Siswi SMK Minum Racun Setelah Diintimidasi Guru, Mahasiswa Minta DPRD Bertindak
A
A
A
PADANG SIDEMPUAN - Kasus meninggalnya Amelya Nasution, siswi SMK Negeri 3 Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara, setelah minum racun rumput diduga akibat diintimidasi guru di sekolah itu jadi perhatian sejumlah mahasiswa. Mereka pun mendatangi Gedung DPRD Padang Sidempuan, Kamis (13/4/2017), menuntut wakil rakyat bertindak.
Pantauan KORAN SINDO MEDAN, Kamis (13/4/2017), aksi saling dorong dan pukul antara pihak kepolisian dan mahasiswa yang mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Padang Sidempuan, tidak bisa dielakkan ketika puluhan mahasiswa memaksa masuk ke Gedung DPRD Padang Sidempuan, Jalan Merdeka, Kecamatan Padang Sidempuan Utara, Kota Padang Sidempuan.
Petugas kepolisian terpaksa melarang mahasiswa yang sudah marah karena tidak ada anggota DPRD setempat yang mau menjumpai mereka. Akibat aksi tersebut, pagar Gedung DPRD Kota Padang Sidempuan rusak karena amukan massa.
Massa akhirnya bisa dikendalikan setelah petinggi kepolisian seperti Wakapolres Kota Padang Sidempuan Kompol JW Sijabat dan sejumlah pegawai sekretariat DPRD seperti Azkari, datang menjumpai para pengunjuk rasa.
Ketua PMII Kota Padang Sidempuan-Tapanuli Selatan, Dedi Suhendra mengatakan, aksi unjuk rasa tersebut sebagai bentuk perlawanan mahasiswa terhadap oknum-oknum guru yang sudah melakukan intimidasi, sehingga salah seorang siswa nekat bunuh diri dengan cara minum racun rumput.
"Kami datang ke gedung DPRD ini hanya untuk meminta agar anggota DPRD segera bertindak, meski kewenangan sekolah tersebut sudah diambil oleh Provinsi Sumatera Utara," ujarnya kepada KORAN SINDO MEDAN.
Diberitakan sebelumnya, setelah menjalani perawatan selama sembilan hari di RSUD Padang Sidempuan, Amelya Nasution (19), siswa SMK Negeri 3 Kota Padang Sidempuan yang minum racun rumput karena diduga diintimidasi gurunya, mengembuskan napas terakhir pada Senin (10/4/2017). (Baca Juga: Siswa yang Minum Racun Akibat Intimidasi Guru, Meninggal Setelah Dirawat Sembilan Hari(zik)
Pantauan KORAN SINDO MEDAN, Kamis (13/4/2017), aksi saling dorong dan pukul antara pihak kepolisian dan mahasiswa yang mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Padang Sidempuan, tidak bisa dielakkan ketika puluhan mahasiswa memaksa masuk ke Gedung DPRD Padang Sidempuan, Jalan Merdeka, Kecamatan Padang Sidempuan Utara, Kota Padang Sidempuan.
Petugas kepolisian terpaksa melarang mahasiswa yang sudah marah karena tidak ada anggota DPRD setempat yang mau menjumpai mereka. Akibat aksi tersebut, pagar Gedung DPRD Kota Padang Sidempuan rusak karena amukan massa.
Massa akhirnya bisa dikendalikan setelah petinggi kepolisian seperti Wakapolres Kota Padang Sidempuan Kompol JW Sijabat dan sejumlah pegawai sekretariat DPRD seperti Azkari, datang menjumpai para pengunjuk rasa.
Ketua PMII Kota Padang Sidempuan-Tapanuli Selatan, Dedi Suhendra mengatakan, aksi unjuk rasa tersebut sebagai bentuk perlawanan mahasiswa terhadap oknum-oknum guru yang sudah melakukan intimidasi, sehingga salah seorang siswa nekat bunuh diri dengan cara minum racun rumput.
"Kami datang ke gedung DPRD ini hanya untuk meminta agar anggota DPRD segera bertindak, meski kewenangan sekolah tersebut sudah diambil oleh Provinsi Sumatera Utara," ujarnya kepada KORAN SINDO MEDAN.
Diberitakan sebelumnya, setelah menjalani perawatan selama sembilan hari di RSUD Padang Sidempuan, Amelya Nasution (19), siswa SMK Negeri 3 Kota Padang Sidempuan yang minum racun rumput karena diduga diintimidasi gurunya, mengembuskan napas terakhir pada Senin (10/4/2017). (Baca Juga: Siswa yang Minum Racun Akibat Intimidasi Guru, Meninggal Setelah Dirawat Sembilan Hari(zik)