Risma Marahi Pelajar yang Tertangkap Pesta Sabu dan Seks
A
A
A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memarahi tujuh remaja yang empat di antaranya adalah perempuan, karena melakukan pesta sabu dan seks bebas di rumah kosong.
Aksi Risma itu terekam di ruangan kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur, Jalan Ngagel Madya Surabaya.
Ketujuh remaja yang terdiri empat perempuan dan tiga lelaki ini ditangkap aparat Polrestabes Surabaya di sebuah rumah, di Jalan Cimanuk, saat pesta narkoba jenis sabu beberapa waktu lalu.
Tak hanya pesta narkoba, diduga mereka juga terlibat pesta seks di rumah kosong tersebut. Ketujuh remaja ini diduga direkrut seorang bandar narkoba untuk dibina menjadi pengedar narkoba di kalangan pelajar.
Dalam amukannya, Risma banyak memberi nasehat bagai ibu dengan anak. Apalagi, para remaja itu rata-rata masih duduk di bangku SMA.
Bahkan, Risma meminta salah seorang remaja untuk menunduk dan mencium kaki ibunya, kemudian memeluk sambil meminta maaf kepada ibunya. Saat keduanya berpelukan suasana menjadi haru.
Risma menegaskan, para remaja ini merupakan korban sindikat narkoba yang ingin membedayakan anak-anak sebagai pengedar atau kurir narkoba. Mereka dibujuk rayu diberi imbalan uang sambil mencoba narkoba.
Lebih jauh, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengimbau agar para orangtua lebih ketat dalam mengawasi anak-anaknya yang beranjak remaja. Terutama terkait maraknya peredaran narkoba.
Kini, ketujuh remaja tersebut menjalani proses rehabilitasi di BNN Provinsi Jawa Timur, hingga kondisi mereka kembali pulih dan tidak kembali memakai narkoba.
Aksi Risma itu terekam di ruangan kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur, Jalan Ngagel Madya Surabaya.
Ketujuh remaja yang terdiri empat perempuan dan tiga lelaki ini ditangkap aparat Polrestabes Surabaya di sebuah rumah, di Jalan Cimanuk, saat pesta narkoba jenis sabu beberapa waktu lalu.
Tak hanya pesta narkoba, diduga mereka juga terlibat pesta seks di rumah kosong tersebut. Ketujuh remaja ini diduga direkrut seorang bandar narkoba untuk dibina menjadi pengedar narkoba di kalangan pelajar.
Dalam amukannya, Risma banyak memberi nasehat bagai ibu dengan anak. Apalagi, para remaja itu rata-rata masih duduk di bangku SMA.
Bahkan, Risma meminta salah seorang remaja untuk menunduk dan mencium kaki ibunya, kemudian memeluk sambil meminta maaf kepada ibunya. Saat keduanya berpelukan suasana menjadi haru.
Risma menegaskan, para remaja ini merupakan korban sindikat narkoba yang ingin membedayakan anak-anak sebagai pengedar atau kurir narkoba. Mereka dibujuk rayu diberi imbalan uang sambil mencoba narkoba.
Lebih jauh, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengimbau agar para orangtua lebih ketat dalam mengawasi anak-anaknya yang beranjak remaja. Terutama terkait maraknya peredaran narkoba.
Kini, ketujuh remaja tersebut menjalani proses rehabilitasi di BNN Provinsi Jawa Timur, hingga kondisi mereka kembali pulih dan tidak kembali memakai narkoba.
(san)