Kronologi Balita Disodomi Paman hingga Tewas
A
A
A
KEDIRI - AM, balita berusia 2,5 tahun asal Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, tewas setelah menjadi korban sodomi. Ironisnya pelaku sodomi adalah SY (30), pamannya sendiri.
Kepada penyidik kepolisian, SY mengakui semua perbuatannya. Aksi biadab itu terjadi pada Senin (27/6/2016) di toko elektronik tempatnya bekerja sebagai penjaga sekaligus teknisi. Ceritanya, ia biasa mengajak AM yang merupakan putra bungsu pasangan suami istri Adi Triwahono dan Ita.
Adi, ayah korban, kerap repot bekerja sebagai kuli bangunan. Sedangkan Ita, ibu korban, tengah menjalani proses sebagai buruh migran (TKW). Saat anak bungsunya terbunuh Ita masih berada di penampungan calon TKW di Surabaya.
"Selain mengajak korban, pelaku biasanya juga mengajak dua orang kakak korban yang masing masing berusia 4 tahun dan 6 tahun," terang Kapolres Kota Kediri AKBP Wibowo, Rabu (29/6/2016).
Sebelum melampiaskan perbuatan bejatnya, kata Wibowo, pelaku lebih dulu menjauhkan dua orang kakak korban. Keduanya diberi uang untuk bermain Playstation yang berada terpisah dari toko elektronik.
Di ruangan sepi itu SY langsung menyergap korban untuk memenuhi nafsu biadabnya. Ia berharap bisa mengulangi perbuatannya pada Mei 2016. Karena korban terus meronta dan memberontak, SY naik pitam. Dua kali ia membanting korban hingga yang bersangkutan tidak sadarkan diri.
"Melihat korban tidak sadarkan diri pelaku menghubungi ayah korban dan mengatakan anaknya sakit," terangnya.
Saat tiba di lokasi, Adi melihat anaknya dalam keadaan seperti orang tertidur. Melihat luka lebam sekitar muka, Adi hanya bertanya apa yang terjadi pada anaknya.
Dengan santai SY mengatakan bahwa AM terjatuh saat bermain. Saat itu juga Adi melarikan anaknya ke puskesmas setempat. Tidak berlangsung lama, pihak puskesmas langsung merujuk korban ke RS Bhayangkara Kediri.
Selasa (28/6/2016) pukul 02.00 WIB korban meninggal dunia.
Kepada penyidik kepolisian, SY mengakui semua perbuatannya. Aksi biadab itu terjadi pada Senin (27/6/2016) di toko elektronik tempatnya bekerja sebagai penjaga sekaligus teknisi. Ceritanya, ia biasa mengajak AM yang merupakan putra bungsu pasangan suami istri Adi Triwahono dan Ita.
Adi, ayah korban, kerap repot bekerja sebagai kuli bangunan. Sedangkan Ita, ibu korban, tengah menjalani proses sebagai buruh migran (TKW). Saat anak bungsunya terbunuh Ita masih berada di penampungan calon TKW di Surabaya.
"Selain mengajak korban, pelaku biasanya juga mengajak dua orang kakak korban yang masing masing berusia 4 tahun dan 6 tahun," terang Kapolres Kota Kediri AKBP Wibowo, Rabu (29/6/2016).
Sebelum melampiaskan perbuatan bejatnya, kata Wibowo, pelaku lebih dulu menjauhkan dua orang kakak korban. Keduanya diberi uang untuk bermain Playstation yang berada terpisah dari toko elektronik.
Di ruangan sepi itu SY langsung menyergap korban untuk memenuhi nafsu biadabnya. Ia berharap bisa mengulangi perbuatannya pada Mei 2016. Karena korban terus meronta dan memberontak, SY naik pitam. Dua kali ia membanting korban hingga yang bersangkutan tidak sadarkan diri.
"Melihat korban tidak sadarkan diri pelaku menghubungi ayah korban dan mengatakan anaknya sakit," terangnya.
Saat tiba di lokasi, Adi melihat anaknya dalam keadaan seperti orang tertidur. Melihat luka lebam sekitar muka, Adi hanya bertanya apa yang terjadi pada anaknya.
Dengan santai SY mengatakan bahwa AM terjatuh saat bermain. Saat itu juga Adi melarikan anaknya ke puskesmas setempat. Tidak berlangsung lama, pihak puskesmas langsung merujuk korban ke RS Bhayangkara Kediri.
Selasa (28/6/2016) pukul 02.00 WIB korban meninggal dunia.
(zik)