Tahun 2017, Pemkab Simalungun Prioritaskan Sektor Pariwisata dan Pertanian

Selasa, 08 November 2016 - 18:50 WIB
Tahun 2017, Pemkab Simalungun Prioritaskan Sektor Pariwisata dan Pertanian
Tahun 2017, Pemkab Simalungun Prioritaskan Sektor Pariwisata dan Pertanian
A A A
SIMALUNGUN - Bupati Simalungun JR Saragih menegaskan tahun 2017 akan memprioritaskan sektor pariwisata dan pertanian menjadi sumber utama penghasilan wilayahnya sekaligus menyejahterakan masyarakatnya. Hal ini disampaikan JR Saragih dalam panen bawang edisi kemarau bersama Kelompok Wanita Tani Purba dan Kelompok Tani Jaya II Purba Sipingan di Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Selasa (8/11/2016)

Ketua Kelompok Petani Sendi Warto Purba mengatakan, wilayahnya saat ini memiliki lahan seluas 50 hektare yang ditanami bawang merah, dengan rincian untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari seluas 20 hektare dan pembenihan seluas 30 hektare. Setiap hektarenya, saat musim kemarau menghasilkan 19,2 ton bawang merah dengan harga jual Rp25 ribu per kilogram.

Sementara, di luar musim kemarau mampu menghasilkan 30-35 ton per hektare. Saat musim kemarau produksi menurun dikarenakan kekurangan pasokan air. "Tanaman bawang ini sangat mengandalkan pasokan air. Kendalanya adalah saat ini sumur galian yang ada di lahan pertanian masih kurang," ungkap Sendi.

Menurur Sendi, kendala lainnya adalah belum adanya jaminan stabilitas harga pertanian dari pemerintah kabupaten. Ketika petani bawang oversupply, harga produksi jadi turun drastis. Hal ini mengakibatkan para petani kurang nyaman untuk kembali bertani. Akibatnya, para petani mengalihfungsikan lahannya dengan produksi lain.

Untuk itu, Sendi berpesan kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun agar membuatkan semacam lumbung pertanian untuk menampung penghasilan yang oversupply, sehingga mampu mengendalikan harga di pasar.

Bupati Simalungun JR Saragih memberikan semangat kepara para petani untuk tidak putus asa apalagi mengalihfungsikan lahannya. "Pemerintah Kabupaten Simalungun akan membeli seluruh hasil pertanian yang ada di wilayahnya. Kemudian produk tersebut akan dilabeli 'made in Simalungun'. Dengan demikian, sudah tidak ada alasan bagi petani untuk mengalihfungsikan lahan pertaniannya," kata JR Saragih.

Pada tahun 2017, Pemkab Simalungun akan membuat program kerja setiap kepala dinas menjadi bapak angkat bagi kelompok tani untuk kemudian minimal menggarap 10 hektare lahan mulai dari proses tanam, panen, hingga pemasarannya. "Hal ini dilakukan agar para petani merasa nyaman dan tidak mengalihfungsikan lahannya," ujar JR Saragih.

Pemerintah Kabupaten Simalungun pun ingin memiliki lahan pertanian hasil kerja sama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan kelompok tani. "Misal satu kepala dinas dan kelompok tani menanami lahan 10 hektare dengan bawang, kemudian 10 hektare lagi untuk padi, terus 10 hektare ditanam sayuran, begitu seterusnya dengan varietas yang berbeda," harapnya.

Seperti diketahui, Kabupaten Simalungun pernah meraih penghargaan sebagai daerah yang sukses mewujudkan swasembada pangan beberapa tahun lalu. Kemudian, tahun depan Kabupaten Simalungun pun menjadi proyek percontohan nasional untuk penanaman padi gogo seluas 500 hektare.

"Untuk itu, kita pun akan tetap menjaga sebagai penghasil swasembada nasional dan penghasil bawang terbesar di Sumatera Utara," ucap JR Saragih.

JR Saragih pun menegaskan tahun 2017 hendak menyandingkan pariwisata dengan pertanian. Hal ini sesuai dengan yang instruksi Presiden Joko Widodo agar daerah di seluruh Indonesia menjadikan pariwisata dan pertanian sebagai leading sector pendapatan.

"Kabupaten Simalungun unggul untuk semua itu. Dari sisi pariwisata punya Danau Toba. Simalungun pun terkenal dengan agro hortikultura. Jadi, saat orang berkunjung ke Simalungun dapat melihat Danau Toba, rumah bolon, kemudian menikmati hasil pertanian secara nyaman dan indah sebab semua tertata rapi," pungkas JR Saragih.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2120 seconds (0.1#10.140)