Nasib Kardit di Tangan Menteri Siti Nurbaya
A
A
A
BANDUNG - Pertemuan tertutup antara Kebun Binatang Bandung (KBB), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), Yayasan Scorpion Indonesia, serta tim dokter utusan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, rampung digelar pada Sabtu (21/1/2017) sore.
Kepala BBKSDA Sustyo Iriyono mengatakan, pihaknya mencoba membangun komunikasi dengan berbagai pihak terkait untuk membahas Kardit, beruang madu bertubuh kurus. Sebab, selama ini komunikasi yang ada tidak berjalan dengan baik sehingga persoalan Kardit menjadi besar.
Adapun hasil pembahasan dari pertemuan itu secepatnya akan disampaikan ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Sehingga, hari ini tidak ada keputusan apa pun terkait Kardit, termasuk soal kemungkinan sanksi.
"Hari ini tidak bisa memutuskan apa-apa. Jangan ditanyakan (soal keputusan akhir) itu. Karena kita hanya 'penjaga kebun', nanti yang 'punya kebun (Menteri LHK)' yang akan menyampaikan. Nanti ditunggu dengan sabar, nanti Ibu Menteri yang akan menyimpulkan dari kejadian ini," kata Kepala BBKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono.
Namun, secara umum hasil pertemuan itu disepakati agar Kardit, beruang madu lain, serta seluruh satwa di KBB benar-benar sejahtera. Segala kebutuhan satwa harus terpenuhi dengan baik.
"Intinya saya ingin ada perbaikan ke depan dan tidak kehilangan konteks persoalannya, sehingga beruang tidak ada kemajuan, hebohnya ke mana-mana yang sudah kehilangan konteks."
Secara umum, Sustyo juga mengatakan semua pihak sepakat agar ada berbagai perbaikan di KBB. Tidak hanya urusan beruang, beragam fasilitas dan seluruh satwa juga harus diperhatikan.
Sementara terkait Yayasan Scorpion Indonesia yang menyoroti kejadian itu dengan tajam, Sustyo mengatakan hal itu sah-sah saja. Sebab, yayasan itu memiliki fungsi kontrol. Tapi, dia mengakui ada sumbatan komunikasi antara yayasan tersebut dengan pihak terkait.
"Mudah-mudahan hari adalah hari yang cukup berharga (ke depan) sehingga yang namanya sumbatan antara pemerintah, pengelola izin konservasi, PKBSI, dan pemerhati hewan itu bisa berkomunikasi dengan baik," jelas Sustyo.
Kepala BBKSDA Sustyo Iriyono mengatakan, pihaknya mencoba membangun komunikasi dengan berbagai pihak terkait untuk membahas Kardit, beruang madu bertubuh kurus. Sebab, selama ini komunikasi yang ada tidak berjalan dengan baik sehingga persoalan Kardit menjadi besar.
Adapun hasil pembahasan dari pertemuan itu secepatnya akan disampaikan ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Sehingga, hari ini tidak ada keputusan apa pun terkait Kardit, termasuk soal kemungkinan sanksi.
"Hari ini tidak bisa memutuskan apa-apa. Jangan ditanyakan (soal keputusan akhir) itu. Karena kita hanya 'penjaga kebun', nanti yang 'punya kebun (Menteri LHK)' yang akan menyampaikan. Nanti ditunggu dengan sabar, nanti Ibu Menteri yang akan menyimpulkan dari kejadian ini," kata Kepala BBKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono.
Namun, secara umum hasil pertemuan itu disepakati agar Kardit, beruang madu lain, serta seluruh satwa di KBB benar-benar sejahtera. Segala kebutuhan satwa harus terpenuhi dengan baik.
"Intinya saya ingin ada perbaikan ke depan dan tidak kehilangan konteks persoalannya, sehingga beruang tidak ada kemajuan, hebohnya ke mana-mana yang sudah kehilangan konteks."
Secara umum, Sustyo juga mengatakan semua pihak sepakat agar ada berbagai perbaikan di KBB. Tidak hanya urusan beruang, beragam fasilitas dan seluruh satwa juga harus diperhatikan.
Sementara terkait Yayasan Scorpion Indonesia yang menyoroti kejadian itu dengan tajam, Sustyo mengatakan hal itu sah-sah saja. Sebab, yayasan itu memiliki fungsi kontrol. Tapi, dia mengakui ada sumbatan komunikasi antara yayasan tersebut dengan pihak terkait.
"Mudah-mudahan hari adalah hari yang cukup berharga (ke depan) sehingga yang namanya sumbatan antara pemerintah, pengelola izin konservasi, PKBSI, dan pemerhati hewan itu bisa berkomunikasi dengan baik," jelas Sustyo.
(zik)