Bangunan Memprihatinkan, Pedagang di Pasar Tradisional Parigi Gulung Tikar
A
A
A
PANGANDARAN - Aktivitas para pedagang di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Pangandaran mulai lesu, bahkan beberapa pedagang yang ada di pasar tradisional Kecamatan Parigi diketahui gulung tikar.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah pedagang memilih menutup kios dagangannya bahkan ada beberapa kios yang akan dijual dan dikontrakan lantaran hasil aktivitasnya selalu merugi.
Bendahara Himpunan Pedagang Pasar Parigi Undang Kosasih mengatakan, lesunya aktivitas di pasar tradisional lantaran beberapa faktor, diantaranya sarana dan prasarana bangunan kios sudah banyak yang rusak.
"Selain itu juga jalan yang ada di lorong-lorong pasar nampak becek dan semrawut," kata Undang.
Masih dikatakan Undang, padahal pasar tradisional yang ada di Kecamatan Parigi merupakan tempat transaksi ekonomi warga di tiga Kecamatan diantaranya Kecamatan Parigi, Kecamatan Langkaplancar dan Kecamatan Cigugur.
"Kami harap pemerintah daerah melakukan perbaikan terhadap kios dan fasilitas sarana prasarana dilokasi pasar tradisional, agar terjadi minat dari masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi di pasar tradisional," tambahnya.
Sementara Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APSI) Asep Dudu Sa’dudin mengatakan, pasar tradisional Kecamatan Parigi masuk pada salah satu nominasi pasar tradisional terbaik yang diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Barat.
"Sudah sepantasnya pemerintah memperhatikan kondisi fisik bangunan pasar tradisional Parigi dan melengkapi sarana prasarana fasilitas pedagang agar calon pembeli termotivasi belanja ke pasar tradisional," kata Asep.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Pangandaran Muhlis mengatakan, pasar tradisional yang terletak di Ibu Kota Kabupaten tersebut dibangun pada tahun 2002.
"Pasar tradisional Parigi mendapat perbaikan tahun 2002 saat masih bergabung dengan Kabupaten Ciamis, rencananya kami akan menganggarkan perbaikan pada APBD 2017," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah pedagang memilih menutup kios dagangannya bahkan ada beberapa kios yang akan dijual dan dikontrakan lantaran hasil aktivitasnya selalu merugi.
Bendahara Himpunan Pedagang Pasar Parigi Undang Kosasih mengatakan, lesunya aktivitas di pasar tradisional lantaran beberapa faktor, diantaranya sarana dan prasarana bangunan kios sudah banyak yang rusak.
"Selain itu juga jalan yang ada di lorong-lorong pasar nampak becek dan semrawut," kata Undang.
Masih dikatakan Undang, padahal pasar tradisional yang ada di Kecamatan Parigi merupakan tempat transaksi ekonomi warga di tiga Kecamatan diantaranya Kecamatan Parigi, Kecamatan Langkaplancar dan Kecamatan Cigugur.
"Kami harap pemerintah daerah melakukan perbaikan terhadap kios dan fasilitas sarana prasarana dilokasi pasar tradisional, agar terjadi minat dari masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi di pasar tradisional," tambahnya.
Sementara Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APSI) Asep Dudu Sa’dudin mengatakan, pasar tradisional Kecamatan Parigi masuk pada salah satu nominasi pasar tradisional terbaik yang diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Barat.
"Sudah sepantasnya pemerintah memperhatikan kondisi fisik bangunan pasar tradisional Parigi dan melengkapi sarana prasarana fasilitas pedagang agar calon pembeli termotivasi belanja ke pasar tradisional," kata Asep.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Pangandaran Muhlis mengatakan, pasar tradisional yang terletak di Ibu Kota Kabupaten tersebut dibangun pada tahun 2002.
"Pasar tradisional Parigi mendapat perbaikan tahun 2002 saat masih bergabung dengan Kabupaten Ciamis, rencananya kami akan menganggarkan perbaikan pada APBD 2017," pungkasnya.
(nag)