Menhub Nilai Banyuwangi Jeli Garap Bandara sebagai Ikon Pariwisata

Minggu, 01 Januari 2017 - 16:32 WIB
Menhub Nilai Banyuwangi...
Menhub Nilai Banyuwangi Jeli Garap Bandara sebagai Ikon Pariwisata
A A A
BANYUWANGI - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Sabtu (31/12/2016). Budi juga mengecek terminal baru Bandara Blimbingsari yang merupakan terminal bandara berkonsep hijau pertama di Indonesia. Terminal tersebut kini tengah memasuki finalisasi akhir sebelum diresmikan awal 2017.

Menhub mengapresiasi kinerja Pemkab Banyuwangi dalam mengembangkan bandara. Pemkab Banyuwangi dinilai kreatif. Bandara dikembangkan bukan semata-mata sebagai sarana aksesibilitas, tapi juga pendongkrak pariwisata.

"Saya mengapresiasi kreasi Bandara Banyuwangi yang bisa dijadikan ikon wisata, bukan semata-mata infrastruktur transportasi. Ini memberikan harapan baru bagi Indonesia yang tengah mendorong pariwisata," ujar Budi.

Di tengah fokus pemerintah pusat yang sedang gencar mengembangkan pariwisata, kata dia, munculnya inisiasi green airport ini sangat menunjang perkembangan wisata di Indonesia.

"Saya yang pernah jadi pengelola bandara, saya merasa ide ini sangat dasyat. Detail-detail pengerjaannya sangat cantik, bikin pikiran fresh," jelas Budi yang merupakan mantan Dirut PT Angkasa Pura II, pengelola bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta.

Bandara Blimbingsari Banyuwangi kini memang mempunyai terminal baru dengan arsitektur hijau yang unik dan bernuansa etnik.

Terminal berkapasitas 250.000 penumpang per tahun ini diharapkan menjadi ikon baru yang mendukung pariwisata.

Selain tampil dengan arsitektur penuh estetika, terminal ini mengedepankan penghematan energi dengan pendekatan konsep rumah tropis yang mengutamakan penghawaan udara alami alias tanpa air conditioner/AC, namun tetap sejuk dengan penanaman berbagai jenis tanaman dan konservasi air.

Desain interior terminal juga dikonsep minim sekat untuk menggaransi kelancaran sirkulasi udara dan sinar matahari.

Di dalam terminal juga terdapat kolam-kolam ikan yang berfungsi mengurangi tekanan udara, sehingga suhu ruang tetap sejuk.

Menurut Budi, Bandara Blimbingsari bisa menjadi contoh bagi bandara lain di Indonesia. Bandara seharusnya dibangun tidak hanya untuk alasan fungsional saja, namun juga harus dipikirkan menjadi daya pikat tersendiri. Detail-detail bangunan juga harus menjadi perhatian, agar lebih artistik.

“Detail semacam ini harus diperhatikan agar Indonesia punya diferensiasi, terutama untuk pariwisata," jelas Budi yang juga merupakan arsitek lulusan UGM Yogyakarta.

Budi juga mengapresiasi apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi dengan membangun bandara lewat APBD.

”Contoh bagi semua daerah, jangan semua menunggu dana dari pusat. Banyuwangi ini menjadi bagaimana sebuah bandara di-drive oleh daerah," ujar Budi.

Budi menambahkan, pihaknya mendukung pembangunan Bandara Blimbingsari. Kemenhub akan melakukan penebalan landasan bandara menjadi PCN 40 dan memperpanjang apron.

”Maret 2017 jalan. Kalkulasi anggarannya sekitar Rp50-60 miliar. Biar direct flight Jakarta - Banyuwangi segera terealisasi. Bahkan saya menawarkan Banyuwangi bisa dikelola pengelola internasional kalau progress wisatawan asingnya bagus," jelas Budi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan, pembangunan green airport sengaja dilakukan sebagai salah satu upaya menarik wisatawan. "Bandara yang unik akan menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi kami," jelas Anas.

Anas menceritakan, pengalamannya ketika mencari ide untuk memulai pengembangan bandara.
Dia bertemu dengan sejumlah eksekutif muda yang bisnisnya baru beranjak tumbuh. Mereka menyarankan untuk membangun bandara penuh kaca, sehingga tampak modern.

Namun, saat bertemu dengan pengusaha senior papan atas, Anas malah disarankan untuk membangun bandara yang berkarakter lokal, hijau, dan tidak mewah dengan kayu-kayu bekas.

”Saya pikir betul juga saran orang-orang senior yang sudah menjelajahi dunia. Mereka bilang, dari Chicago sampai Bali, bandaranya penuh kaca. Mau bersaing, jelas Banyuwangi akan kalah. Makanya kita bikin yang sederhana tapi pesannya kuat dengan arsitektur yang unik dan hijau,” pungkas Anas.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9487 seconds (0.1#10.140)