Diduga Lecehkan Tahanan Wanita, Kalapas Bukittinggi Diperiksa Kanwil Kemenkumham Sumbar
A
A
A
BUKITTINGGI - Pihak Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Sumatera Barat mendatangi Lapas Bukittinggi, Kamis (23/2/2017) malam guna melakukan penyelidikan internal terkait dugaan pelecehan seksual oleh kalapas terhadap salah seorang tahanan wanita. Kalapas beserta sejumlah saksi diperiksa. Korban yang diduga dilecehkan pun dimintai keterangan.
Kepala Bidang Keamanan, Kesehatan, dan Perawatan Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumatera Barat Eria Gulman saat mendatangi Lapas Bukittinggi mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap Lisabetha Hardiarto, kalapas setempat. Dari hasil pemeriksaan sementara, kalapas diperintahkan untuk menghadap ke Kakanwil Kemenkumham Sumbar di Padang.
Sementara itu, sejumlah saksi dan korban yang diduga mengalami pelecehan seksual juga diperiksa dan diklarifikasi.
"Alhamdulillah semua di dalam sudah kondusif dan aman, mereka semua sudah tidur. Terhadap kalapas prosesnya nanti terserah kakanwil. Tadi atas perintah kakanwil, kalapas disuruh menghadap kakanwil. Saat ini kita sudah melakukan penyelidikan internal, sudah periksa kalapas yang bersangkutan dan saksi-saksi. Korban Vani sendiri juga sudah kita klarifikasi dan nanti hasilnya belum bisa kita sampaikan," jelas Eria.
Diberitakan sebelumnya, kasus dugaan pelecehan seksual oleh kalapas terhadap tahanan wanita ini terungkap saat korban bernama Vani (18) tiba-tiba menangis seusai keluar dari ruangan kalapas, Kamis siang kemarin.
Saat ditanyai teman sekamarnya, Vani mengaku kembali mengalami pelecehan seks oleh kalapas. Saat kejadian, Vani sedang mencuci piring dan gelas di toilet di dekat ruang kalapas. Saat dia jongkok, kalapas tiba-tiba meremas dadanya dari belakang. Kaget dan tidak terima, Vani langsung berteriak dan lari ke sel tahanannya.
Para napi lain yang mendengar penuturan Vani langsung mengamuk dan memicu kericuhan. Beruntung kerusuhan tidak meluas dan berhasil diredam oleh para sipir lapas.
Kalapas Bukittinggi Lisabetha Hardiarto mengatakan, untuk mengamankan suasana kericuhan yang terjadi, dia tidak mau membantah tuduhan pelecehan yang diarahkan kepadanya. Dia menjelaskan tidak meminta secara khusus kepada Vani untuk membantunya membersihkan piring dan gelas kotor di ruangannya.
"Namun, Vani datang ke ruangan dan saya suruh ke toilet untuk bersih-bersih piring dan gelas. Saat itu Vani mungkin tersentuh oleh saya dan dia tidak diterima. Saya sudah dilaporkan ke polisi dan menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum untuk menyatakan apakah perbuatan saya salah atau tidak," pungkasnya.
Kepala Bidang Keamanan, Kesehatan, dan Perawatan Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumatera Barat Eria Gulman saat mendatangi Lapas Bukittinggi mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap Lisabetha Hardiarto, kalapas setempat. Dari hasil pemeriksaan sementara, kalapas diperintahkan untuk menghadap ke Kakanwil Kemenkumham Sumbar di Padang.
Sementara itu, sejumlah saksi dan korban yang diduga mengalami pelecehan seksual juga diperiksa dan diklarifikasi.
"Alhamdulillah semua di dalam sudah kondusif dan aman, mereka semua sudah tidur. Terhadap kalapas prosesnya nanti terserah kakanwil. Tadi atas perintah kakanwil, kalapas disuruh menghadap kakanwil. Saat ini kita sudah melakukan penyelidikan internal, sudah periksa kalapas yang bersangkutan dan saksi-saksi. Korban Vani sendiri juga sudah kita klarifikasi dan nanti hasilnya belum bisa kita sampaikan," jelas Eria.
Diberitakan sebelumnya, kasus dugaan pelecehan seksual oleh kalapas terhadap tahanan wanita ini terungkap saat korban bernama Vani (18) tiba-tiba menangis seusai keluar dari ruangan kalapas, Kamis siang kemarin.
Saat ditanyai teman sekamarnya, Vani mengaku kembali mengalami pelecehan seks oleh kalapas. Saat kejadian, Vani sedang mencuci piring dan gelas di toilet di dekat ruang kalapas. Saat dia jongkok, kalapas tiba-tiba meremas dadanya dari belakang. Kaget dan tidak terima, Vani langsung berteriak dan lari ke sel tahanannya.
Para napi lain yang mendengar penuturan Vani langsung mengamuk dan memicu kericuhan. Beruntung kerusuhan tidak meluas dan berhasil diredam oleh para sipir lapas.
Kalapas Bukittinggi Lisabetha Hardiarto mengatakan, untuk mengamankan suasana kericuhan yang terjadi, dia tidak mau membantah tuduhan pelecehan yang diarahkan kepadanya. Dia menjelaskan tidak meminta secara khusus kepada Vani untuk membantunya membersihkan piring dan gelas kotor di ruangannya.
"Namun, Vani datang ke ruangan dan saya suruh ke toilet untuk bersih-bersih piring dan gelas. Saat itu Vani mungkin tersentuh oleh saya dan dia tidak diterima. Saya sudah dilaporkan ke polisi dan menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum untuk menyatakan apakah perbuatan saya salah atau tidak," pungkasnya.
(zik)