Gempa Bumi Langka Guncang Wilayah Selatan Jawa
A
A
A
JAKARTA - Gempa bumi tektonik langka terjadi dini hari tadi, pukul 01.28.03 Wib. Gempa mengguncang wilayah selatan Jawa, mulai dari Malingping, Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Yogyakarta, Pacitan, hingga Malang.
Seperti dikutp laman BMKG, gempa bumi tektonik berkekuatan M=5,1 terjadi di wilayah selatan Jawa. Gempa terletak pada koordinat 10.60 lintang selatan, dan 107.95 bujur timur, tepatnya di Samudera Hindia.
Berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, dampak gempa bumi ini menimbulkan guncangan pada I skala intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG) atau II skala intensitas Modified Mercally Intensity (MMI).
Gempa bumi tektonik ini disebut langka, karena berjenis gempa bumi dangkal di luar zona subduksi (outer rise). Gempa bumi ini sangat menarik para peneliti ahli kebumian.
Pusat gempa bumi ini berasosiasi dengan dinamika tektonik di zona outer rise selatan Jawa yang mengalami tarikan Lempeng Indo-Australia di luar zona subduksi.
Mengingat gaya yang bekerja berupa tarikan lempeng, maka mekanisme sumber gempa bumi yang terjadi adalah penyesaran turun (normal fault). Peristiwa gempa bumi ini pernah terjadi pada 11 September 1921 dengan kekuatan M=7,5.
Berdasarkan laporan Visser (1922), spektrum guncangan gempabumi saat itu mencapai jarak sejauh 1.500 kilometer. Di barat, guncangan dirasakan hingga Krui, Lampung, dan di timur hingga Taliwang, Sumbawa.
Di wilayah antara Cilacap dan Blitar, bahkan dilaporkan banyak bangunan tembok mengalami retak-retak dan roboh. Menurut Soloviev dan Go (1984), gempa bumi outer rise Jawa 1921 memicu terjadinya tsunami kecil di Parangtritis hingga Cilacap.
Meskipun gempa bumi ini berpusat di laut dengan mekanisme sesar turun, tetapi gempa bumi yang terjadi tidak menimbulkan tsunami, karena kekuatannya tidak mendukung adanya perubahan dasar laut yang signifikan.
Dari hasil monitoring BMKG selama satu jam paska gempa bumi, belum terjadi gempa bumi susulan. Untuk itu, masyarakat pesisir selatan Pulau Jawa diimbau agar tetap tenang.
Seperti dikutp laman BMKG, gempa bumi tektonik berkekuatan M=5,1 terjadi di wilayah selatan Jawa. Gempa terletak pada koordinat 10.60 lintang selatan, dan 107.95 bujur timur, tepatnya di Samudera Hindia.
Berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG, dampak gempa bumi ini menimbulkan guncangan pada I skala intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG) atau II skala intensitas Modified Mercally Intensity (MMI).
Gempa bumi tektonik ini disebut langka, karena berjenis gempa bumi dangkal di luar zona subduksi (outer rise). Gempa bumi ini sangat menarik para peneliti ahli kebumian.
Pusat gempa bumi ini berasosiasi dengan dinamika tektonik di zona outer rise selatan Jawa yang mengalami tarikan Lempeng Indo-Australia di luar zona subduksi.
Mengingat gaya yang bekerja berupa tarikan lempeng, maka mekanisme sumber gempa bumi yang terjadi adalah penyesaran turun (normal fault). Peristiwa gempa bumi ini pernah terjadi pada 11 September 1921 dengan kekuatan M=7,5.
Berdasarkan laporan Visser (1922), spektrum guncangan gempabumi saat itu mencapai jarak sejauh 1.500 kilometer. Di barat, guncangan dirasakan hingga Krui, Lampung, dan di timur hingga Taliwang, Sumbawa.
Di wilayah antara Cilacap dan Blitar, bahkan dilaporkan banyak bangunan tembok mengalami retak-retak dan roboh. Menurut Soloviev dan Go (1984), gempa bumi outer rise Jawa 1921 memicu terjadinya tsunami kecil di Parangtritis hingga Cilacap.
Meskipun gempa bumi ini berpusat di laut dengan mekanisme sesar turun, tetapi gempa bumi yang terjadi tidak menimbulkan tsunami, karena kekuatannya tidak mendukung adanya perubahan dasar laut yang signifikan.
Dari hasil monitoring BMKG selama satu jam paska gempa bumi, belum terjadi gempa bumi susulan. Untuk itu, masyarakat pesisir selatan Pulau Jawa diimbau agar tetap tenang.
(san)