Sambut Tahun Baru, Warga Desa Pekraman Suwat Perang Air

Senin, 02 Januari 2017 - 03:06 WIB
Sambut Tahun Baru, Warga...
Sambut Tahun Baru, Warga Desa Pekraman Suwat Perang Air
A A A
GIANYAR - Menyambut tahun baru 2017, Desa Pekraman Suwat, Gianyar, Bali menggelar siat yeh atau perang air pada Minggu (1/1/2017). Siat yeh adalah rangkaian acara dalam gelaran Festival Air Suwat. Festival yang masuk tahun kedua ini didedikasikan oleh masyarakat adat Suwat kepada sang air."Kita berharap semua yang ikut siat yeh lahir dengan spirit baru, menjadi manusia baru dan siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks untuk menapaki hari demi hari dalam 365 hari ke depan," ujar Jero Bendesa Suwat, Ngakan Putu Sudibya, Minggu.Sebelum berperang, krama adat menggelar sembahyang bersama di Catus Pata Desa Pekraman. Persembahyangan dipimpin oleh lima jero mangku. Para rohaniawan ekajati ini duduk menghadap empat arah mata angin. Satu di antaranya berada di tengah.Setelahnya, krama melakukan persembahyangan bersama memohon restu kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam representasinya sebagai Dewa Wisnu, dewa kehidupan yang disimboliskan dengan air."Kita menyambut tahun baru dengan semangat baru. Satu sama lain saling membersihkan. Saling mengingtakan dengan kesejukan. Semuanya bersih lahir batin, sekala dan niskala," katanya.Fragmen tari bertajuk We Amerta ditampilkan dengan apik oleh kolaborasi seniman yang tergabung dalam Penggak Men Mersi dan Pancer Langiit Bali. Secara etimologi, We berarti mengalir dan Amerta berarti air kehidupan. Dalam kehidupan masyarakat Bali, air memiliki fungsi yang sangat vital.Air sebagai mandala puja dipersonifikasikan sebagai sinar para dewata. Inilah esensi air yang disampaikan lewat garapan pertunjukan We Amerta."Dalam keyakinan umat Hindu Bali, mengalirnya amerta diyakini sebagai tugas dari Dewa Wisnu. Oleh karena itu, Dewa Wisnu dalam fungsinya sebagai dewa pemelihara kehidupan, senantiasa dipuja oleh umat Hindu agar tetap mengalirkan air untuk kesejahteraan dunia," tuturnya.Sehari sebelumnya, Sabtu (31/12/2016), krama adat Desa Pekraman Suwat menggelar prosesi mendak tirta. Tirta ini yang digunakan sebagai senjata dalam siat yeh (perang air).Setidaknya ada 200 kendi yang diusung krama. Krama tedun ketog semprong dalam prosesi sakral ini, berjalan menuju mata air Tukad Melangge, Desa Pekraman Suwat."Bila pada prosesi mendak tirta secara umum di Bali hanya menggunakan satu sampai lima kendi, maka kami menggunakan lebih dari 200 kendi. Ini mungkin merupakan prosesi mendak tirta dengan kendi terbanyak di Bali," katanya.
(nug)
Berita Terkait
Pesta Budaya Rondang...
Pesta Budaya Rondang Bittang, Momen Muda Mudi Simalungun Cari Jodoh
Mengangkat Warisan Budaya...
Mengangkat Warisan Budaya Tradisi Mandi ke Aek
Pesta Adat Tu Barania...
Pesta Adat Tu Barania Sudiang Abadikan Nilai Budaya Leluhur
Mengenal Ararem, Tradisi...
Mengenal Ararem, Tradisi Antar Mas Kawin dari Papua
Tradisi Rebo Wekasan...
Tradisi Rebo Wekasan di Majalengka: Salat Tolak Bala dan Berbagi Kue Apem
Festival Ganggong Milang...
Festival Ganggong Milang Arei: Merawat Tradisi Mendoakan Arwah di Desa Batu Belubang
Berita Terkini
Truk Angkutan Barang...
Truk Angkutan Barang Dilarang Melintasi Pelabuhan Merak Mulai 24 Maret 2025
2 menit yang lalu
Geger Sumpah Palapa,...
Geger Sumpah Palapa, Ibu Penguasa Majapahit Turun Tangan Temui Gajah Mada
19 menit yang lalu
IAI Gelar Sosialisasi...
IAI Gelar Sosialisasi Penyelenggaraan Sayembara Arsitektur
7 jam yang lalu
Banjir Meluas, 7 Kecamatan...
Banjir Meluas, 7 Kecamatan di Muarojambi Terendam
8 jam yang lalu
Reses di 6 Lokasi, Anggota...
Reses di 6 Lokasi, Anggota DPRD dari Partai Perindo Komitmen Wujudkan Aspirasi Warga
9 jam yang lalu
Dirlantas Polda Banten...
Dirlantas Polda Banten Terapkan Ganjil Genap di Tol Tangerang-Merak saat Mudik Mulai 27 Maret
9 jam yang lalu
Infografis
6 Alasan Ribuan Narapidana...
6 Alasan Ribuan Narapidana Masuk Islam di Penjara AS Setiap Tahun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved