Dua Pekan Menghilang, Gas Elpiji 3 Kg Diduga Ditimbun
A
A
A
SUMEDANG - Hilangnya gas elpiji 3 kg dari peredaran dalam dua pekan terakhir membuat warga di wilayah Kabupaten Sumedang resah.
Warga pun menduga ada oknum-oknum tertentu yang bermain dengan sengaja menimbun pasokan gas bersubsidi untuk rakyat miskin ini.
"Dua minggu terakhir gas hampir tidak ada, sulit kami dapat. Ketika kami tanya ke pangkalan katanya pasokannya datang terlambat, tapi beberapa hari kemudian kami datang ke agen-agen juga katanya gas sudah habis dan belum datang lagi. Kami curiga jangan-jangan ada pihak yang sengaja menimbunnya," ujar Ade (56), warga Desa Sayang Kecamatan Jatinangor kepada KORAN SINDO kemarin (1/12/2016).
Kecurigaan warga, kata dia, makin menjadi setelah salah satu pangkalan mendapatkan kiriman gas dan ketika warga hendak membeli malah dinyatakan habis.
"Kami di sini sudah mulai curiga kepada sejumlah pangkalan karena tiap datang untuk membeli gas selalu habis padahal baru menerima pasokan," ucapnya diamini warga lain.
Kondisi ini, kata dia, membuat warga ingin mendapatkan gas 3 kg, harus rela membeli dari luar wilayah dengan konsekuensi harga yang jauh lebih tinggi.
"Karena gas merupakan kebutuhan pokok untuk memasak, meski harganya mahal, di atas Rp25.000, tetap kami membelinya," sebutnya.
Ia pun berharap, agar aparat penegak hukum menindak pelaku usaha yang mencoba berbuat curang, dengan menimbun si melon untuk memeroleh keuntungan pribadi.
Ditemui terpisah, Kasi Trantib Satpol PP Kecamatan Jatinangor Yuli Handaka menuturkan, pihaknya akan menindak tegas bagi para pelaku usaha yang mencoba melakukan penimbunan gas 3 kg ini, sehingga menimbulkan gejolak keresahan di tengah warga.
"Miris sekali memang, ditengah kesulitan mendapatkan si melon, diduga ada segelintir pihak yang memanfaatkanya. Kami akan menindak tegas bila memang ada yang berani menimbun," sebutnya.
Sementara, Kapolsek Jatinangor Kompol Cecep Tatang mengatakan, pihaknya siap menindak tegas bagi oknum yang mencoba memanfaatkan langkanya gas elpiji 3 kg, dengan cara menimbun.
"Jelas, bagi siapa saja yang terbukti mencoba melakukan kecurangan dalam menjalankan usahanya pasti akan ditindak," terangnya.
Pihaknya, lanjut dia, akan menelusuri dan memastikan lokasi atau tempat usaha yang diduga melakukan kecurangan tersebut.
"Tentunya terlebih dahulu kita berkoordinasi dengan masyarakat, Kasi Trantib Pol PP Jatinangor dan unsur lainnya," tuturnya.
Warga pun menduga ada oknum-oknum tertentu yang bermain dengan sengaja menimbun pasokan gas bersubsidi untuk rakyat miskin ini.
"Dua minggu terakhir gas hampir tidak ada, sulit kami dapat. Ketika kami tanya ke pangkalan katanya pasokannya datang terlambat, tapi beberapa hari kemudian kami datang ke agen-agen juga katanya gas sudah habis dan belum datang lagi. Kami curiga jangan-jangan ada pihak yang sengaja menimbunnya," ujar Ade (56), warga Desa Sayang Kecamatan Jatinangor kepada KORAN SINDO kemarin (1/12/2016).
Kecurigaan warga, kata dia, makin menjadi setelah salah satu pangkalan mendapatkan kiriman gas dan ketika warga hendak membeli malah dinyatakan habis.
"Kami di sini sudah mulai curiga kepada sejumlah pangkalan karena tiap datang untuk membeli gas selalu habis padahal baru menerima pasokan," ucapnya diamini warga lain.
Kondisi ini, kata dia, membuat warga ingin mendapatkan gas 3 kg, harus rela membeli dari luar wilayah dengan konsekuensi harga yang jauh lebih tinggi.
"Karena gas merupakan kebutuhan pokok untuk memasak, meski harganya mahal, di atas Rp25.000, tetap kami membelinya," sebutnya.
Ia pun berharap, agar aparat penegak hukum menindak pelaku usaha yang mencoba berbuat curang, dengan menimbun si melon untuk memeroleh keuntungan pribadi.
Ditemui terpisah, Kasi Trantib Satpol PP Kecamatan Jatinangor Yuli Handaka menuturkan, pihaknya akan menindak tegas bagi para pelaku usaha yang mencoba melakukan penimbunan gas 3 kg ini, sehingga menimbulkan gejolak keresahan di tengah warga.
"Miris sekali memang, ditengah kesulitan mendapatkan si melon, diduga ada segelintir pihak yang memanfaatkanya. Kami akan menindak tegas bila memang ada yang berani menimbun," sebutnya.
Sementara, Kapolsek Jatinangor Kompol Cecep Tatang mengatakan, pihaknya siap menindak tegas bagi oknum yang mencoba memanfaatkan langkanya gas elpiji 3 kg, dengan cara menimbun.
"Jelas, bagi siapa saja yang terbukti mencoba melakukan kecurangan dalam menjalankan usahanya pasti akan ditindak," terangnya.
Pihaknya, lanjut dia, akan menelusuri dan memastikan lokasi atau tempat usaha yang diduga melakukan kecurangan tersebut.
"Tentunya terlebih dahulu kita berkoordinasi dengan masyarakat, Kasi Trantib Pol PP Jatinangor dan unsur lainnya," tuturnya.
(nag)