Banjir dan Longsong Terjang Trenggalek, Satu Orang Tewas
A
A
A
TRENGGALEK - Banjir dan tanah longsor menerjang tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Selain memutus jalan utama, material tanah juga menimbun dua rumah warga.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, satu warga Desa Senden RT 27 Kecamatan Kampak meninggal dunia. Korban yang bernama Sukilah sedang tidur saat tanah longsor menimpa rumahnya. Sedangkan empat anggota keluarga lain berhasil menyelamatkan diri.
Juru bicara Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Trenggalek, Brian Gautama mengatakan, lokasi longsor berada di perbatasan antara wilayah Kecamatan Kampak dan Kecamatan Munjungan.
Sedikitnya ada delapan titik besar runtuhan material yang membuat akses jalan di wilayah selatan itu lumpuh total.
Longsor juga mengakibatkan beberapa tiang listrik tumbang. Namun terkait adanya korban jiwa Basarnas mengaku belum menerima laporan.
“Memang benar terjadi banjir dan longsor di wilayah Kampak. Hanya saja terkait korban jiwa, kami belum menerima laporan, “ ujar Brian kepada Koran SINDO, Rabu 17 Agustus 2016.
Terjangan banjir bandang dan tanah longsor di Desa Senden dan Desa Bendoagung Kecamatan Kampak berlangsung tengah malam. Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa 16 Agustus 2016 pukul 22.00 WIB membuat air Sungai Tawing atau Sungai Kampak meluap.
Air berwarna kecoklatan dan berarus deras. Di jalan utama, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Bahkan di beberapa titik lebih dalam lagi.
Berdasarkan Informasi dari warga setempat, dalam dan derasnya air membuat sejumlah mobil rombongan pengantar ibadah Haji asal Desa Senden tidak bisa pulang. Sekitar 50-an orang memilih bertahan sampai jalanan benar benar aman untuk dilewati.
Musibah berlangsung estafet. Surutnya air di wilayah Kampak berdampak banjir di wilayah Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Pogalan yang secara topografi lebih rendah.
Air juga berasal dari luapan sungai Kampak yang berhilir di sebagian wilayah Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Pogalan.
Mulai pukul 04.00 WIB dini hari luapan air ditambah guyuran hujan menenggelamkan sebagian besar ruas jalan di Desa Sukorejo, Desa Ngrayung dan Desa Wonorejo Kecamatan Gandusari.
Ketinggian air sempat setinggi leher orang dewasa. Di dalam rumah warga, kedalaman air mencapai paha hingga dada orang dewasa. “Ada ribuan rumah warga yang terdampak, “ ungkap Brian.
Tidak semua warga bersedia dievakuasi dengan alasan musibah yang terjadi hal biasa tiap tahun. Mereka memilih bertahan meski air mengepung rumah. Petugas hanya mengevakuasi kelompok balita dan manula. Mereka yang berjumlah sekitar 25 orang ini ditempatkan di kantor kecamatan.
Pemkab Trenggalek dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga mendirikan posko pengungsian. Agar air di jalan dan rumah warga lebih cepat surut, petugas membuka Dam air Sumbergayam dan Dam air Sungai Widoro.
Hingga pukul 16.30 WIB, air setinggi mata kaki masih menggenang di sebagian ruas jalan dan area persawahan Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan.
Air juga masih menggenangi sejumlah rumah penduduk. Brian berharap Pemkab Trenggalek juga mengambil langkah pengerukan atau normalisasi sungai Kampak.
Sebab dasar sungai telah terjadi sedimentasi akibat sampah dan ambrolan dinding sungai akibat abrasi. “Kita berharap warga tetap meningkatkan kewaspadaan. Mengingat cuaca masih tidak menentu. Sebab hujan dengan intensitas tinggi bisa tiba tiba datang, “ katanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Trenggalek AKP Heru Sujio mengatakan, jalur lalu lintas wilayah Trenggalek secara umum masih normal. Banjir memang telah membuat genangan di sejumlah wilayah Trenggalek. Namun musibah tidak sampai merusak atau memutuskan jembatan dan jalan.
“Memang ada genangan di sejumlah ruas jalan. Namun secara umum musibah tidak sampai memutuskan akses jalan, “ujarnya.
Heru menambahkan yang perlu diwaspadai adalah sejumlah daerah rawan longsor. Yakni diantaranya sebagian wilayah Kecamatan Suruh yang berada di kawasan selatan. “Sebab cuaca di Trenggalek cenderung mendung,“ tutur Heru.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, satu warga Desa Senden RT 27 Kecamatan Kampak meninggal dunia. Korban yang bernama Sukilah sedang tidur saat tanah longsor menimpa rumahnya. Sedangkan empat anggota keluarga lain berhasil menyelamatkan diri.
Juru bicara Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Trenggalek, Brian Gautama mengatakan, lokasi longsor berada di perbatasan antara wilayah Kecamatan Kampak dan Kecamatan Munjungan.
Sedikitnya ada delapan titik besar runtuhan material yang membuat akses jalan di wilayah selatan itu lumpuh total.
Longsor juga mengakibatkan beberapa tiang listrik tumbang. Namun terkait adanya korban jiwa Basarnas mengaku belum menerima laporan.
“Memang benar terjadi banjir dan longsor di wilayah Kampak. Hanya saja terkait korban jiwa, kami belum menerima laporan, “ ujar Brian kepada Koran SINDO, Rabu 17 Agustus 2016.
Terjangan banjir bandang dan tanah longsor di Desa Senden dan Desa Bendoagung Kecamatan Kampak berlangsung tengah malam. Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa 16 Agustus 2016 pukul 22.00 WIB membuat air Sungai Tawing atau Sungai Kampak meluap.
Air berwarna kecoklatan dan berarus deras. Di jalan utama, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Bahkan di beberapa titik lebih dalam lagi.
Berdasarkan Informasi dari warga setempat, dalam dan derasnya air membuat sejumlah mobil rombongan pengantar ibadah Haji asal Desa Senden tidak bisa pulang. Sekitar 50-an orang memilih bertahan sampai jalanan benar benar aman untuk dilewati.
Musibah berlangsung estafet. Surutnya air di wilayah Kampak berdampak banjir di wilayah Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Pogalan yang secara topografi lebih rendah.
Air juga berasal dari luapan sungai Kampak yang berhilir di sebagian wilayah Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Pogalan.
Mulai pukul 04.00 WIB dini hari luapan air ditambah guyuran hujan menenggelamkan sebagian besar ruas jalan di Desa Sukorejo, Desa Ngrayung dan Desa Wonorejo Kecamatan Gandusari.
Ketinggian air sempat setinggi leher orang dewasa. Di dalam rumah warga, kedalaman air mencapai paha hingga dada orang dewasa. “Ada ribuan rumah warga yang terdampak, “ ungkap Brian.
Tidak semua warga bersedia dievakuasi dengan alasan musibah yang terjadi hal biasa tiap tahun. Mereka memilih bertahan meski air mengepung rumah. Petugas hanya mengevakuasi kelompok balita dan manula. Mereka yang berjumlah sekitar 25 orang ini ditempatkan di kantor kecamatan.
Pemkab Trenggalek dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga mendirikan posko pengungsian. Agar air di jalan dan rumah warga lebih cepat surut, petugas membuka Dam air Sumbergayam dan Dam air Sungai Widoro.
Hingga pukul 16.30 WIB, air setinggi mata kaki masih menggenang di sebagian ruas jalan dan area persawahan Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan.
Air juga masih menggenangi sejumlah rumah penduduk. Brian berharap Pemkab Trenggalek juga mengambil langkah pengerukan atau normalisasi sungai Kampak.
Sebab dasar sungai telah terjadi sedimentasi akibat sampah dan ambrolan dinding sungai akibat abrasi. “Kita berharap warga tetap meningkatkan kewaspadaan. Mengingat cuaca masih tidak menentu. Sebab hujan dengan intensitas tinggi bisa tiba tiba datang, “ katanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Trenggalek AKP Heru Sujio mengatakan, jalur lalu lintas wilayah Trenggalek secara umum masih normal. Banjir memang telah membuat genangan di sejumlah wilayah Trenggalek. Namun musibah tidak sampai merusak atau memutuskan jembatan dan jalan.
“Memang ada genangan di sejumlah ruas jalan. Namun secara umum musibah tidak sampai memutuskan akses jalan, “ujarnya.
Heru menambahkan yang perlu diwaspadai adalah sejumlah daerah rawan longsor. Yakni diantaranya sebagian wilayah Kecamatan Suruh yang berada di kawasan selatan. “Sebab cuaca di Trenggalek cenderung mendung,“ tutur Heru.
(dam)