JR Saragih Hibahkan Bekas Kantor Bupati ke TNI AD
A
A
A
SIMALUNGUN - Bupati Simalungun JR Saragih menghibahkan sebagian lahan bekas kantor bupati ke TNI AD. Hal ini dilakukan agar bisa lebih memperkuat dan memudahkan koordinasi antarpimpinan lembaga pemerintahan dengan TNI di Simalungun.
"Selama ini hanya sebatas peminjaman saja, tetapi dengan dilakukannya penghibahan kepada TNI AD otomatis pembangunan di Kabupaten Simalungun semakin cepat, koordinasinya pun akan semakin mudah dalam melakukan pengayoman kepada masyarakat," kata JR Saragih saat bersama Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung di Rindam I/Bukit Barisan, Senin (13/2/2017).
JR Saragih memaparkan, bekas kantor bupati Kabupaten Simalungun memiliki luas 23.626 hektare yang berlokasi di Raya. Selain nantinya digunakan oleh Kodim 0207 Simalungun, hibah lahan juga akan diberikan ke lembaga lainnya. Pemkab Simalungun berencana memindahkan kantor pengadilan lebih dekat dengan perkantoran pemerintahan lainnya di Simalungun, agar koordinasi bisa lebih mudah dan dekat.
Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung mengatakan, dengan hadirnya markas baru Kodim 0207, diharapkan semakin menguatkan keamanan di wilayah Simalungun.
"Tentunya kita mengucapkan terima kasih kepada Bupati Simalungun JR Saragih telah menghibahkan bekas kantor bupati untuk menjadi kantor Kodim 0207 Simalungun yang luasnya hampir 3 hektare. Selanjutnya status lahan itu akan diproses administrasinya sesuai ketentuan hukum agar menjadi hak milik negara," ujarnya.
Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung bersama Bupati Simalungun JR Saragih juga mengikuti pelaksanaan penutupan Pendidikan Pertama Bintara TNI AD Tahap 1 Tahun Anggaran 2016. Pendidikan tersebut bertujuan membentuk siswa untuk menjadikan bintara yang memiliki keterampilan dasar. Menjadi bintara, menurutnya, selain harus memiliki ketakwaan kepada Tuhan YME, taat dan loyalitas tinggi, perlu juga keteladanan dalam sikap dan perilaku.
"Di sini, mereka dilakukan pendidikan berupa kemahiran menembak, ilmu taktik dan teknik, ilmu teritorial, ilmu dasar keprajuritan, hingga dasar golongan bintara," kata Lodewyk.
Menjadi bintara adalah titik awal untuk menjadi prajurit. Langkah tersebut bukan hal mudah untuk dilakukan. Sebagai prajurit, selain pintar olah keprajuritan harus juga taat dalam aturan norma militer serta mengayomi masyarakat dengan baik dan benar.
"Selama ini hanya sebatas peminjaman saja, tetapi dengan dilakukannya penghibahan kepada TNI AD otomatis pembangunan di Kabupaten Simalungun semakin cepat, koordinasinya pun akan semakin mudah dalam melakukan pengayoman kepada masyarakat," kata JR Saragih saat bersama Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung di Rindam I/Bukit Barisan, Senin (13/2/2017).
JR Saragih memaparkan, bekas kantor bupati Kabupaten Simalungun memiliki luas 23.626 hektare yang berlokasi di Raya. Selain nantinya digunakan oleh Kodim 0207 Simalungun, hibah lahan juga akan diberikan ke lembaga lainnya. Pemkab Simalungun berencana memindahkan kantor pengadilan lebih dekat dengan perkantoran pemerintahan lainnya di Simalungun, agar koordinasi bisa lebih mudah dan dekat.
Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung mengatakan, dengan hadirnya markas baru Kodim 0207, diharapkan semakin menguatkan keamanan di wilayah Simalungun.
"Tentunya kita mengucapkan terima kasih kepada Bupati Simalungun JR Saragih telah menghibahkan bekas kantor bupati untuk menjadi kantor Kodim 0207 Simalungun yang luasnya hampir 3 hektare. Selanjutnya status lahan itu akan diproses administrasinya sesuai ketentuan hukum agar menjadi hak milik negara," ujarnya.
Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung bersama Bupati Simalungun JR Saragih juga mengikuti pelaksanaan penutupan Pendidikan Pertama Bintara TNI AD Tahap 1 Tahun Anggaran 2016. Pendidikan tersebut bertujuan membentuk siswa untuk menjadikan bintara yang memiliki keterampilan dasar. Menjadi bintara, menurutnya, selain harus memiliki ketakwaan kepada Tuhan YME, taat dan loyalitas tinggi, perlu juga keteladanan dalam sikap dan perilaku.
"Di sini, mereka dilakukan pendidikan berupa kemahiran menembak, ilmu taktik dan teknik, ilmu teritorial, ilmu dasar keprajuritan, hingga dasar golongan bintara," kata Lodewyk.
Menjadi bintara adalah titik awal untuk menjadi prajurit. Langkah tersebut bukan hal mudah untuk dilakukan. Sebagai prajurit, selain pintar olah keprajuritan harus juga taat dalam aturan norma militer serta mengayomi masyarakat dengan baik dan benar.
(zik)