Sabhara Polresta Yogyakarta Punya Senjata Baru untuk Lumpuhkan Perusuh
A
A
A
YOGYAKARTA - Upaya pelumpuhan pelaku kejahatan atau pengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tidak harus sampai berakibat fatal. Pelumpuhan dapat dilakukan dengan tujuan membuat pingsan agar pelaku nantinya bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Hal tersebutlah yang mendasari penggunaan Pistol Elektrik atau Electric Gun jenis Pazzer oleh Satuan Sabhara Polresta Yogyakarta. Saat ini untuk melengkapi pengamanan patroli, satuan kerja milik Polresta Yogyakarta tersebut telah memiliki tujuh pazzer. “Setiap tim yang melaksanakan patroli nantinya setidaknya ada dua yang membawa electrik gun ini. Ini sudah dimulai akhir Desember lalu,” jelas Kasat Sabhara Polresta Yogyakarta Kompol Paino.
Dari sisi penggunaan, electric gun memiliki tiga output yakni kejut listrik secara langsung dan dua jenis magazine yakni serbuk merica dan jarum.
Untuk kejut listrik secara langsung pengguna tidak memerlukan peluru. Ketika pelatuk ditarik, dari moncong pistol langsung keluar aliran listrik yang terlihat seperti kilat berwarna biru.
Kejutan listrik bisa langsung dikenakan kepada obyek dengan cara menempelkan secara langsung moncong pistol.
“Kalau yang kejut listrik harus ditempel ke obyek sasaran. Jadi penggunaanya untuk jarak dekat,” tambah Paino.
Sementara untuk jarak menengah, dapat pemberian efek pelumpuhan bisa dilakukan dengan menembakan peluru bubuk merica.
Penggunaan bubuk bisa dilakukan ketika petugas dalam posisi saling berhadapan dengan obyek yang akan dilumpuhkan.
Sasaran dari bubuk merica tentu saja bagian depan obyek sehingga akan memberikan efek panas yang bisa melumpuhkan obyek.
Sedangkan untuk jarak jauh petugas bisa menembakan peluru jenis jarum. Magazine jarum memiliki rangkaian dua kabel tembaga yang diujungnya dilengkapi dengan jarum.
Saat ditembakan, kabel akan melezat keluar hingga akhirnya jarum menancap di obyek. Kabel dan jarum tersebutlah yang nantinya akan menjadi penghantar listrik sebagai sarana pengejut untuk melumpuhkan obyek.
“Untuk jarum ini, bisa digunakan saat pelaku hendak kabur. Tetapi jarak efektifnya antara 3 hingga 5 meter. Total panjang kabel enam meter, tetapi jarak efektif antar 3 hingga 5 meter. Jadi kalau serbuk dalam posisi saling berhadapan, kalau jarum ini bisa dimanfaatkan saat melakukan pengejaran,” tambah Paino.
Dari sisi fisik, elektrik gun berbentuk mirip pistol namun tidak berat seperti bobot dari senjata api yang bisa digunakan oleh anggota kepolisian.
Untuk operasionalnya, senjata tersebut dilengkapi dengan dua unit baterai berkapastias 7,2 volt sebagai penyimpan daya yang akan dirubah menjadi loncatan masa elektrik untuk pengejut.
“Senjata ini berfungsi untuk melumpuhkan sementara. Ini bisa dimanfaatkan saat menghadapi perusuh ataupun pengganggu kamtibmas yang beraksi melakukan perlawanan saat akan diamankan. Fungsinya untuk melumpuhkan sementara agar pelaku bisa diproses lebih lanjut,” pungkasnya.
Hal tersebutlah yang mendasari penggunaan Pistol Elektrik atau Electric Gun jenis Pazzer oleh Satuan Sabhara Polresta Yogyakarta. Saat ini untuk melengkapi pengamanan patroli, satuan kerja milik Polresta Yogyakarta tersebut telah memiliki tujuh pazzer. “Setiap tim yang melaksanakan patroli nantinya setidaknya ada dua yang membawa electrik gun ini. Ini sudah dimulai akhir Desember lalu,” jelas Kasat Sabhara Polresta Yogyakarta Kompol Paino.
Dari sisi penggunaan, electric gun memiliki tiga output yakni kejut listrik secara langsung dan dua jenis magazine yakni serbuk merica dan jarum.
Untuk kejut listrik secara langsung pengguna tidak memerlukan peluru. Ketika pelatuk ditarik, dari moncong pistol langsung keluar aliran listrik yang terlihat seperti kilat berwarna biru.
Kejutan listrik bisa langsung dikenakan kepada obyek dengan cara menempelkan secara langsung moncong pistol.
“Kalau yang kejut listrik harus ditempel ke obyek sasaran. Jadi penggunaanya untuk jarak dekat,” tambah Paino.
Sementara untuk jarak menengah, dapat pemberian efek pelumpuhan bisa dilakukan dengan menembakan peluru bubuk merica.
Penggunaan bubuk bisa dilakukan ketika petugas dalam posisi saling berhadapan dengan obyek yang akan dilumpuhkan.
Sasaran dari bubuk merica tentu saja bagian depan obyek sehingga akan memberikan efek panas yang bisa melumpuhkan obyek.
Sedangkan untuk jarak jauh petugas bisa menembakan peluru jenis jarum. Magazine jarum memiliki rangkaian dua kabel tembaga yang diujungnya dilengkapi dengan jarum.
Saat ditembakan, kabel akan melezat keluar hingga akhirnya jarum menancap di obyek. Kabel dan jarum tersebutlah yang nantinya akan menjadi penghantar listrik sebagai sarana pengejut untuk melumpuhkan obyek.
“Untuk jarum ini, bisa digunakan saat pelaku hendak kabur. Tetapi jarak efektifnya antara 3 hingga 5 meter. Total panjang kabel enam meter, tetapi jarak efektif antar 3 hingga 5 meter. Jadi kalau serbuk dalam posisi saling berhadapan, kalau jarum ini bisa dimanfaatkan saat melakukan pengejaran,” tambah Paino.
Dari sisi fisik, elektrik gun berbentuk mirip pistol namun tidak berat seperti bobot dari senjata api yang bisa digunakan oleh anggota kepolisian.
Untuk operasionalnya, senjata tersebut dilengkapi dengan dua unit baterai berkapastias 7,2 volt sebagai penyimpan daya yang akan dirubah menjadi loncatan masa elektrik untuk pengejut.
“Senjata ini berfungsi untuk melumpuhkan sementara. Ini bisa dimanfaatkan saat menghadapi perusuh ataupun pengganggu kamtibmas yang beraksi melakukan perlawanan saat akan diamankan. Fungsinya untuk melumpuhkan sementara agar pelaku bisa diproses lebih lanjut,” pungkasnya.
(sms)