Ini Lokasi Diksar Maut Mapala UII Yogyakarta

Rabu, 25 Januari 2017 - 15:24 WIB
Ini Lokasi Diksar Maut Mapala UII Yogyakarta
Ini Lokasi Diksar Maut Mapala UII Yogyakarta
A A A
KARANGANYAR - Tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta meregang nyawa usai mengikuti pendidikan dasar (Diksar) di Perbukitan Tlogodlingo, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Perbukitan itu letaknya berada di sisi selatan lereng Gunung Lawu dengan ketinggian sekitar 1.700-1.850 meter di atas permukaan laut (MDPL).

Dengan ketinggian itu, vegetasi yang ada di Tlogodlingo adalah jenis tanaman perdu atau semak belukar yang cukup rapat.
Ini Lokasi Diksar Maut Mapala UII Yogyakarta


Beberapa pepohonan besar juga tumbuh subur di lokasi tersebut sehingga membuat sinar matahari tidak bisa menembus langsung ke permukaan tanah. Kondisi itu diperparah dengan adanya kabut yang kerap datang dan pergi tanpa mengenal waktu.

Berada di ketinggian tersebut juga membuat suhu udara Tlogodlingo cukup dingin,yakni sekitar 18 derajat celcius pada siang hari. Saat malam hari suhu akan terus menurun, bahkan saat hujan deras suhu bisa menjadi sangat dingin.

Meski demikian lokasi itu menjadi favorit bagi komunitas pecinta alam untuk melakukan Diksar bagi para anggota baru yang bergabung.

Tidak hanya komunitas pecinta alam, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri juga sering menggelar latihan di lokasi tersebut. Bahkan sejumlah pasukan elit juga rutin menggelar latihan di lokasi itu.

Mudahnya akses, tidak terlalu tingginya bukit dan sumber air melimpah membuat lokasi itu menjadi pilihan favorit untuk menggelar Diksar.

Setiap tahunnya kawasan milik perhutani tersebut setidaknya digunakan oleh 100 kelompok dari berbagai wilayah yang ada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Salah satu komunitas yang menggelar acara Diksar di lokasi itu adalah Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unisi, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogya.
Ini Lokasi Diksar Maut Mapala UII Yogyakarta

Namun acara Diksar yang digelar pada 13 -20 Januari itu berujung petaka. Tiga peserta Diksar yakni Muhammad fadli, Syaits Asyam dan Ilham Nur Fadmi tewas setelah mengikuti acara di lokasi itu. Penyebab tewasnya ketiga mahasiswa itu masih dalam penyelidikan pihak Polres Karanganyar.

Seorang warga sekitar dan juga pemilik base camp, Joko Suratin, mengatakan Diksar yang digelar oleh mahasiswa UII itu tidak terlalu berbeda dengan Diksar yang dilakukan oleh kelompok lain. Para peserta datang pada tanggal 13 Januari dan langsung diajak masuk ke hutan oleh beberapa pembimbing dan senior. Sedangkan puluhan panitia Diksar tinggal di base camp.

Setiap harinya materi yang diajarkan kepada peserta berbeda-beda dan berpindah-pindah lokasi menginap di dalam hutan.

Memasuki hari ketiga, menurutnya ada satu peserta yang kondisinya memburuk, kemudian oleh panitia, peserta itu dibawa ke base camp untuk mendapatkan perawatan, setelah beberapa hari kemudian kondisinya sudah mulai membaik dan Diksar jalan terus.

Pada tanggal 21 Januari, salah seorang mahasiswa atas nama Muhammad Fadli kondisi kesehatannya menurun dan dibawa ke rumah sakit. Namun belum sampai di rumah sakit yang bersangkutan lebih dahulu meninggal dunia.

Saat itu Diksar langsung dihentikan dan sejumlah panitia banyak yang syok dan menangis. Kemudian mereka kembali ke Yogyakarta. beberapa hari kemudian dua peserta Diklat juga meninggal dunia.

Joko Suratin tidak mengetahui apakah yang meninggal dunia itu adalah peserta yang sebelumnya sakit atau bukan.

Dia juga tidak bisa memastikan apakah para peserta mendapatkan kekerasan fisik selama melakukan Diksar. Namun yang jelas, setiap acara Diksar, pendidikan kedisiplinan memang selalu diutamakan.

Menurutnya penyebab kematian para peserta Diksar bisa saja disebabkan karena cuaca buruk yang terjadi di Tlogodlingo beberapa hari terakhir. “Hujan Deras mengguyur selama beberapa hari terakhir dan membuat suhu menurun,” ucapnya.

Sementara itu Ketua Komunitas Anak Gunung Lawu, Rusdiyanto, mengatakan kawasan Tlogodlingo cukup layak untuk digunakan sebagai Diksar komunitas pecinta alam.

Suhu yang ada di sana juga tidak terlalu esktrim dan masih tergolong aman untuk melakukan kegiatan luar ruang. Hanya saja saat hujan deras terus mengguyur, biasanya membuat kondisi fisik menurun dan bisa menyebabkan hal-hal yang tidak dinginkan terjadi. Seperti meninggalnya tiga orang peserta Diksar Mapala UII di lokasi itu.SaveSaveSave
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6446 seconds (0.1#10.140)