Pola Tidur Arya, Bocah Obesitas dari Karawang Juga Bermasalah
A
A
A
BANDUNG - Arya Permana (10) mengalami obesitas ekstrem. Selain kondisi tubuhnya yang besar, ada masalah yang dihadapi bocah asal Karawang itu.
Jika biasanya anak seumurannya tidur tidak terlalu malam, kondisi Arya justru sebaliknya. Ia kesulitan tidur dan hanya bisa tidur paling lama tiga jam.
Sejak dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), pola tidur Arya yang bermasalah masih berlanjut. Kemarin malam misalnya, ia hanya tidur sekitar dua jam.
"Sebentar sekali memang tidurnya," kata Sekretaris Tim Dokter Penanganan Arya, Novina Andriani, saat ditemui di RSHS, Kota Bandung, Kamis (14/7/2016).
Tim dokter RSHS pun berupaya untuk mengendalikan pola tidur anak pasangan Ade Somantri dan Rokayah tersebut. Arya diharapkan tidur di waktu normal dan cukup seperti anak seusianya.
"Sampai saat ini kami masih mencoba mengendalikan, mengatur kembali agar irama tidurnya harusnya malam (di bawah pukul 24.00 WIB)," ujarnya.
Selain mengendalikan pola tidur, tim dokter juga berupaya mengendalikan waktu bangun Arya. Sebab hingga kini, Arya masih sulit dibangunkan ketika pagi.
Tim dokter juga mengatur pola aktivitas Arya. Saat bangun pagi, ia diharapkan melakukan aktivitas, salah satunya berjalan kaki atau olahraga ringan.
Dengan begitu, lemak dalam tubuhnya secara perlahan akan berkurang. Jika Arya terlalu banyak diam, lemak dalam tubuhnya akan terus menumpuk dan sulit mengembalikannya pada bobot tubuh ideal.
Disinggung apakah Arya yang sulit tidur dalam waktu normal disebabkan bobot tubuhnya, Novina belum bisa memastikan. Hal itu masih diteliti tim dokter.
"Itu masih kami cari tahu. Karena kami ini kan bekerjasama dalam tim. Ada dokter yang lebih ahli untuk menerangkan," pungkasnya.
Jika biasanya anak seumurannya tidur tidak terlalu malam, kondisi Arya justru sebaliknya. Ia kesulitan tidur dan hanya bisa tidur paling lama tiga jam.
Sejak dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), pola tidur Arya yang bermasalah masih berlanjut. Kemarin malam misalnya, ia hanya tidur sekitar dua jam.
"Sebentar sekali memang tidurnya," kata Sekretaris Tim Dokter Penanganan Arya, Novina Andriani, saat ditemui di RSHS, Kota Bandung, Kamis (14/7/2016).
Tim dokter RSHS pun berupaya untuk mengendalikan pola tidur anak pasangan Ade Somantri dan Rokayah tersebut. Arya diharapkan tidur di waktu normal dan cukup seperti anak seusianya.
"Sampai saat ini kami masih mencoba mengendalikan, mengatur kembali agar irama tidurnya harusnya malam (di bawah pukul 24.00 WIB)," ujarnya.
Selain mengendalikan pola tidur, tim dokter juga berupaya mengendalikan waktu bangun Arya. Sebab hingga kini, Arya masih sulit dibangunkan ketika pagi.
Tim dokter juga mengatur pola aktivitas Arya. Saat bangun pagi, ia diharapkan melakukan aktivitas, salah satunya berjalan kaki atau olahraga ringan.
Dengan begitu, lemak dalam tubuhnya secara perlahan akan berkurang. Jika Arya terlalu banyak diam, lemak dalam tubuhnya akan terus menumpuk dan sulit mengembalikannya pada bobot tubuh ideal.
Disinggung apakah Arya yang sulit tidur dalam waktu normal disebabkan bobot tubuhnya, Novina belum bisa memastikan. Hal itu masih diteliti tim dokter.
"Itu masih kami cari tahu. Karena kami ini kan bekerjasama dalam tim. Ada dokter yang lebih ahli untuk menerangkan," pungkasnya.
(nag)