Curi Atribut Sipir, Terpidana Warga Turki Kabur dari LP Nusakambangan
A
A
A
CILACAP - Hasan Sadzili alias Messi seorang narapidana narkoba asal Turki kabur dari Lapas Besi, Nusakambangan, Kabupaten Cilacap. Dia kabur dengan mencuri berbagai atribut sipir, termasuk Handy Talky (HT) Kepala Lapas Besi.
Informasi yang dihimpun, terpidana itu adalah Warga Negara Turki yang divonis 12 tahun penjara. Insiden terjadi Kamis 30 Juni 2016 sekira pukul 11.00 WIB.
Selain mencuri HT, Hasan juga mencuri baju seragam lapas, mencuri motor petugas lapas dan menggunakan helm.
Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv Pas) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Jawa Tengah, Molyanto, membenarkan insiden itu.
"Yang jelas ini efek kelalaian. Saya belum bisa menjelaskan detil, karena ini saya langsung menuju Nusakambangan, diperintah Pak Kakanwil untuk turun langsung pimpin tim untuk perkara ini," ungkapnya saat dihubungi, via ponsel, Jumat (1/7/2016).
Ditanya soal apakah Kalapas Besi akan diperiksa, Molyanto tak membantahnya. Namun, tentu saja akan melihat berbagai perkembangan dan temuan bukti-bukti penyelidikan internal pihak divisi pemasyarakatan.
"Kalau sifatnya kebijakan, iya (diperiksa). Namun dari data-data awal yang saya terima, ini kesalahan prosedur (sehingga kabur)," lanjutnya.
Pihaknya, kata Molyanto, sudah berkoordinasi dengan kepolisian terutama Polres Cilacap untuk melakukan pengejaran.
"Wong saat aman saja kami koordinasi terus, apalagi ada begini. Polisi itu mitra inti kami. Sementara itu dulu ya, besok mungkin saya bisa jelaskan detil lagi hasilnya," tandas Molyanto.
Informasi yang dihimpun, terpidana itu adalah Warga Negara Turki yang divonis 12 tahun penjara. Insiden terjadi Kamis 30 Juni 2016 sekira pukul 11.00 WIB.
Selain mencuri HT, Hasan juga mencuri baju seragam lapas, mencuri motor petugas lapas dan menggunakan helm.
Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv Pas) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Jawa Tengah, Molyanto, membenarkan insiden itu.
"Yang jelas ini efek kelalaian. Saya belum bisa menjelaskan detil, karena ini saya langsung menuju Nusakambangan, diperintah Pak Kakanwil untuk turun langsung pimpin tim untuk perkara ini," ungkapnya saat dihubungi, via ponsel, Jumat (1/7/2016).
Ditanya soal apakah Kalapas Besi akan diperiksa, Molyanto tak membantahnya. Namun, tentu saja akan melihat berbagai perkembangan dan temuan bukti-bukti penyelidikan internal pihak divisi pemasyarakatan.
"Kalau sifatnya kebijakan, iya (diperiksa). Namun dari data-data awal yang saya terima, ini kesalahan prosedur (sehingga kabur)," lanjutnya.
Pihaknya, kata Molyanto, sudah berkoordinasi dengan kepolisian terutama Polres Cilacap untuk melakukan pengejaran.
"Wong saat aman saja kami koordinasi terus, apalagi ada begini. Polisi itu mitra inti kami. Sementara itu dulu ya, besok mungkin saya bisa jelaskan detil lagi hasilnya," tandas Molyanto.
(sms)