Cak Imin Diminta Perjuangkan Pesantren dan Kaum Santri
A
A
A
CIREBON - Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H Abdul Muhaimin Iskandar diminta untuk lebih memperjuangkan pesantren dan kaum santri.
Permintaan tersebut disampaikan langsung oleh para kiai dan ajengan yang mengikuti Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) se-Jawa Madura di Pondok Pesanteren Babakan, Ciwaringin, Cirebon.
Menanggapi permintaan tersebut, Cak Imin yang menyempatkan diri hadir dalam pertemuan tersebut dengan tegas menyatakan kesiapannya istiqomah memperjuangkan pesantren dan kaum santri.
"PKB akan selalu mendengarkan permintaan dan intruksi kiai dan para ajengan. PKB akan istoqomah memperjuangkan pesantren dan kaum santri," katanya, Jumat (21/10/2016).
Cak Imin juga mengatakan, persatuan ponpes (ittihadul ma'ahid) sangat diperlukan untuk bertukar ilmu serta pengalaman. Pasalnya, ponpes memiliki karakteristik beragam, konsentrasi keahlian majemuk, dan keilmuan keagamaan yang beragam.
Perbedaan tersebut kemudian dipadukan Bahtsul Masail untuk membahas permasalahan keagamaan, hukum Islam, keumatan, bahkan problematika aktual kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, dengan cara atau tradisi dan kekhasan pesantren.
"Inilah cara pesantren mengkohesikan dirinya, mempersatukan belbagai keragaman mereka dalam sebuah forum yg bernama Bahsul Masail. Bahtsul Masail merupakan tradisi pesantren khas dan unik," tuturnya.
Di Bahtsul Masail, ungkap Cak Imin, metodologi istinbathul ahkam (metodologi klasik) ini telah digunakan. Meski merupakan metode klasik, namun metode tersebut tetap mampu menjawab problematika kekinian.
"Di PKB setiap keputusan dan kebijakan politik juga atas dasar bahtsul masail. Dalam hal menyusun RUU atau perda di DPR, banyak sekali UU yangg diusulkan Fraksi PKB itu berdasar bahtsul masail," pungkasnya.
Permintaan tersebut disampaikan langsung oleh para kiai dan ajengan yang mengikuti Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) se-Jawa Madura di Pondok Pesanteren Babakan, Ciwaringin, Cirebon.
Menanggapi permintaan tersebut, Cak Imin yang menyempatkan diri hadir dalam pertemuan tersebut dengan tegas menyatakan kesiapannya istiqomah memperjuangkan pesantren dan kaum santri.
"PKB akan selalu mendengarkan permintaan dan intruksi kiai dan para ajengan. PKB akan istoqomah memperjuangkan pesantren dan kaum santri," katanya, Jumat (21/10/2016).
Cak Imin juga mengatakan, persatuan ponpes (ittihadul ma'ahid) sangat diperlukan untuk bertukar ilmu serta pengalaman. Pasalnya, ponpes memiliki karakteristik beragam, konsentrasi keahlian majemuk, dan keilmuan keagamaan yang beragam.
Perbedaan tersebut kemudian dipadukan Bahtsul Masail untuk membahas permasalahan keagamaan, hukum Islam, keumatan, bahkan problematika aktual kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan, dengan cara atau tradisi dan kekhasan pesantren.
"Inilah cara pesantren mengkohesikan dirinya, mempersatukan belbagai keragaman mereka dalam sebuah forum yg bernama Bahsul Masail. Bahtsul Masail merupakan tradisi pesantren khas dan unik," tuturnya.
Di Bahtsul Masail, ungkap Cak Imin, metodologi istinbathul ahkam (metodologi klasik) ini telah digunakan. Meski merupakan metode klasik, namun metode tersebut tetap mampu menjawab problematika kekinian.
"Di PKB setiap keputusan dan kebijakan politik juga atas dasar bahtsul masail. Dalam hal menyusun RUU atau perda di DPR, banyak sekali UU yangg diusulkan Fraksi PKB itu berdasar bahtsul masail," pungkasnya.
(san)