Operasi Tinombala Akan Diperpanjang hingga April 2017
A
A
A
PALU - Operasi Tinombala untuk mengejar sisa anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, seharusnya berakhir pada 3 Januari 2017. Namun, operasi itu akan diperpanjang hingga April 2017.
Penanggung jawab kegiatan Operasi Tinombala Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan bahan evaluasi dan laporan untuk melanjutkan operasi tersebut hingga tertangkapnya sembilan orang dari sisa anggota MIT yang saat masih berada di hutan.
Perpanjangan Operasi Tinombala itu bukan karena adanya insiden tertembaknya satu anggota Satgas Operasi Tinombala pada Selasa (20/12/2016), tapi karena target Operasi Tinombala adalah tertangkapnya seluruh anggota MIT.
Seperti diketahui, satu orang anggota TNI dari Tim Nanggala 8 yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala, Pratu Yusuf Baharuddin, tewas setelah tertembak di bagian punggung hingga tembus ke bagian dada. (Baca juga: Personel TNI Tertembak dalam Baku Tembak dengan Kelompok Santoso).
Peristiwa itu terjadi saat anggota Tim Nanggala 8 mengendus jejak keberadaan anggota MIT. Namun, saat menyeberangi sungai di Kampung Maros, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, anggota Satgas Operasi Tinombala itu diberondong dari atas bukit. Jenazah Pratu Yusuf Baharuddin telah dibawa ke kampung halamannya di Desa Situsari, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sementara, satu lagi anggota TNI yakni Pratu Imam Hanafi juga dilaporkan tertembak di bagian punggung. Kini, dia dirawat di RSUD Poso.
Wakil Komandan Operasi Tinombala Kolonel Infanteri Alfi Saahri Lubis mengatakan, Tim Nanggala 8 beranggotakan sepuluh orang. Mereka adalah anggota Kopassus dari Grup 1 yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala. Hingga saat ini, pasukan terus melakukan operasi pengejaran kelompok MIT.
Penanggung jawab kegiatan Operasi Tinombala Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, pihaknya telah menyiapkan bahan evaluasi dan laporan untuk melanjutkan operasi tersebut hingga tertangkapnya sembilan orang dari sisa anggota MIT yang saat masih berada di hutan.
Perpanjangan Operasi Tinombala itu bukan karena adanya insiden tertembaknya satu anggota Satgas Operasi Tinombala pada Selasa (20/12/2016), tapi karena target Operasi Tinombala adalah tertangkapnya seluruh anggota MIT.
Seperti diketahui, satu orang anggota TNI dari Tim Nanggala 8 yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala, Pratu Yusuf Baharuddin, tewas setelah tertembak di bagian punggung hingga tembus ke bagian dada. (Baca juga: Personel TNI Tertembak dalam Baku Tembak dengan Kelompok Santoso).
Peristiwa itu terjadi saat anggota Tim Nanggala 8 mengendus jejak keberadaan anggota MIT. Namun, saat menyeberangi sungai di Kampung Maros, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, anggota Satgas Operasi Tinombala itu diberondong dari atas bukit. Jenazah Pratu Yusuf Baharuddin telah dibawa ke kampung halamannya di Desa Situsari, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Sementara, satu lagi anggota TNI yakni Pratu Imam Hanafi juga dilaporkan tertembak di bagian punggung. Kini, dia dirawat di RSUD Poso.
Wakil Komandan Operasi Tinombala Kolonel Infanteri Alfi Saahri Lubis mengatakan, Tim Nanggala 8 beranggotakan sepuluh orang. Mereka adalah anggota Kopassus dari Grup 1 yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala. Hingga saat ini, pasukan terus melakukan operasi pengejaran kelompok MIT.
(zik)