Istana Gebang, Rumah Masa Kecil Bung Karno di Blitar yang Penuh Kenangan
A
A
A
Kota Blitar memang identik dengan Bung Karno. Ketika tiba di kota ini akhir pekan lalu, aura Presiden Pertama Republik Indonesia ini, begitu terasa. Sesampai di Stasiun Blitar, penumpang yang tiba bisa melihat poster Presiden Soekarno berukuran besar memenuhi ruang tunggu stasiun.
Sejak stasiun ini direnovasi terakhir pada 2013-2014, di sekeliling dinding ruang tunggu dalam depan loket stasiun, terpasang poster foto-foto berukuran besar Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno disertai sekelumit kisah teladannya. Tujuannya, untuk mengajak masyarakat mengenang jasa kepahlawanan serta meneladani sifat dan sikapnya. Sekaligus mengingatkan bahwa di Kota Blitar inilah, Sang Proklamator Republik Indonesia dimakamkan.
Kota Blitar yang memiliki luas sekitar 32,58 Km persegi, memang termasuk salah satu kota kecil di Provinsi Jawa Timur. Namun, di kota kecil ini tersimpan banyak sejarah tentang perjuangan bangsa Indonesia dan kenangan sejumlah tokoh-tokoh besar. Salah satunya, adalah kenangan tentang sosok Bung Karno.
Ada dua tempat yang paling pas untuk dikunjungi untuk mengenang sosok Bung Karno di Blitar, yaitu Istana Gebang dan Kompleks Makam Bung Karno yang dilengkapi dengan Perpustakaan dan Museum Bung Karno. Jangan pernah membayangkan Istana Gebang merupakan bangunan mewah layaknya istana-istana raja. Istana Gebang sebenarnya hanya nama untuk rumah Presiden Soekarno di Jalan Sultan Agung, Blitar.
Bangunan yang berdiri di areal seluas 1.700 meter persegi ini dahulu menjadi kediaman orangtua sekaligus rumah masa kecil Bung Karno. Dekat lokasi tersebut ada juga Halte (stasiun kecil) Gebang yang sudah tidak berfungsi, meskipun bangunannya masih ada.
Rumah yang terletak di Kelurahan Bendo Gerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, pada awalnya masih dimiliki oleh ahli waris atau kerabat Bung karno. Setelah Pemerintah Kota Blitar dan Jawa Timur membeli serta mengambil alih kepemilikan Istana Gebang dari ahli waris Soekarmini Wardoyo, maka keberadaan Istana Gebang menjadi terbuka untuk umum.
Pengunjung yang datang, baik perorangan maupun rombongan, hanya perlu mengisi daftar tamu dan telah disiapkan pemandu untuk membantu menjelaskan berbagai hal tentang Istana Gebang. Bangunan utama yang luasnya sekitar 400 meter persegi memiliki enam ruang utama yang besar.
Ruangan tersebut terdiri dari ruang tamu, kamar tidur tamu pria, kamar tidur tamu wanita, kamar tidur masa muda Bung Karno, ruang keluarga, dan kamar tidur utama yang pernah digunakan Bung Karno ketika menjabat sebagai presiden. Kamar tidur pribadi Bung Karno saat menjadi presiden dilengkapi kamar mandi di dalamnya.
Setiap ruangan menyimpan perabotan dan peralatan yang masih asli, sama ketika dahulu digunakan Bung karno.Di antaranya meja dan kursi tamu yang terbuat dari kayu jati, ranjang tidur besi, dan meja makan keluarga. Ada juga benda-benda memorabilia milik bung Karno pribadi, seperti koper, tongkat, radio, pemutar piringan hitam, meja kerja beserta mesin ketiknya, dan mobil sedan Mercedes tipe 10.
Mobil ini sudah tidak bisa dipakai lagi, namun keberadaannya tetap dirawat. Sedan ini dahulu digunakan untuk menjemput Presiden Soekarno dari Pangkalan Udara Abdurahman Saleh di Malang saat berkunjung ke rumah orangtuanya di Bitar. Mobil berpelat nomor AG 390 N ini juga biasa digunakan Bung Karno untuk beraktivitas selama berada di Blitar.
Di belakang bangunan utama, ada bangunan yang lebih kecil digunakan untuk ruang makan tamu, kamar para abdi dalem, dapur, dan kamar mandi. Di sini masih ada meja makan yang menjadi saksi pertemuan antara Bung Karno dan Supriyadi, pemimpin tentara Pembela Tanah Air yang melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang.
Masih ada sumur tua yang digunakan sejak masa Bung Karno kecil dan masih mengeluarkan air yang jernih. Bahkan kamar mandi yang digunakan Bung Karno saat kecil masih dipertahankan. Kadang ada pengunjung yang menyempatkan mandi atau sekadar cuci muka. Pengunjung juga bisa berwudhu dan salat di musala yang disediakan.
Di samping bangunan utama, terdapat bangunan besar yang dijadikan sebagai gedung kesenian. Tempat ini digunakan untuk menggelar berbagai acara kesenian, seperti wayang kulit. Biasanya berbagai acara kesenian digelar bertepatan dengan peringatan Haul Bung Karno.
Di Istana Gebang, pengunjung bisa melihat berbagai lukisan sosok Bung Karno dan foto-foto kenangan beliau saat masih kecil. Ada juga foto keluarga beliau, termasuk foto Bung Karno bersama keluarganya yang menambah kental kenangan terhadap sang Proklamator sebagai sosok yang humanis.
Sejak stasiun ini direnovasi terakhir pada 2013-2014, di sekeliling dinding ruang tunggu dalam depan loket stasiun, terpasang poster foto-foto berukuran besar Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno disertai sekelumit kisah teladannya. Tujuannya, untuk mengajak masyarakat mengenang jasa kepahlawanan serta meneladani sifat dan sikapnya. Sekaligus mengingatkan bahwa di Kota Blitar inilah, Sang Proklamator Republik Indonesia dimakamkan.
Kota Blitar yang memiliki luas sekitar 32,58 Km persegi, memang termasuk salah satu kota kecil di Provinsi Jawa Timur. Namun, di kota kecil ini tersimpan banyak sejarah tentang perjuangan bangsa Indonesia dan kenangan sejumlah tokoh-tokoh besar. Salah satunya, adalah kenangan tentang sosok Bung Karno.
Ada dua tempat yang paling pas untuk dikunjungi untuk mengenang sosok Bung Karno di Blitar, yaitu Istana Gebang dan Kompleks Makam Bung Karno yang dilengkapi dengan Perpustakaan dan Museum Bung Karno. Jangan pernah membayangkan Istana Gebang merupakan bangunan mewah layaknya istana-istana raja. Istana Gebang sebenarnya hanya nama untuk rumah Presiden Soekarno di Jalan Sultan Agung, Blitar.
Bangunan yang berdiri di areal seluas 1.700 meter persegi ini dahulu menjadi kediaman orangtua sekaligus rumah masa kecil Bung Karno. Dekat lokasi tersebut ada juga Halte (stasiun kecil) Gebang yang sudah tidak berfungsi, meskipun bangunannya masih ada.
Rumah yang terletak di Kelurahan Bendo Gerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, pada awalnya masih dimiliki oleh ahli waris atau kerabat Bung karno. Setelah Pemerintah Kota Blitar dan Jawa Timur membeli serta mengambil alih kepemilikan Istana Gebang dari ahli waris Soekarmini Wardoyo, maka keberadaan Istana Gebang menjadi terbuka untuk umum.
Pengunjung yang datang, baik perorangan maupun rombongan, hanya perlu mengisi daftar tamu dan telah disiapkan pemandu untuk membantu menjelaskan berbagai hal tentang Istana Gebang. Bangunan utama yang luasnya sekitar 400 meter persegi memiliki enam ruang utama yang besar.
Ruangan tersebut terdiri dari ruang tamu, kamar tidur tamu pria, kamar tidur tamu wanita, kamar tidur masa muda Bung Karno, ruang keluarga, dan kamar tidur utama yang pernah digunakan Bung Karno ketika menjabat sebagai presiden. Kamar tidur pribadi Bung Karno saat menjadi presiden dilengkapi kamar mandi di dalamnya.
Setiap ruangan menyimpan perabotan dan peralatan yang masih asli, sama ketika dahulu digunakan Bung karno.Di antaranya meja dan kursi tamu yang terbuat dari kayu jati, ranjang tidur besi, dan meja makan keluarga. Ada juga benda-benda memorabilia milik bung Karno pribadi, seperti koper, tongkat, radio, pemutar piringan hitam, meja kerja beserta mesin ketiknya, dan mobil sedan Mercedes tipe 10.
Mobil ini sudah tidak bisa dipakai lagi, namun keberadaannya tetap dirawat. Sedan ini dahulu digunakan untuk menjemput Presiden Soekarno dari Pangkalan Udara Abdurahman Saleh di Malang saat berkunjung ke rumah orangtuanya di Bitar. Mobil berpelat nomor AG 390 N ini juga biasa digunakan Bung Karno untuk beraktivitas selama berada di Blitar.
Di belakang bangunan utama, ada bangunan yang lebih kecil digunakan untuk ruang makan tamu, kamar para abdi dalem, dapur, dan kamar mandi. Di sini masih ada meja makan yang menjadi saksi pertemuan antara Bung Karno dan Supriyadi, pemimpin tentara Pembela Tanah Air yang melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang.
Masih ada sumur tua yang digunakan sejak masa Bung Karno kecil dan masih mengeluarkan air yang jernih. Bahkan kamar mandi yang digunakan Bung Karno saat kecil masih dipertahankan. Kadang ada pengunjung yang menyempatkan mandi atau sekadar cuci muka. Pengunjung juga bisa berwudhu dan salat di musala yang disediakan.
Di samping bangunan utama, terdapat bangunan besar yang dijadikan sebagai gedung kesenian. Tempat ini digunakan untuk menggelar berbagai acara kesenian, seperti wayang kulit. Biasanya berbagai acara kesenian digelar bertepatan dengan peringatan Haul Bung Karno.
Di Istana Gebang, pengunjung bisa melihat berbagai lukisan sosok Bung Karno dan foto-foto kenangan beliau saat masih kecil. Ada juga foto keluarga beliau, termasuk foto Bung Karno bersama keluarganya yang menambah kental kenangan terhadap sang Proklamator sebagai sosok yang humanis.
(wib)