Sebarkan Pesan Positif di Dunia Maya, Kominfo Gandeng Kalangan Remaja
A
A
A
BANTUL - Dunia maya, salah satunya media sosial, dinilai tengah dibanjiri konten-konten informasi bersifat negatif tanpa memperhatikan aspek kebenaran. Menyikapi situasi itu, Direktorat Pengolahan dan Penyediaan Informasi, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) menggandeng kalangan remaja sebagai pelaku yang dinilai dekat dengan dunia maya untuk menyebarluaskan konten informasi yang positif.
Untuk merealisasikan, Direktorat Pengolahan dan Penyedia Informasi bekerjasama dengan SINDO Weekly dan London School of Public Relation (LSPR) Jakarta menyelenggarakan kegiatan workshop Gen Posting (generasi positive thinking) di beberapa kota di Indonesia.
Menyusul kegiatan yang telah diadakan di Universitas Pasundan, Bandung, Kamis (13/4/2017) pagi, kegiatan yang sama digelar di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Para peserta, merupakan mahasiswa dari jurusan desain komunikasi visual (DKV).
Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika Siti Meiningsih mengatakan, sesuai branding gen posting, pihaknya mengajak generasi muda untuk menciptakan dan menyebarluaskan informasi yang mengedukasi dan mengajak elemen masyarakat untuk memproduksi dan menyebarkan pesan positif. Menurut dia konten-konten yang menyebarkan ujaran kebencian, memecah belah persatuan dan kesatuan saat ini menjadi tantangan yang dihadapi di dunia maya.
"Kita harapkan workshop ini dapat memberi energi yang positif," katanya, ditemui di sela acara workshop yang diadakan di Gedung Sasana Adijaya Kampus ISI Yogyakarta.
Disebutkan, dunia maya saat ini tengah banjir informasi. Namun, terdapat kecenderungan orang menyebarkan informasi di dunia maya lebih mengutamakan kecepatan dan mengabaikan kualitas atau kebenaran dari informasi itu.
Kondisi itu harus dibenahi, dengan mengisi ruang publik di dunia maya dengan konten positif. Hanya saja untuk memproduksi informasi yang mencerahkan, mendidik dan meningkatkan rasa cinta tanah air itu tak bisa dilakukan pemerintah sendiri.
"Karena itu kita mencoba bekerjasama dengan stagholder sekitar, dan karena dunia maya dekat dengan anak-anak muda maka kita rekrut mereka, kita ajak kerjasama untuk memproduksi konten-konten positif," ungkapnya.
Kepala Sub Direktorat Penyediaan Informasi di Direktorat pengolahan dan penyediaan informasi Gunarjo menambahkan, gen posting menjadi wadah bagi generasi muda untuk memproduksi dan share konten-konten yang bersifat positif.
Adapun bentuk yang menjadi inisiasi komik maupun animasi. Hal itu dengan pertimbangan, informasi yang bersifat positif itu bilamana disampaikan dalam konsep formal orang akan merasa jenuh.
"Tetapi ketika melihat komik ada daya tariknya sendiri, tujuan konten itu dapat mendidik, menghibur dan informasi," ucapnya.
Kegiatan workshop itu diadakan di kampus dengan sasaran mahasiswa jurusan DKV karena yang disasar untuk bekerjasama yakni mereka yang memiliki kemampuan untuk menciptakan info grafis dan motion grafis.
Mahasiswa DKV itu dinilai mereka telah memiliki keterampilan menggambar dan menuangkan ide dalam bentuk visual baik yang stylis, diam maupun bergerak. Setelah di Kampus ISI Yogyakarta, selanjutnya kegiatan workshop diadakan di Universitas Hudayana Bali, baru kemudian terakhir di Jakarta.
Di setiap kegiatan workshop, peserta dilatih dari narasumber yang berkompeten, baik kartunis maupun praktisi animasi.
Peserta kemudian diberi waktu selama 1-2 bulan untuk membuat karya yang baik untuk dikirimkan ke Kominfo untuk perlombaan.
Karya yang diikutkan dalam perlombaan itu, ditegaskan Gunarjo, disyaratkan untuk dishare ke media sosial. Komentar dari netizen, nantinya bakal menjadi salah satu pertimbangan penilaian.
Untuk merealisasikan, Direktorat Pengolahan dan Penyedia Informasi bekerjasama dengan SINDO Weekly dan London School of Public Relation (LSPR) Jakarta menyelenggarakan kegiatan workshop Gen Posting (generasi positive thinking) di beberapa kota di Indonesia.
Menyusul kegiatan yang telah diadakan di Universitas Pasundan, Bandung, Kamis (13/4/2017) pagi, kegiatan yang sama digelar di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Para peserta, merupakan mahasiswa dari jurusan desain komunikasi visual (DKV).
Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Komunikasi dan Informatika Siti Meiningsih mengatakan, sesuai branding gen posting, pihaknya mengajak generasi muda untuk menciptakan dan menyebarluaskan informasi yang mengedukasi dan mengajak elemen masyarakat untuk memproduksi dan menyebarkan pesan positif. Menurut dia konten-konten yang menyebarkan ujaran kebencian, memecah belah persatuan dan kesatuan saat ini menjadi tantangan yang dihadapi di dunia maya.
"Kita harapkan workshop ini dapat memberi energi yang positif," katanya, ditemui di sela acara workshop yang diadakan di Gedung Sasana Adijaya Kampus ISI Yogyakarta.
Disebutkan, dunia maya saat ini tengah banjir informasi. Namun, terdapat kecenderungan orang menyebarkan informasi di dunia maya lebih mengutamakan kecepatan dan mengabaikan kualitas atau kebenaran dari informasi itu.
Kondisi itu harus dibenahi, dengan mengisi ruang publik di dunia maya dengan konten positif. Hanya saja untuk memproduksi informasi yang mencerahkan, mendidik dan meningkatkan rasa cinta tanah air itu tak bisa dilakukan pemerintah sendiri.
"Karena itu kita mencoba bekerjasama dengan stagholder sekitar, dan karena dunia maya dekat dengan anak-anak muda maka kita rekrut mereka, kita ajak kerjasama untuk memproduksi konten-konten positif," ungkapnya.
Kepala Sub Direktorat Penyediaan Informasi di Direktorat pengolahan dan penyediaan informasi Gunarjo menambahkan, gen posting menjadi wadah bagi generasi muda untuk memproduksi dan share konten-konten yang bersifat positif.
Adapun bentuk yang menjadi inisiasi komik maupun animasi. Hal itu dengan pertimbangan, informasi yang bersifat positif itu bilamana disampaikan dalam konsep formal orang akan merasa jenuh.
"Tetapi ketika melihat komik ada daya tariknya sendiri, tujuan konten itu dapat mendidik, menghibur dan informasi," ucapnya.
Kegiatan workshop itu diadakan di kampus dengan sasaran mahasiswa jurusan DKV karena yang disasar untuk bekerjasama yakni mereka yang memiliki kemampuan untuk menciptakan info grafis dan motion grafis.
Mahasiswa DKV itu dinilai mereka telah memiliki keterampilan menggambar dan menuangkan ide dalam bentuk visual baik yang stylis, diam maupun bergerak. Setelah di Kampus ISI Yogyakarta, selanjutnya kegiatan workshop diadakan di Universitas Hudayana Bali, baru kemudian terakhir di Jakarta.
Di setiap kegiatan workshop, peserta dilatih dari narasumber yang berkompeten, baik kartunis maupun praktisi animasi.
Peserta kemudian diberi waktu selama 1-2 bulan untuk membuat karya yang baik untuk dikirimkan ke Kominfo untuk perlombaan.
Karya yang diikutkan dalam perlombaan itu, ditegaskan Gunarjo, disyaratkan untuk dishare ke media sosial. Komentar dari netizen, nantinya bakal menjadi salah satu pertimbangan penilaian.
(sms)