Bayi Ini Tertimpa Reruntuhan Rumah

Jum'at, 22 Juli 2016 - 11:07 WIB
Bayi Ini Tertimpa Reruntuhan Rumah
Bayi Ini Tertimpa Reruntuhan Rumah
A A A
TASIKMALAYA - Hasan, bayi laki-laki berusia enam bulan, terpaksa harus mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas Pagerageung, Tasikmalaya, Jawa Barat, karena tertimpa reruntuhan rumahnya yang ambruk akibat gerakan tanah.

Beruntung, nyawa anak pasangan Nana dan Aas, warga Kampung Citeureup, Desa Sukapada, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat ini bisa tertolong meski kurang lebih lima menit tubuh dan bagian kepalanya tergencet puing-puing rumah.

Menurut Aas, pada saat kejadian, Hasan sedang terlelap tidur di kamar. Sementara, dia mencuci pakaian tidak jauh dari rumah. Tiba-tiba terdengar suara reruntuhan rumah disusul dengan suara tangisan anaknya.

Dalam keadaan khawatir dirinya langsung berlari ke dalam rumah, tidak mempedulikan rumahnya yang terus runtuh. Dia mencarinya bayinya. Akhirnya, sang bayi bisa diselamatkan.

"Memang kondisi rumah saya sudah rusak karena pergerakan tanah di kampung ini yang terjadi sejak lama, namun kali ini rumah benar-benar ambruk dan puing-puingnya menimpa anak saya," ujarnya, Jumat (22/7/2016).

Saat diselamatkan, sang bayi terluka di kepala. Kini, bayi mendapatkan pengobatan di puskesmas. "Khawatir akan berdampak parah namun dokter menyatakan harus di-rontgen kalau memang mau meyakinkan bila tidak terjadi apa-apa pada bagian dalam kepalanya," jelas Aas yang nampak masih shock.

Bayi Ini Tertimpa Reruntuhan Rumah


Seperti diketahui, tiga kampung yakni Kampung Citeureup, Garadaha, dan Bojot, Desa Sukapada, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 500 rumah terancam bencana retakan tanah yang terjadi sejak tahun 1995.

Saat ini terdata sebanyak 150 rumah yang kondisinya rusak dan nyaris ambruk. Di Kampung Citeureup sebanyak 21 rumah dinyatakan dalam keadaan rusak berat dan sudah tidak layak untuk ditempati lagi karena kondisinya yang sangat parah.

"Hal ini sudah sejak lama menjadi keluhan warga, namun pemerintah sepertinya belum memberikan solusi terbaik kepada warga. Sejak lama pula mereka siap direlokasi, hanya meminta ditempatkan dan mendapatkan bantuan biaya. Warga pun sudah sejak lama dilanda kekhawatiran tiba-tiba rumahnya ambruk, namun nekat menempatinya karena memang tidak ada lagi rumah miliknya di tempat lain," kata Kepala Desa Sukapada Dudung Kamal Mustofa.

Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya Sumarna Candra menegaskan, sejak lama warga diminta untuk pindah, apalagi pada saat musim hujan seperti ini.

Sebelumnya, pihaknya bersama PVMBG melakukan penelitian. Hasilnya, daerah itu sudah tidak layak lagi ditempati. "Karena ada aliran air di bawahnya, sehingga retakan tanah bakal terus terjadi apalagi ketika hujan datang. Saya meminta warga yang rumahnya sudah rusak sangat berat agar segera pindah saja, karena upaya pengajuan kepada pemerintah pun sedang kami lakukan untuk relokasinya," ujar Candra.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3987 seconds (0.1#10.140)