Ini Cerita Pemeran Nyi Roro Kidul Saat Rangkaian Milangkala Pangandaran
A
A
A
PANGANDARAN - Rangkaian acara Milangkala atau hari jadi Kabupaten Pangandaran ke 4 yang digelar Minggu, 23 Oktober 2016 menyimpan sebuah misteri bagi Kokom Komalasari, (37) salah satu foto model asal Tasikmalaya yang memerankan Nyi Roro Kidul.
Dalam rangkaian karnaval budaya yang menyajikan pementasan kesenian tradisional tersebut nampak Kokom Komalasari berada diatas kereta kencana mengenakan gaun berwarna hijau dilengkapi dengan asesoris layaknya seorang ratu penguasa sebuah wilayah.
Namun ada kesan berbeda yang terlihat pada diri Kokom saat memerankan adegan itu, dia nampak menatap masyarakat yang menonton karnaval dengan tatapan tajam dan kosong seolah penguasa yang sedang memberi berkah kepada rakyatnya.
Setelah berhasil melakukan komunikasi dengannya, dia mengaku seolah ada kekuatan lain dibalik gerakan yang dia lakukan selama menjadi pemeran Nyi Roro Kidul.
“Ada aura batin yang saya rasakan beberapa hari sebelum memerankan Nyi Roro Kidul, bahkan rasa takut, kagum dan degdegan tercampur saat pemeranan,” kata Kokom.
Masih dikatakan Kokom, dua bulan sebelum pelaksanaan karnaval dirinya mengaku dihubungi oleh salah satu juru rias asal Tasikmalaya yang mengatakan bermimpi bertemu dengan Ibu Ratu atau Nyi Roro Kidul dan menyuruh juru rias tersebut untuk membawa Kokom ke Pangandaran.
“Saat juru rias itu menghubungi melalui telepon dia bilang kalau Ibu Ratu berpesan harus membawa saya ke Pangandaran, saya heran karena mimpi juru rias itu sama dengan mimpi saya, hanya saja dalam mimpi saya Ibu Ratu tidak berkata apa-apa dan hanya memberikan senyuman,” tambah Kokom.
Setelah itu Kokom mengaku takut dan gelisah sehingga tidak mau datang ke Pangandaran, namun kegelisahan tersebut hilang dengan sendirinya dan akhirnya Kokom dihubungi oleh salah satu juru rias asal Pangandaran untuk menjadi pemeran seorang ratu pada acara karnaval budaya rangkaian Milangkala ke 4 Kabupaten Pangandaran.
“Waktu saya ditelepon, juru rias itu tidak bilang kalau peran seorang ratu yang dia tawarkan adalah Nyi Roro Kidul. Saya akhirnya berangkat menggunakan motor ber dua dengan teman saya dari Tasikmalaya ke Pangandaran,” papar Kokom.
Sesampainya di rumah juru rias di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Kokom merasa dirinya ada yang mengikuti dan selalu dilihat oleh seorang wanita yang menggunakan busana warna hijau.
“Satu malam sebelum saya dirias, juru rias menyarankan saya untuk melakukan ritual, namun saya menolaknya karena takut dan malam itu saya tidak bisa tidur padahal besoknya harus mengisi acara karnaval,” terang Kokom.
Setelah pagi juru tata rias tersebut baru memberi kabar kepada Kokom kalau sosok yang akan diperankan olehnya adalah sosok Nyi Roro Kidul, seketika Kokom merasa ada kekuatan lain yang mendorong untuk memerankan peran tersebut walau dalam hati kecilnya rasa takut terus menghantuinya.
“Saat juru rias mengenakan busana yang akan saya pakai seketika saya terkejut karena busana tersebut sama dengan busana yang sering melihat dan mengikuti saya, namun saya tidak bilang pada juru rias tersebut,” kata Kokom.
Saat Kokom memerankan adegan sosok Ibu Ratu Roro Kidul merasa jiwa seolah memiliki kekuatan ganda, bahkan pejabat dan penonton yang melihat adegan tersebut dihadapan Kokom merupakan prajurit kerajaan yang dia pimpin.
“Sepulang dari Pangandaran saya selalu bermimpi dipakein mahkota dan kebaya warna hijau oleh seorang wanita cantik, dia selalu tersenyum ramah dan melambaikan tangan setelah mengenakan busana ke saya,” tambahnya.
Suatu malam saat Kokom dengan adiknya melaksanakan salat tahajud di kamar berbeda, adiknya bernama Sinta Susilawati (31) saat masih mengenakan mukena kesurupan.
“Waktu adik saya kesurupan berkata bahwa yang masuk ke tubuh adik saya bernama Dewi Kantil, dia berpesan agar saya besok pagi memakan bunga kantil sambil berpesan jangan menggunakan kecantikan saya pada jalan yang tidak benar,” paparnya.
Setelah pagi Kokom mencari bunga kantil dan memakannya, tidak lama dari itu adiknya kembali kesurupan dan yang masuk ke jasad adiknya mengaku bernama Dewi Anggraeni sambil berkata kalau Dewi Anggraeni menyampaikan pesan dari Dewi Kantil ucapan terimakasih.
“Saya disuruh Dewi Kantil untuk mengucapkan terimakasih karena kamu sudah melaksanakan amanah dan Dewi Kantil berpesan kecantikan itu harus digunakan di jalan yang benar,” jelas Kokom.
Kokom menjelaskan, berdasarkan pengakuan Dewi Anggraeni saat menyurup ke jasad adiknya, para Dewi di alam lain berlomba ingin berkomunikasi dengannya dan hanya beberapa Dewi saja yang bisa melakukan komunikasi karena Ibu Ratu Nyi Roro Kidul selalu mengikuti langkah keseharian Kokom.
Dalam rangkaian karnaval budaya yang menyajikan pementasan kesenian tradisional tersebut nampak Kokom Komalasari berada diatas kereta kencana mengenakan gaun berwarna hijau dilengkapi dengan asesoris layaknya seorang ratu penguasa sebuah wilayah.
Namun ada kesan berbeda yang terlihat pada diri Kokom saat memerankan adegan itu, dia nampak menatap masyarakat yang menonton karnaval dengan tatapan tajam dan kosong seolah penguasa yang sedang memberi berkah kepada rakyatnya.
Setelah berhasil melakukan komunikasi dengannya, dia mengaku seolah ada kekuatan lain dibalik gerakan yang dia lakukan selama menjadi pemeran Nyi Roro Kidul.
“Ada aura batin yang saya rasakan beberapa hari sebelum memerankan Nyi Roro Kidul, bahkan rasa takut, kagum dan degdegan tercampur saat pemeranan,” kata Kokom.
Masih dikatakan Kokom, dua bulan sebelum pelaksanaan karnaval dirinya mengaku dihubungi oleh salah satu juru rias asal Tasikmalaya yang mengatakan bermimpi bertemu dengan Ibu Ratu atau Nyi Roro Kidul dan menyuruh juru rias tersebut untuk membawa Kokom ke Pangandaran.
“Saat juru rias itu menghubungi melalui telepon dia bilang kalau Ibu Ratu berpesan harus membawa saya ke Pangandaran, saya heran karena mimpi juru rias itu sama dengan mimpi saya, hanya saja dalam mimpi saya Ibu Ratu tidak berkata apa-apa dan hanya memberikan senyuman,” tambah Kokom.
Setelah itu Kokom mengaku takut dan gelisah sehingga tidak mau datang ke Pangandaran, namun kegelisahan tersebut hilang dengan sendirinya dan akhirnya Kokom dihubungi oleh salah satu juru rias asal Pangandaran untuk menjadi pemeran seorang ratu pada acara karnaval budaya rangkaian Milangkala ke 4 Kabupaten Pangandaran.
“Waktu saya ditelepon, juru rias itu tidak bilang kalau peran seorang ratu yang dia tawarkan adalah Nyi Roro Kidul. Saya akhirnya berangkat menggunakan motor ber dua dengan teman saya dari Tasikmalaya ke Pangandaran,” papar Kokom.
Sesampainya di rumah juru rias di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Kokom merasa dirinya ada yang mengikuti dan selalu dilihat oleh seorang wanita yang menggunakan busana warna hijau.
“Satu malam sebelum saya dirias, juru rias menyarankan saya untuk melakukan ritual, namun saya menolaknya karena takut dan malam itu saya tidak bisa tidur padahal besoknya harus mengisi acara karnaval,” terang Kokom.
Setelah pagi juru tata rias tersebut baru memberi kabar kepada Kokom kalau sosok yang akan diperankan olehnya adalah sosok Nyi Roro Kidul, seketika Kokom merasa ada kekuatan lain yang mendorong untuk memerankan peran tersebut walau dalam hati kecilnya rasa takut terus menghantuinya.
“Saat juru rias mengenakan busana yang akan saya pakai seketika saya terkejut karena busana tersebut sama dengan busana yang sering melihat dan mengikuti saya, namun saya tidak bilang pada juru rias tersebut,” kata Kokom.
Saat Kokom memerankan adegan sosok Ibu Ratu Roro Kidul merasa jiwa seolah memiliki kekuatan ganda, bahkan pejabat dan penonton yang melihat adegan tersebut dihadapan Kokom merupakan prajurit kerajaan yang dia pimpin.
“Sepulang dari Pangandaran saya selalu bermimpi dipakein mahkota dan kebaya warna hijau oleh seorang wanita cantik, dia selalu tersenyum ramah dan melambaikan tangan setelah mengenakan busana ke saya,” tambahnya.
Suatu malam saat Kokom dengan adiknya melaksanakan salat tahajud di kamar berbeda, adiknya bernama Sinta Susilawati (31) saat masih mengenakan mukena kesurupan.
“Waktu adik saya kesurupan berkata bahwa yang masuk ke tubuh adik saya bernama Dewi Kantil, dia berpesan agar saya besok pagi memakan bunga kantil sambil berpesan jangan menggunakan kecantikan saya pada jalan yang tidak benar,” paparnya.
Setelah pagi Kokom mencari bunga kantil dan memakannya, tidak lama dari itu adiknya kembali kesurupan dan yang masuk ke jasad adiknya mengaku bernama Dewi Anggraeni sambil berkata kalau Dewi Anggraeni menyampaikan pesan dari Dewi Kantil ucapan terimakasih.
“Saya disuruh Dewi Kantil untuk mengucapkan terimakasih karena kamu sudah melaksanakan amanah dan Dewi Kantil berpesan kecantikan itu harus digunakan di jalan yang benar,” jelas Kokom.
Kokom menjelaskan, berdasarkan pengakuan Dewi Anggraeni saat menyurup ke jasad adiknya, para Dewi di alam lain berlomba ingin berkomunikasi dengannya dan hanya beberapa Dewi saja yang bisa melakukan komunikasi karena Ibu Ratu Nyi Roro Kidul selalu mengikuti langkah keseharian Kokom.
(sms)