Tambang Pasir Cipeundeuy Tewaskan Bocah 5 Tahun
A
A
A
SUBANG - Aktivitas penambangan (galian) pasir di Desa Cimayasari, Kecamatan Cipeundeuy, Subang, kembali menelan korban jiwa.
Seorang bocah perempuan, Wafa binti Anan (5), warga Kampung Ciranji RT 09/03 Desa Cimayasari, ditemukan tewas tenggelam di sebuah tambang pasir yang masih produktif milik Ruhita (Ucok).
Informasi yang dihimpun, nasib malang yang menimpa bocah pada Selasa 26 September 2016 siang tersebut, bermula ketika korban bersama lima orang rekannya, tengah bermain dan berenang di areal kubangan air bekas galian pasir yang kondisinya masih produktif beroperasi.
Karena kedalaman air di galian milik Ruhita (Ucok) tersebut mencapai 1,5 meter lebih, korban pun tidak bisa berenang dan akhirnya tenggelam. Melihat korban tenggelam, kelima rekannya panik dan kemudian berteriak-teriak histeris minta pertolongan warga.
Mendengar teriakan itu, sejumlah petani yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi, di antaranya Isur (52), dan Emas (32), buru-buru mendatangi tempat kejadian serta langsung turun ke dalam kubangan air galian untuk mencari korban.
Beberapa saat setelah pencarian, mereka berhasil menemukan korban dalam keadaan sudah meninggal dunia. Mereka lalu memberi tahu orang-orang dan melaporkan kejadian tersebut kepada petugas Polsek Cipeundeuy.
Sejumlah petugas kepolisian dibantu warga, kemudian mengevakuasi jasad korban ke Puskesmas Cipeundeuy untuk pemeriksaan medis. Selanjutnya, jasad bocah malang itu diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
Insiden ini masih diselidiki aparat Polres Subang. Hingga kini, belum diketahui pasti apakah tambang pasir maut tersebut, mengantongi izin resmi operasional atau tidak dari instansi terkait.
"Kami masih mendalami peristiwa itu, dengan memeriksa saksi-saksi dan pihak terkait lainnya. Hasil pemeriksaan sementara, korban meninggal akibat tenggelam di lokasi galian pasir tersebut," tutur Kapolres Subang AKBP Yudhi Sulistianto Wahid.
Seorang bocah perempuan, Wafa binti Anan (5), warga Kampung Ciranji RT 09/03 Desa Cimayasari, ditemukan tewas tenggelam di sebuah tambang pasir yang masih produktif milik Ruhita (Ucok).
Informasi yang dihimpun, nasib malang yang menimpa bocah pada Selasa 26 September 2016 siang tersebut, bermula ketika korban bersama lima orang rekannya, tengah bermain dan berenang di areal kubangan air bekas galian pasir yang kondisinya masih produktif beroperasi.
Karena kedalaman air di galian milik Ruhita (Ucok) tersebut mencapai 1,5 meter lebih, korban pun tidak bisa berenang dan akhirnya tenggelam. Melihat korban tenggelam, kelima rekannya panik dan kemudian berteriak-teriak histeris minta pertolongan warga.
Mendengar teriakan itu, sejumlah petani yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi, di antaranya Isur (52), dan Emas (32), buru-buru mendatangi tempat kejadian serta langsung turun ke dalam kubangan air galian untuk mencari korban.
Beberapa saat setelah pencarian, mereka berhasil menemukan korban dalam keadaan sudah meninggal dunia. Mereka lalu memberi tahu orang-orang dan melaporkan kejadian tersebut kepada petugas Polsek Cipeundeuy.
Sejumlah petugas kepolisian dibantu warga, kemudian mengevakuasi jasad korban ke Puskesmas Cipeundeuy untuk pemeriksaan medis. Selanjutnya, jasad bocah malang itu diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
Insiden ini masih diselidiki aparat Polres Subang. Hingga kini, belum diketahui pasti apakah tambang pasir maut tersebut, mengantongi izin resmi operasional atau tidak dari instansi terkait.
"Kami masih mendalami peristiwa itu, dengan memeriksa saksi-saksi dan pihak terkait lainnya. Hasil pemeriksaan sementara, korban meninggal akibat tenggelam di lokasi galian pasir tersebut," tutur Kapolres Subang AKBP Yudhi Sulistianto Wahid.
(nag)