Ketua DPRD Dorong Nama Ciamis Kembali Menjadi Galuh

Kamis, 23 Maret 2017 - 14:33 WIB
Ketua DPRD Dorong Nama Ciamis Kembali Menjadi Galuh
Ketua DPRD Dorong Nama Ciamis Kembali Menjadi Galuh
A A A
CIAMIS - Ketua DPRD Ciamis Nanang Permana menyetujui dan sependapat bila nama Ciamis kembali menjadi Kabupaten Galuh. Seiring dengan semakin santernya keinginan masyarakat terutama dari kabuyutan-kabuyutan di Tatar Galuh saat ini, yang Ingin pengembalian nama tersebut.

"Sebetulnya keinginan perpindahan nama Ciamis kembali jadi Galuh itu sudah ada sejak tahun 2004. Sebagai bukti di DPRD Ciamis dan satu fraksi gabungan dari tiga Partai yang menggunakan nama menjadi Fraksi Galuh," ujarnya saat menghadiri Mieling Ngadegna Galuh kalau 1405 tahun, 23 Maret 612 sampai 23 Maret 2017 yang diprakarsai Galuh Sadulur Sunda Saamparan di Joglo Gedong Pusaka Kanjeng Prabu , Selagangga Kamis (23/3/2017).

Menurut dia, sejak saat itu DPRD Ciamis sewaktu dipimpin oleh Jeje Wiradinata mulai berjuang agar nama Galuh menjadi nama Kabupaten ini. Namun untuk perjuangan tersebut memerlukan momentum tepat. Di tahun 2012 sebetulnya ada momentum yang pas agar Ciamis kembali jadi Galuh, dimana adanya Pemekaran Pangandaran berpisah dari Ciamis. Dimana lahirnya undang-undang tentang DOB Pangandaran.

"Namun sepertinya lupa tentang pengembalian nama itu, padahal momen itu sangat tepat. Karena dalam undang-undang DOB bisa disisipkan nama kabupaten induk berubah nama kembali jadi Kabupaten Galuh," jelasnya.

Meski hilangnya momen tersebut, Nanang meminta jangan berkecil hati. Karena pada dasarnya bisa menciptakan momentum lainnya dengan cara meminta langsung kepada pemerintah pusat.

"Pengembalian nama ini harus diperjuangkan secara formal, karena akan mengubah undang-undang, paling tidak undang-undang nomor 14 tahun 53 tentang nama Kabupaten/Kota di Jawa Barat," ungkapnya.

Alasan pentingnya kembali menjadi nama Galuh, menurut Nanang secara filosofi nama Galuh lebih memiliki makna dibanding dengan nama Ciamis yang tidak memiliki makna dan sejarah. Paling tidak masyarakat yang merupakan bagian dari Galuh lebih bisa menjaga pribadinya terutama menjauhi keserakahan.

"Menurut saya Setiap nama memiliki makna dan makna itu harus menjadi roh kehidupan, seperti halnya nama Galuh. Dibandingkan nama Ciamis yang tidak ada maknanya karena dalam bahasa amis itu berarti anyir," jelasnya.

Sekalipun nama Galuh tidak bisa kembali menjadi nama Kabupaten, kemungkinan di wilayah Priangan Timur ini yang merupakan bagian dari Sejarah Kerajaan Galuh bisa jadi memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat dan menjadikan Provinsi Galuh.

Sementara itu, Juru Bicara Galuh Sadulur Sunda Saamparan R Hanif Radinal menuturkan Mieling Ngadegna Galuh atau memperingati berdirinya Galuh ke 1405 ini baru pertama kali dilakukan sejak sekian lama. Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan warga tatar Galuh dari seluruh Kabuyutan yang ada di Kabupaten Ciamis.

"23 Maret ini bertepatan dengan hari jadi Galuh. Dimana tahun 612 Masehi Wretikandayun mendirikan Kerajaan Galuh, kami menyelenggarakan Milangkala ini pertama kali dilaksanakan," ujarnya.

Tujuan dari diselenggarakannya Milangkala ini untuk menumbuhkan dan membangkitkan kembali kegaluhan yang sudah menginjak 1405 tahun.

Galuh bisa menjadi jatidiri bangsa, budaya dan mengenang para Karuhun untuk bangsa dan negara ini. "Kita tidak bisa melupakan sejarah, karena sejarah merupakan jati diri bangsa," katanya.

Dorongan untuk melaksanakan Milangkala ini sudah lama, cuma dengan adanya kebersamaan dan kekeluargaan dari seluruh kabuyutan. Dalam kegiatan ini Mulai dari membacakan sejarah Galuh secara singkat, menampilkan pusaka peninggalan Galuh hingga diakhiri dengan potong tumpeng. Dimeriahkan juga dengan berbagai kesenian-kesenian khas.

Lebih lanjut, terkait dengan keinginan nama Galuh kembali menjadi nama Kabupaten, menurutnya nama Ciamis saat ini tidak memiliki filosofi. Ini juga berpengaruh terhadap psikologis seperti masyarakat Ciamis lebih tertutup, dan sepertinya Ciamis tertinggal dengan daerah lainnya di Jawa Barat.

"Kami dari Dulur Sagaluh Sunda Saamparan berpendapat bahwa bila Ciamis kembali menjadi Galuh jadi titik awal bagi masyarakat tatar Galuh untuk kembali bangkit," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5300 seconds (0.1#10.140)