Si Buntung, Buaya Putih Penjaga Sungai di Pangandaran
A
A
A
Kisah tentang si Buntung, buaya putih penjaga sungai di wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tak asing bagi warga setempat. Seperti apa ceritanya?
Menurut salah satu kasepuhan di Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Aki Ajib (86), sungai di Kabupaten Pangandaran diyakini oleh kelompok supranatural memiliki penjaga. Penjaganya bukan manusia, melainkan buaya.
"Kakek saya bernama Aki Adri. Waktu saya kecil, Aki Adri berprofesi sebagai nelayan dan memiliki keahlian bisa komunikasi dengan buaya," kata Aki Ajib.
Menurut Aki Ajib, suatu ketika kakeknya menemukan seekor buaya kecil yang lemah dan dalam kondisi tidak berdaya. Aki Adri pun memelihara buaya tersebut berbulan-bulan, hingga fisik buaya itu stabil.
"Dengan kemampuan komunikasi yang dia miliki, akhirnya buaya putih tersebut menginginkan dilepas ke habitatnya," tambah Aki Ajib.
Aki Ajib menjelaskan, sebelum melepas buaya putih itu, Aki Adri memotong ekor buaya tersebut dan memerintahkan buaya putih untuk menjaga sungai di wilayah Pangandaran, mulai dari hulu Sungai Wangkaronyok di Desa Selasari hingga Muara Karangtirta.
"Selain wilayah tersebut, Aki Adri memerintahkan kepada buaya putih tersebut untuk menjaga wilayah Sungai Sagara Anakan yang berada di Kabupaten Cilacap dan Sungai Pameungpeuk," jelasnya.
Aki Adri menyampaikan kepada Aki Ajib bahwa buaya putih yang dilepas diberi nama si Buntung. Sejak itulah, si Buntung menjadi cerita rakyat.
"Beberapa keahlian ilmu komunikasi dengan buaya yang dimiliki Aki Adri diturunkan kepada saya, sehingga dalam musim-musim tertentu saya sering didatangi utusan si Buntung," kata Aki Ajib.
Menurut Aki Ajib, kedatangan si Buntung terkadang sulit diprediksi. Namun, biasanya si Buntung berkunjung ke Aki Ajib saat musim hujan atau bila ada pesan yang sangat penting dan bersifat mendesak.
"Sebelum bulan puasa saya didatangi oleh utusan si Buntung yang memberikan pesan agar manusia yang melakukan aktivitas berenang di sungai yang ada di wilayah Pangandaran untuk menghargai nilai budaya dan beretika saat melakukan aktivitas berenang," ungkapnya.
Pesan utusan si Buntung tersebut bisa saja berkaitan dengan kejadian kecelakaan yang terjadi di lokasi objek wisata Citumang lima bulan terakhir ini, yang telah menelan dua korban jiwa hingga meninggal. (Baca juga: Dua Wanita Terseret Arus di Objek Wisata Air Sungai Citumang).
Objek wisata Citumang merupakan objek wisata yang memiliki daya tarik khusus, yaitu Sungai Citumang yang mengalir membelah hutan jati, dengan airnya yang bening kebiruan. Sementara, tepian sungai terdiri dari ornamen batu-batu cadas dengan relung dalam dihiasi relief alam dan aliran sungai yang menembus ke gua.
Aki Ajib mengaku dirinya akan melakukan ritual keselamatan bersama para ahli supranatural dan tokoh setempat agar tidak ada lagi kecelakaan di lokasi objek wisata air yang saat ini mulai ramai dikunjungi wisatawan.
Menurut salah satu kasepuhan di Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Aki Ajib (86), sungai di Kabupaten Pangandaran diyakini oleh kelompok supranatural memiliki penjaga. Penjaganya bukan manusia, melainkan buaya.
"Kakek saya bernama Aki Adri. Waktu saya kecil, Aki Adri berprofesi sebagai nelayan dan memiliki keahlian bisa komunikasi dengan buaya," kata Aki Ajib.
Menurut Aki Ajib, suatu ketika kakeknya menemukan seekor buaya kecil yang lemah dan dalam kondisi tidak berdaya. Aki Adri pun memelihara buaya tersebut berbulan-bulan, hingga fisik buaya itu stabil.
"Dengan kemampuan komunikasi yang dia miliki, akhirnya buaya putih tersebut menginginkan dilepas ke habitatnya," tambah Aki Ajib.
Aki Ajib menjelaskan, sebelum melepas buaya putih itu, Aki Adri memotong ekor buaya tersebut dan memerintahkan buaya putih untuk menjaga sungai di wilayah Pangandaran, mulai dari hulu Sungai Wangkaronyok di Desa Selasari hingga Muara Karangtirta.
"Selain wilayah tersebut, Aki Adri memerintahkan kepada buaya putih tersebut untuk menjaga wilayah Sungai Sagara Anakan yang berada di Kabupaten Cilacap dan Sungai Pameungpeuk," jelasnya.
Aki Adri menyampaikan kepada Aki Ajib bahwa buaya putih yang dilepas diberi nama si Buntung. Sejak itulah, si Buntung menjadi cerita rakyat.
"Beberapa keahlian ilmu komunikasi dengan buaya yang dimiliki Aki Adri diturunkan kepada saya, sehingga dalam musim-musim tertentu saya sering didatangi utusan si Buntung," kata Aki Ajib.
Menurut Aki Ajib, kedatangan si Buntung terkadang sulit diprediksi. Namun, biasanya si Buntung berkunjung ke Aki Ajib saat musim hujan atau bila ada pesan yang sangat penting dan bersifat mendesak.
"Sebelum bulan puasa saya didatangi oleh utusan si Buntung yang memberikan pesan agar manusia yang melakukan aktivitas berenang di sungai yang ada di wilayah Pangandaran untuk menghargai nilai budaya dan beretika saat melakukan aktivitas berenang," ungkapnya.
Pesan utusan si Buntung tersebut bisa saja berkaitan dengan kejadian kecelakaan yang terjadi di lokasi objek wisata Citumang lima bulan terakhir ini, yang telah menelan dua korban jiwa hingga meninggal. (Baca juga: Dua Wanita Terseret Arus di Objek Wisata Air Sungai Citumang).
Objek wisata Citumang merupakan objek wisata yang memiliki daya tarik khusus, yaitu Sungai Citumang yang mengalir membelah hutan jati, dengan airnya yang bening kebiruan. Sementara, tepian sungai terdiri dari ornamen batu-batu cadas dengan relung dalam dihiasi relief alam dan aliran sungai yang menembus ke gua.
Aki Ajib mengaku dirinya akan melakukan ritual keselamatan bersama para ahli supranatural dan tokoh setempat agar tidak ada lagi kecelakaan di lokasi objek wisata air yang saat ini mulai ramai dikunjungi wisatawan.
(zik)