Wisata ke Tawangmangu, 2 Warga Klaten Tewas Tertimpa Dahan
A
A
A
KLATEN - Duka menyelimuti keluarga Sumarsih dan pasangan Edi Sumantri-Sriyatun. Anggota keluarga mereka tewas saat berwisata di air terjun Grojogan Sewu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Selasa 12 Oktober.
Joko Sunarna (59) suami Sumarsih dan Ria Agus Vina (22) putri keempat Edi Sumantri-Sriyatun tewas karena tertimpa dahan pohon bendo di obyek wisata Grojogan Sewu. Dodon Sucoko, kakak kandung Ria, mengemukakan, kunjungan ke Tawangmangu merupakan kegiatan wisata yang dilakukan keluarganya.
Rombongan yang berangkat ke Tawangmangu yakni pasangan suami istri Edi Sumantri, Sriyatun, Ria Agus Vina (anak), Etin (anak), Anisa (cucu), Azizah Juliana Putri (cucu), Sigit Indrawan (saudara), dan Joko Sunarna (sopir).
Keluarga Edi Sumantri berangkat menggunakan mobil sewa dan disopiri oleh tetangganya, Joko Sunarna. Edi dan Joko merupakan warga Dukuh Sritinon RW 5 Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu.
Rombongan berangkat pukul 07.00 WIB dan tiba di Tawangmangu sekira pukul 10.00. Dodon pertama kali mendapat kabar musibah tersebut oleh adiknya, Etin, pada pukul 13.00 WIB. Betapa kagetnya Dodon karena sebelumnya tidak mendapat kabar bahwa keluarganya akan berangkat ke Tawangmangu.
”Rencana ingin piknik ke Tawangmangu sudah lama, sejak Idul Adha. Tapi mau berangkat itu saya tidak dikabari karena rumah saya agak jauh dari rumah orangtua. Padahal biasanya tiap mau piknik selalu pamit,” kata Dodon saat ditemui di rumah duka, Selasa malam (11/10/2016).
Wisata keluarga memang menjadi agenda rutin keluarga Edi Sumantri. Keluarganya pernah piknik bersama ke Gunungkidul, Wonogiri, dan Purwodadi. Dodon mengaku tak memiliki firasat apapun terkait musibah yang menimpa adiknya itu. Hanya pada Minggu malam 9 Oktober dia mengalami insomnia tanpa sebab yang jelas. ”Enggak biasanya susah tidur, padahal keesokannya harus sahur untuk puasa. Tapi saya juga enggak kepikiran ada kejadian seperti itu,” katanya.
Almarhum Ria meninggalkan suami, Muhammad Tyas Yusuf (21) dan seorang putri Azizah Juliana Putri yang baru berumur satu tahun. Suami Ria tidak ikut wisata keluarga karena sedang bekerja di pabrik. Beruntung bayi Azizah tidak mengalami luka serius meski saat kejadian dalam gendongan sang ibu.
”Azizah enggak apa-apa, kepalanya hanya sedikit mlenthung (bengkak). Tapi oleh tim medis dipastikan tidak apa-apa, sudah diperiksa,” ucap Dodon.
Jenazah Ria dikebumikan Rabu (12/10/2016). Sedangkan jenazah sopir Joko Sunarna langsung dimakamkan Selasa malam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) tak jauh dari rumahnya.
Saksi sekaligus keluarga besar Edi Sumantri, Sigit Indrawan, mengatakan, musibah terjadi saat rombongan akan meninggalkan lokasi air terjun. Usai makan di area wisata, Ria beserta anaknya dan Joko Sunarna pergi lebih dulu.
Sedangkan anggota keluarga lain masih berkemas-kemas dan melipat tikar. Baru berjalan sekitar lima meter, tiba-tiba Ria dan Joko sudah tergeletak tertimpa dahan berukuran diameter 20 cm dan panjang sekitar 190 cm.
Diduga dahan pohon yang sudah rapuh patah dan menimpa keduanya ketika memberi makan monyet. Ria dan Joko mengalami luka serius di kepala.
”Tahu-tahu mereka sudah jatuh. Posisinya Ria tengkurap, dan pak Joko terlentang. Langsung kami bawa ke petugas, tapi mbak Ria tidak tertolong,” tutur Wawan, sapaan akrabnya.
Sedangkan Joko meninggal dalam perjalanan menuju RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Sumarsih, istri Joko Sunarna, mengaku mendapat kabar musibah dari Ketua RW setempat setelah dihubungi keluarga Edi. Sumarsih mengatakan, sehari-harinya Joko bekerja sebagai sopir serabutan sejak 35 tahun lalu.
”Biasanya nyopiri mobil katering itu kalau ada hajatan. Kadang juga menyopiri tetangga yang sewa mobil. Keluarga sangat kaget, tidak ada firasat karena Senin malam masih kerja nyopir mengantarkan makanan katering. Berangkat ke Tawangmangu juga sehat bugar,” kata Sumarsih.
Joko Sunarna (59) suami Sumarsih dan Ria Agus Vina (22) putri keempat Edi Sumantri-Sriyatun tewas karena tertimpa dahan pohon bendo di obyek wisata Grojogan Sewu. Dodon Sucoko, kakak kandung Ria, mengemukakan, kunjungan ke Tawangmangu merupakan kegiatan wisata yang dilakukan keluarganya.
Rombongan yang berangkat ke Tawangmangu yakni pasangan suami istri Edi Sumantri, Sriyatun, Ria Agus Vina (anak), Etin (anak), Anisa (cucu), Azizah Juliana Putri (cucu), Sigit Indrawan (saudara), dan Joko Sunarna (sopir).
Keluarga Edi Sumantri berangkat menggunakan mobil sewa dan disopiri oleh tetangganya, Joko Sunarna. Edi dan Joko merupakan warga Dukuh Sritinon RW 5 Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu.
Rombongan berangkat pukul 07.00 WIB dan tiba di Tawangmangu sekira pukul 10.00. Dodon pertama kali mendapat kabar musibah tersebut oleh adiknya, Etin, pada pukul 13.00 WIB. Betapa kagetnya Dodon karena sebelumnya tidak mendapat kabar bahwa keluarganya akan berangkat ke Tawangmangu.
”Rencana ingin piknik ke Tawangmangu sudah lama, sejak Idul Adha. Tapi mau berangkat itu saya tidak dikabari karena rumah saya agak jauh dari rumah orangtua. Padahal biasanya tiap mau piknik selalu pamit,” kata Dodon saat ditemui di rumah duka, Selasa malam (11/10/2016).
Wisata keluarga memang menjadi agenda rutin keluarga Edi Sumantri. Keluarganya pernah piknik bersama ke Gunungkidul, Wonogiri, dan Purwodadi. Dodon mengaku tak memiliki firasat apapun terkait musibah yang menimpa adiknya itu. Hanya pada Minggu malam 9 Oktober dia mengalami insomnia tanpa sebab yang jelas. ”Enggak biasanya susah tidur, padahal keesokannya harus sahur untuk puasa. Tapi saya juga enggak kepikiran ada kejadian seperti itu,” katanya.
Almarhum Ria meninggalkan suami, Muhammad Tyas Yusuf (21) dan seorang putri Azizah Juliana Putri yang baru berumur satu tahun. Suami Ria tidak ikut wisata keluarga karena sedang bekerja di pabrik. Beruntung bayi Azizah tidak mengalami luka serius meski saat kejadian dalam gendongan sang ibu.
”Azizah enggak apa-apa, kepalanya hanya sedikit mlenthung (bengkak). Tapi oleh tim medis dipastikan tidak apa-apa, sudah diperiksa,” ucap Dodon.
Jenazah Ria dikebumikan Rabu (12/10/2016). Sedangkan jenazah sopir Joko Sunarna langsung dimakamkan Selasa malam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) tak jauh dari rumahnya.
Saksi sekaligus keluarga besar Edi Sumantri, Sigit Indrawan, mengatakan, musibah terjadi saat rombongan akan meninggalkan lokasi air terjun. Usai makan di area wisata, Ria beserta anaknya dan Joko Sunarna pergi lebih dulu.
Sedangkan anggota keluarga lain masih berkemas-kemas dan melipat tikar. Baru berjalan sekitar lima meter, tiba-tiba Ria dan Joko sudah tergeletak tertimpa dahan berukuran diameter 20 cm dan panjang sekitar 190 cm.
Diduga dahan pohon yang sudah rapuh patah dan menimpa keduanya ketika memberi makan monyet. Ria dan Joko mengalami luka serius di kepala.
”Tahu-tahu mereka sudah jatuh. Posisinya Ria tengkurap, dan pak Joko terlentang. Langsung kami bawa ke petugas, tapi mbak Ria tidak tertolong,” tutur Wawan, sapaan akrabnya.
Sedangkan Joko meninggal dalam perjalanan menuju RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Sumarsih, istri Joko Sunarna, mengaku mendapat kabar musibah dari Ketua RW setempat setelah dihubungi keluarga Edi. Sumarsih mengatakan, sehari-harinya Joko bekerja sebagai sopir serabutan sejak 35 tahun lalu.
”Biasanya nyopiri mobil katering itu kalau ada hajatan. Kadang juga menyopiri tetangga yang sewa mobil. Keluarga sangat kaget, tidak ada firasat karena Senin malam masih kerja nyopir mengantarkan makanan katering. Berangkat ke Tawangmangu juga sehat bugar,” kata Sumarsih.
(sms)