Ratusan Warga Karangpandan Terancam Tanah Longsor
A
A
A
KARANGANYAR - Ratusan warga Dusun Rotonongo, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah, terancam tanah longsor. Hujan deras yang mengguyur wilayah Karanganyar beberapa hari terakhir membuat retakan tanah di bukit dusun setempat menjadi semakin lebar.
Camat Karangpandan Aji Pratama Heru mengatakan, retakan tanah di bukit yang ada di dusun itu sudah mencapai 250 meter, membentang seperti tapal kuda. Retakan tanah itu sudah terbentuk sejak beberapa tahun lalu, namun kala itu retakan tidak selebar saat ini. Hujan deras yang mengguyur menjadi penyebab utama melebarnya retakan tanah tersebut.
Ia mengatakan, saat hujan deras mengguyur, di daerah permukiman penduduk yang ada di bawah selalu keluar air dari dalam tanah. Itu berarti terdapat rongga yang cukup besar pada bukit tersebut. Dikhawatirkan rongga itu memicu terjadinya tanah longsor.
"Modelnya sama persis dengan daerah yang terdampak longsor Banjarnegara beberapa waktu yang lalu, semoga saja tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya Kepada KORAN SINDO, Sabtu (19/11/2016).
Pihaknya mengaku sudah melakukan sosialisasi kepada warga yang tinggal di Dusun Rotonongo. Sosialisasi diberikan agar warga mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi di bukit tersebut. Selain itu, warga juga diberi latihan dasar untuk menghadapi bencana tanah longsor sehingga mereka bisa siap siaga jika kemungkinan terburuk terjadi.
Selain di Rotonongo, longsor juga mengancam Desa Buntung. Menurutnya, sudah ada retakan di bukit desa setempat. Saat ini bukit terus diawasi oleh para warga dan sukarelawan Karangpandan. Mereka memantau secara bergantian untuk mengetahui kondisi terakhir retakan bukit terutama saat hujan turun.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karanganyar Nugroho mengatakan, selain Karangpandan ada beberapa wilayah lain yang rawan bencana tanah longsor, yakni Kecamatan Jenawi, Kerjo, Ngargoyoso, Tawangmangu, Jatiyoso, dan beberapa daerah di lereng Gunung Lawu lainnya.
Camat Karangpandan Aji Pratama Heru mengatakan, retakan tanah di bukit yang ada di dusun itu sudah mencapai 250 meter, membentang seperti tapal kuda. Retakan tanah itu sudah terbentuk sejak beberapa tahun lalu, namun kala itu retakan tidak selebar saat ini. Hujan deras yang mengguyur menjadi penyebab utama melebarnya retakan tanah tersebut.
Ia mengatakan, saat hujan deras mengguyur, di daerah permukiman penduduk yang ada di bawah selalu keluar air dari dalam tanah. Itu berarti terdapat rongga yang cukup besar pada bukit tersebut. Dikhawatirkan rongga itu memicu terjadinya tanah longsor.
"Modelnya sama persis dengan daerah yang terdampak longsor Banjarnegara beberapa waktu yang lalu, semoga saja tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya Kepada KORAN SINDO, Sabtu (19/11/2016).
Pihaknya mengaku sudah melakukan sosialisasi kepada warga yang tinggal di Dusun Rotonongo. Sosialisasi diberikan agar warga mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi di bukit tersebut. Selain itu, warga juga diberi latihan dasar untuk menghadapi bencana tanah longsor sehingga mereka bisa siap siaga jika kemungkinan terburuk terjadi.
Selain di Rotonongo, longsor juga mengancam Desa Buntung. Menurutnya, sudah ada retakan di bukit desa setempat. Saat ini bukit terus diawasi oleh para warga dan sukarelawan Karangpandan. Mereka memantau secara bergantian untuk mengetahui kondisi terakhir retakan bukit terutama saat hujan turun.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karanganyar Nugroho mengatakan, selain Karangpandan ada beberapa wilayah lain yang rawan bencana tanah longsor, yakni Kecamatan Jenawi, Kerjo, Ngargoyoso, Tawangmangu, Jatiyoso, dan beberapa daerah di lereng Gunung Lawu lainnya.
(zik)