebelumnya sudah disiapkan dipinggang kanannya.
Usai mendapat serangan pelaku, korban seketika langsung terkapar di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan bersimbah darah.
Melihat korban sudah tidak berdaya warga sekitar langsung berusaha menolong untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaradua. Namun selang 30 menit dirawat korban meninggal dunia karena kehabisan darah.
Kasat Reskrim Polres OKU Selatan AKP Ujang Abdul Aziz mengakui, pihaknya menerima laporan dari keluarga korban terkait perkelahian siswa SMA berujung dengan penganiayaan sehingga salah satunya meninggal dunia terkena tikaman senjata tajam.
"Kita sudah memeriksa saksi-saksi dan menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi kejadian, untuk mengetahui motif pembunuhan dilakukan pelaku terhadap korban," kata Ujang.
Ujang menyatakan, kepolisian sendiri menurunkan belasan personel guna pengamanan, telah berhasil mengamankan pelaku beserta barang bukti (BB), dua jam setelah pembunuhan di kediaman orang tuanya di Desa Belambangan, Buay Runjung.
"Selain mengamankan tersangka pihak kepolisian berhasil Barang Bukti (BB) berupa sebilah pisau cap garpu bergagang kayu sepanjang panjang 30 centimeter bersarung kertas, satu helai baju kaos lengan pendek warna orange bertuliskan NEW C59 dan sebuah celana panjang jeans warna biru milik korban yang berlumuran darah," tambah Ujang.
Dia menyatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan awal terhadap pelaku pembunuhan, korban diduga dibunuh lantaran sering mengejek pelaku yang kemudian langsung disebarkan kepada teman-teman sekolah dan setongkrongan dengan pelaku.
"Pelaku diduga sakit hati sehingga gelap mata dan langsung membunuh korban menggunakan sebilah pisau cap Garpu ketika keduanya sedang bertemu lagi nongkrong dihajatan warga sekitar," jelasnya.
Kapolres OKU Selatan, AKBP Ahmad Pardomuan, mengimbau bagi keluarga besar korban untuk tidak sampai melakukan aksi balas dendam ke pihak keluarga pelaku dan meminta menyerahkan sepenuhnya penyelidikan ke aparat Kepolisian.
"Tersangka sekarang kami tahan di Mapolres. Kini tersangka sedang menjadi pemeriksaan secara intensif. Guna mempertanggungjawabkan semua perbuatan tersangka, sesuai dengan hukum dan peraturan berlaku," pungkasnya.
(sms)