Harga Beras Mulai Naik 10%
A
A
A
KOTAMOBAGU - Harga beras di sejumlah pasar di Kotamobagu, Sulawesi Utara, mengalami kenaikan rata-rata hingga 10%. Kenaikan harga beras dalam sepekan terakhir diduga akibat kurangnya pasokan beras lokal, sehingga mendatangkan beras dari luar Kotamubago.
Sejak sepekan terahir ini, harga beras di sejumlah pasar di Kotamobagu, Sulawesi Utara, terus mengalami kenaikan. Misalnya, harga beras Serayu yang sebelumnya Rp9.000/Kilogram (Kg) sekarang naik menjadi Rp10.000/Kg.
Kenaikan harga beras ini dipicu terjadinya gagal panen para petani di Bolaang Mongondow dan Kotamobagu. Para petani mengalami gagal panen, akibat cuaca buruk. Akibatnya para pedagang terpaksa menyuplai beras dari luar daerah, sementara stok beras lokal juga mengalami kekosongan.
Seorang padagang beras, Rudi Gani mengatakan, meskipun harga beras mulai mengalami kenaikan, namun tak mempengaruhi daya beli konsumen. Namun, para pedagang berharap, pemerintah melakukan operasi pasar, sehingga harga beras bisa stabil kembali.
“Selain berkurangnya stok beras lokal, kenaikan harga beras ini diakibatkan cuaca buruk yang sudah sebulan ini, sehingga para petani mengalami gagal panen,” sebut Rudi.
Sejak sepekan terahir ini, harga beras di sejumlah pasar di Kotamobagu, Sulawesi Utara, terus mengalami kenaikan. Misalnya, harga beras Serayu yang sebelumnya Rp9.000/Kilogram (Kg) sekarang naik menjadi Rp10.000/Kg.
Kenaikan harga beras ini dipicu terjadinya gagal panen para petani di Bolaang Mongondow dan Kotamobagu. Para petani mengalami gagal panen, akibat cuaca buruk. Akibatnya para pedagang terpaksa menyuplai beras dari luar daerah, sementara stok beras lokal juga mengalami kekosongan.
Seorang padagang beras, Rudi Gani mengatakan, meskipun harga beras mulai mengalami kenaikan, namun tak mempengaruhi daya beli konsumen. Namun, para pedagang berharap, pemerintah melakukan operasi pasar, sehingga harga beras bisa stabil kembali.
“Selain berkurangnya stok beras lokal, kenaikan harga beras ini diakibatkan cuaca buruk yang sudah sebulan ini, sehingga para petani mengalami gagal panen,” sebut Rudi.
(wib)