Polisi Awasi 3 Penjahit Jubah Maha Guru Dimas Kanjeng
A
A
A
PROBOLINGGO - Polisi berhasil mengantongi tiga nama penjahit jubah tujuh maha guru palsu Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Dari ketiga penjahit tersebut mereka berasal dari Probolinggo. Mereka adalah D, M dan C.
Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifudin mengatakan, untuk penjahit berinisial D, polisi sudah memanggilnya untuk dimintai keterangan dalam kasus jubah Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan statusnya masih sebagai saksi. Sedangkan dua penjahit lagi masih belum dilakukan pemanggilan
“Dari hasil keterangan penjahit jubah berinisial D dirinya hanya mendapat pesanan membuat jubah dengan kantong besar dari orang padepokan dengan ongkos lebih,” ungkap Kapolres, Jumat (11/11/2016).
Hingga kini polisi terus mendalami para penjahit jubah tersebut untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan mereka dalam aksi penipuan berkedok penggandaan uang di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini.
Salah satunya jubah yang dibuat adalah yang dikenakan oleh tujuh maha guru palsu yang biasa dipakai dalam saat kegiatan padepokan.
“Secepatnya kita akan memanggil kembali penjahit berinisial D dan dua penjahit lainya untuk memastikan sejauh mana keterlibatan mereka dalam aksi penipuan dengan modus penggandaan uang yang dilakukan padepokan,” timpal Kapolres.
Menurut Kapolres, Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sengaja merekrut tujuh orang dari kalangan tukang becak, pemulung yang direkayasa atau disulap menyerupai sosok orang sakti dengan atribut memakai jubah, sorban, dan berjanggut panjang serta membawa tasbih untuk mengelabuhi pengikutnya.
Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifudin mengatakan, untuk penjahit berinisial D, polisi sudah memanggilnya untuk dimintai keterangan dalam kasus jubah Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan statusnya masih sebagai saksi. Sedangkan dua penjahit lagi masih belum dilakukan pemanggilan
“Dari hasil keterangan penjahit jubah berinisial D dirinya hanya mendapat pesanan membuat jubah dengan kantong besar dari orang padepokan dengan ongkos lebih,” ungkap Kapolres, Jumat (11/11/2016).
Hingga kini polisi terus mendalami para penjahit jubah tersebut untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan mereka dalam aksi penipuan berkedok penggandaan uang di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini.
Salah satunya jubah yang dibuat adalah yang dikenakan oleh tujuh maha guru palsu yang biasa dipakai dalam saat kegiatan padepokan.
“Secepatnya kita akan memanggil kembali penjahit berinisial D dan dua penjahit lainya untuk memastikan sejauh mana keterlibatan mereka dalam aksi penipuan dengan modus penggandaan uang yang dilakukan padepokan,” timpal Kapolres.
Menurut Kapolres, Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sengaja merekrut tujuh orang dari kalangan tukang becak, pemulung yang direkayasa atau disulap menyerupai sosok orang sakti dengan atribut memakai jubah, sorban, dan berjanggut panjang serta membawa tasbih untuk mengelabuhi pengikutnya.
(sms)