Nyi Mas Melati, Singa Betina dari Tangerang

Minggu, 19 Maret 2017 - 04:58 WIB
Nyi Mas Melati, Singa...
Nyi Mas Melati, Singa Betina dari Tangerang
A A A
Nyi Mas Melati merupakan salah satu pejuang wanita dari Tangerang yang melawan penjajah Belanda. Dia adalah keturunan Sultan Hassanudin Banten ke-18 yang juga memiliki peran dalam menyebarkan Agama Islam di wilayah Tangerang.

Nyi Mas Melati dikenal gigih melawan para penjajah Belanda, seperti sang ayah, Raden Kabal yang menentang penjajahan Belanda. Nyi Mas Melati memiliki dua anak angkat yakni Suryanata dan Masenah. Mereka ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan.

Perjuangan Nyi Mas Melati tak lepas dari perlawanan Raden Kabal yang sangat membenci Belanda karena membentuk sekelompok “Tuan Tanah” pada 1918. Kawasan Tangerang saat itu dikuasai para Tuan Tanah yang mendapat dukungan dari Belanda sehingga berbagai sendi kehidupan masyarakat dan membuat rakyat menderita.

Sangat sedikit sekali kaum pribumi memiliki tanah pribadi. Hampir semua tanah dikuasai Tuan Tanah. Sebutan tanah dalam tanam paksa disebut tanah partikelir. Pada periode 1921-1930 ada sejumlah tanah partikelir, di antaranya di Distrik Blaradja, seperti Blaradja, Boeniajoe, Tigaraksa, Tjikoeja, Karangserang, Pasilian, Djenggati, Tjakoeng.

Adapun di Distrik Tangerang, di antaranya tjikokol, Panunggangan, Pondok Djagoeng, Paroengkoeda, Batoe Tjeper, dan Tanah Kodja. Sedangkan di Distrik Maoek, antara lain Kramat Pakoeadji, Sepatan, Teloeknaga, Ketapang Maoek, Rawakidang, Kampoeng Malajoe, Pekadjangan, Tegalangoes, Bodjong Renget, dan Ketos.

Rakyat Tangerang yang tak tahan lagi atas berbagai perlakuan para tuan tanah pun mulai mengelorakan api pemberontakan. Dipimpin oleh Raden Kabal bersama putrinya, Nyi Mas Melati, dan Pangeran Pabuaran Subang rakyat Tangerang bahu membahu melawan para Tuan Tanah yang didukung pasukan kompeni Belanda.

Salah satu pertempuran yang tercatat adalah pertempuran Pabuaran Subang yang dijadikan tempat gugurnya Pangeran Pabuaran dari Subang saat perang dengan Kompeni. Raden Kabal bersama pasukannnya kerap mengadakan penghadangan dan sabotase sarana-sarana penting yang dikuasai Tuan Tanah maupun Belanda di berbagai wilayah di kawasan Tangerang.

Sosok Nyi Mas Melati sangat disegani penjajah Belanda karena memiliki ketangguhan dalam ilmu bela diri. Salah satunya dikisahkan dalam legenda turun-temurun oleh orang Betawi Tangerang, yakni gelegar teriakan yang keluar dari mulut Nyi Mas Melati saat menyemangati pasukan yang dipimpinnya.

Saat bentrok terjadi di daerah perbatasan Balaraja, sambil mengacungkan keris, Nyi Mas Melati berteriak lantang “Serang…!” Teriakannya yang membahana membuat pasukan Belanda langsung ciut nyalinya.
Suara Nyi Mas Melati yang menggelegar merontokkan semangat pasukan lawan.

Bahkan diceritakan burung-burung yang mendengar teriakannya beterbangan karena gaungannya. Berbagai perlawanan yang dilakukan oleh Nyimas Melati pula langsung membuat Nyimas Melati dijuluki Singa Betina.

Perlawanan yang dilakukan oleh Nyimas Melati menimbulkan kerugian besar para tuan tanah yang didukung oleh Belanda. Begitu menakutkannya ketangguhan Nyi Mas Melati, diceritakan saat gugur bagian-bagian badannya dipotong terus dimakamkan secara terpisah di beberapa tempat.

Menurut catatan, konon Nyi Mas Melati dimakamkan di Desa Bunar Kecamatan Sukamulya, Balaraja, Kabupaten Tangerang. Namun sumber lain menyebutkan Makam Kramat Nyi Mas Melati berada di Pulau Panjang, Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu.

Tak hanya di Balaraja Tangerang, kepopuleran Nyi Mas Melati juga terdengar hingga kawasan Danau Situ Gintung Ciputat yang dibangun oleh Belanda pada 1933. Konon, Belanda mengubur sebagian jasad Nyi Mas Melati di kawasan itu.

Untuk menghormati perjuangan Nyi Mas Melati, Pemerintah Kota Tangerang mengabadikan namanya. Di antaranya pada Gedung Wanita Nyi Mas Melati di kawasan Jalan Daan Mogot Kota Tangerang dan menjadi nama sebuah jalan yaitu Jalan Nyi Mas Melati di Kota Tangerang.

Diolah dari Berbagai Sumber:
jakartakita.com
merahputih.com
Katakota.com
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1518 seconds (0.1#10.140)