Prostitusi di Gunung Kemukus, MUI Desak Kepala Dinas Mundur
A
A
A
SRAGEN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sragen mendesak Kepala Dinas Pariwisata Budaya Seni dan Olahraga (Disparbudsenpor) Sragen untuk mundur dari jabatannya.
Pasalnya kepala dinas tersebut dianggap tidak becus untuk menghentikan praktik prostitusi di kawasan wisata Gunung Kemukus.
Sekretaris MUI Kabupaten Sragen Muhammad Fadlan mengatakan, upaya untuk menutup praktik prostitusi di Gunung Kemukus sudah dilakukan sejak beberapa waktu yang lalu oleh Pemkab Sragen.
Akan tetapi, upaya itu tidak membuahkan perkembangan yang maksimal. Karena kenyataannya praktik esek-esek itu masih terus terjadi di tempat tersebut sampai saat ini.
Untuk membabat habis praktek haram tersebut, perlu keberanian dari kepala dinas. Jika kepala dinas hanya diam saja, maka praktik prostitusi akan terus berlangsung di Kompleks Makam Pangeran Samodro.
"Memang perlu adanya keberanian dari kepala dinas. Kalau memang tidak mampu, lebih baik mundur saja dan diganti oleh pejabat yang lebih berani," ucapnya, kepada wartawan, Kamis (27/10/2016).
Pihaknya menambahkan, Gunung Kemukus merupakan salah satu wisata andalan yang ada di Kabupaten Sragen. Maka dari itu, sebaiknya tempat tersebut ditata dengan baik dan lebih ramah kepada wisatawan.
"Tidak seperti saat ini yang hanya ramah kepada orang-orang yang mencari hiburan," terangnya.
Dia juga meminta kepada kepala dinas untuk merubah opini yang berkembang pada masyarakat saat ini. Menurutnya dalam pemikiran masyarakat yang berziarah ke Gunung Kemukus harus melakukan hubungan badan dengan orang lain selain pasangnya. Padahal sebenarnya hal tersebut tidak benar dan tidak sesuai dengan aturan agama yang berlaku.
Jika opini masyarakat itu bisa dihapus maka praktek prostitusi yang ada juga bisa dihilangkan dalam waktu yang cepat. Dengan seperti itu image negatif yang melekat pada kawasan wisata Gunung Kemukus juga bisa dihilangkan.
"Kami harapkan adanya upaya merubah wisata kemukus menjadi wisata religi yang tidak disertai dengan praktik esek-esek," ucapnya.
Beberapa waktu lalu, pengurus MUI Kabupaten Sragen bertemu dengan Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati untuk membahas terkait praktik esek-esek di Gunung Kemukus.
Dalam pertemuan tersebut, bupati berkomitmen untuk menata ulang kawasan wisata Kemukus untuk menjadi yang lebih baik. MUI juga mengusulkan kepada bupati untuk membentuk tim kajian yang terdiri atas ulama dan tokoh masyarakat Kabupaten Sragen.
"Tim itu nantinya bisa bekerja untuk memberantas praktik prostitusi di lokasi itu," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disparbudsenpor Kabupaten Sragen Maksun Isnadi mengklaim, saat ini kawasan wisata Gunung Kemukus sudah berkembang lebih baik. Dia sudah menjalin kerjasama dengan beberapa pondok pesantren besar untuk ziarah ke Kemukus.
"Kami juga telah mengupayakan untuk menghilangkan praktik prostitusi yang ada di tempat wisata tersebut," tukasnya.
Pasalnya kepala dinas tersebut dianggap tidak becus untuk menghentikan praktik prostitusi di kawasan wisata Gunung Kemukus.
Sekretaris MUI Kabupaten Sragen Muhammad Fadlan mengatakan, upaya untuk menutup praktik prostitusi di Gunung Kemukus sudah dilakukan sejak beberapa waktu yang lalu oleh Pemkab Sragen.
Akan tetapi, upaya itu tidak membuahkan perkembangan yang maksimal. Karena kenyataannya praktik esek-esek itu masih terus terjadi di tempat tersebut sampai saat ini.
Untuk membabat habis praktek haram tersebut, perlu keberanian dari kepala dinas. Jika kepala dinas hanya diam saja, maka praktik prostitusi akan terus berlangsung di Kompleks Makam Pangeran Samodro.
"Memang perlu adanya keberanian dari kepala dinas. Kalau memang tidak mampu, lebih baik mundur saja dan diganti oleh pejabat yang lebih berani," ucapnya, kepada wartawan, Kamis (27/10/2016).
Pihaknya menambahkan, Gunung Kemukus merupakan salah satu wisata andalan yang ada di Kabupaten Sragen. Maka dari itu, sebaiknya tempat tersebut ditata dengan baik dan lebih ramah kepada wisatawan.
"Tidak seperti saat ini yang hanya ramah kepada orang-orang yang mencari hiburan," terangnya.
Dia juga meminta kepada kepala dinas untuk merubah opini yang berkembang pada masyarakat saat ini. Menurutnya dalam pemikiran masyarakat yang berziarah ke Gunung Kemukus harus melakukan hubungan badan dengan orang lain selain pasangnya. Padahal sebenarnya hal tersebut tidak benar dan tidak sesuai dengan aturan agama yang berlaku.
Jika opini masyarakat itu bisa dihapus maka praktek prostitusi yang ada juga bisa dihilangkan dalam waktu yang cepat. Dengan seperti itu image negatif yang melekat pada kawasan wisata Gunung Kemukus juga bisa dihilangkan.
"Kami harapkan adanya upaya merubah wisata kemukus menjadi wisata religi yang tidak disertai dengan praktik esek-esek," ucapnya.
Beberapa waktu lalu, pengurus MUI Kabupaten Sragen bertemu dengan Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati untuk membahas terkait praktik esek-esek di Gunung Kemukus.
Dalam pertemuan tersebut, bupati berkomitmen untuk menata ulang kawasan wisata Kemukus untuk menjadi yang lebih baik. MUI juga mengusulkan kepada bupati untuk membentuk tim kajian yang terdiri atas ulama dan tokoh masyarakat Kabupaten Sragen.
"Tim itu nantinya bisa bekerja untuk memberantas praktik prostitusi di lokasi itu," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disparbudsenpor Kabupaten Sragen Maksun Isnadi mengklaim, saat ini kawasan wisata Gunung Kemukus sudah berkembang lebih baik. Dia sudah menjalin kerjasama dengan beberapa pondok pesantren besar untuk ziarah ke Kemukus.
"Kami juga telah mengupayakan untuk menghilangkan praktik prostitusi yang ada di tempat wisata tersebut," tukasnya.
(san)