Menjaga Kesehatan Kunci Meraih Haji Mabrur
A
A
A
PADANG - Pekan ini jamaah calon haji Indonesia berangkat ke Tanah Suci. Seperti tahun lalu, cuaca di sana sangat panas, bahkan bisa mencapai 45 derajat celsius. Jamaah yang terpapar cuaca panas ekstrem di Arab Saudi dapat menderita berbagai masalah kesehatan akibat dehidrasi atau kekurangan cairan.
"Bahkan, cuaca ekstrem tersebut bisa mengakibatkan heat stroke. Apabila jamaah merasa lemas, pusing, denyut nadi cepat dan kuat, kulit kering dan kemerahan, koordinasi otot yang menurun, sampai hilangnya kesadaran berarti tanda jamaah terserang heat stroke. Segeralah ke dokter," pesan Kepala Seksi Karantina dan Surveilans Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas Dua Padang dr Hannie Masyita.
Hai tu disampaikan Hannie saat Dialog Haji Sindo Weekly di Embarkasi Padang, Sumatera Barat, Rabu (10/8/2016).
Dalam dialog yang dihelat Sindo Weekly bersama Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Master Card, dan Betadine ini, Hannie juga mengingatkan penularan virus korona yang menjadi penyebab MERS-CoV. Karena jutaan jamaah dari seluruh dunia akan berkumpul di Tanah Suci, jamaah harus mengantisipasinya dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Biasakan mencuci tangan pakai sabun atau disinfektan. Kalau berada di kerumunan banyak orang, sebaiknya gunakan masker karena bisa saja salah satu dari mereka menularkan virus korona. Jadi perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan diri ini sangat penting untuk meraih haji aman, sehat, dan mabrur," ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat Salman menambahkan bahwa jamaah haji harus mengantisipasi musim panas di Arab Saudi. Dia meminta para jamaah membawa semprotan air atau water spray untuk menjaga kelembaban tubuh saat terpapar sinar matahari.
"Terutama saat berada di Mina dan Arafah. Jangan lupa juga untuk sering minum air putih untuk menghindari dehidrasi," imbuhnya.
Salman juga berpesan agar seluruh jamaah mawas diri. Jangan sampai sebelum terbang sudah jatuh sakit. "Khususnya bagi jamaah lanjut usia (lansia) tolong jangan memaksakan diri melaksanakan ibadah-ibadah sunat di luar kemampuan," ingatnya.
Sebab, lanjut Salman, puncak ibadah haji adalah wukuf di Arafah. Kalau menjelang wukuf nanti kondisi calon jamaah haji tidak baik, dapat mengganggu pelaksanaan wukuf di Arafah.
"Bukan berarti kami akan membatasi ibadah kita, lebih penting lagi kita jaga kondisi kita," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Product Manager PT Mundipharma Health Care Indonesia Yulaika Setiawan menyampaikan hasil penelitian yang dilakukan pihaknya tentang pencegahan virus MERS dan Ebola yang terjadi di Timur Tengah.
"Untuk meraih kesehatan prima, seluruh jamaah haji Indonesia harus mawas diri dengan menjaga kesehatan serta kebersihan lingkungan."
Dia juga mengatakan, Betadine siap mengantarkan para calon jamaah haji untuk bisa melaksanakan ibadah dengan sehat dan khusyuk. "Sehingga meraih haji mabrur dan kembali ke Tanah Air dengan selamat."
"Bahkan, cuaca ekstrem tersebut bisa mengakibatkan heat stroke. Apabila jamaah merasa lemas, pusing, denyut nadi cepat dan kuat, kulit kering dan kemerahan, koordinasi otot yang menurun, sampai hilangnya kesadaran berarti tanda jamaah terserang heat stroke. Segeralah ke dokter," pesan Kepala Seksi Karantina dan Surveilans Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas Dua Padang dr Hannie Masyita.
Hai tu disampaikan Hannie saat Dialog Haji Sindo Weekly di Embarkasi Padang, Sumatera Barat, Rabu (10/8/2016).
Dalam dialog yang dihelat Sindo Weekly bersama Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Master Card, dan Betadine ini, Hannie juga mengingatkan penularan virus korona yang menjadi penyebab MERS-CoV. Karena jutaan jamaah dari seluruh dunia akan berkumpul di Tanah Suci, jamaah harus mengantisipasinya dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Biasakan mencuci tangan pakai sabun atau disinfektan. Kalau berada di kerumunan banyak orang, sebaiknya gunakan masker karena bisa saja salah satu dari mereka menularkan virus korona. Jadi perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan diri ini sangat penting untuk meraih haji aman, sehat, dan mabrur," ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat Salman menambahkan bahwa jamaah haji harus mengantisipasi musim panas di Arab Saudi. Dia meminta para jamaah membawa semprotan air atau water spray untuk menjaga kelembaban tubuh saat terpapar sinar matahari.
"Terutama saat berada di Mina dan Arafah. Jangan lupa juga untuk sering minum air putih untuk menghindari dehidrasi," imbuhnya.
Salman juga berpesan agar seluruh jamaah mawas diri. Jangan sampai sebelum terbang sudah jatuh sakit. "Khususnya bagi jamaah lanjut usia (lansia) tolong jangan memaksakan diri melaksanakan ibadah-ibadah sunat di luar kemampuan," ingatnya.
Sebab, lanjut Salman, puncak ibadah haji adalah wukuf di Arafah. Kalau menjelang wukuf nanti kondisi calon jamaah haji tidak baik, dapat mengganggu pelaksanaan wukuf di Arafah.
"Bukan berarti kami akan membatasi ibadah kita, lebih penting lagi kita jaga kondisi kita," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Product Manager PT Mundipharma Health Care Indonesia Yulaika Setiawan menyampaikan hasil penelitian yang dilakukan pihaknya tentang pencegahan virus MERS dan Ebola yang terjadi di Timur Tengah.
"Untuk meraih kesehatan prima, seluruh jamaah haji Indonesia harus mawas diri dengan menjaga kesehatan serta kebersihan lingkungan."
Dia juga mengatakan, Betadine siap mengantarkan para calon jamaah haji untuk bisa melaksanakan ibadah dengan sehat dan khusyuk. "Sehingga meraih haji mabrur dan kembali ke Tanah Air dengan selamat."
(zik)