Mengaku Tak Tega, Warga Serahkan Bayi Orangutan ke BKSDA
A
A
A
KOTAWARINGIN TIMUR - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali menerima bayi orangutan betian yang masih berumur 1 tahun, Selasa (21/6/2016).
Bayi orangutan ini diserahkan Puriah (28) warga Desa Terantang Hilir, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotim, Kalimantan Tengah (Kalteng). Diduga primata ini ditinggal induknya yang dibunuh oleh orang yang tak bertanggung jawab.
"Dari informasi yang kami terima, induk orangutan itu diduga dibunuh. Dan anaknya itu ditemukan oleh Ibu Puriah dua pekan lalu, dan langsung dipeliharanya karena kasihan," ujar Komandan BKSD Sampit, Muriansyah, di kantor BKSDA Sampit, Selasa (21/6/2016).
Bayi orangutan tersebut kondisinya masih sehat. Tidak ditemukan luka apa pun disekujur tubuhnya.
Ditemukannya bayi orangutan tersebut saat Puriah hendak pergi menyadap karet dikebunnya pada Senin 6 Juni 2016 lalu. Sesampainya di kebun ia mendengar tangisan seperti bayi manusia.
Karena penasaran, ia mencari tahu asal suara tersebut, dan melihat bayi orang utan tanpa induk sedang menangis.
Melihat hal itu, Puriah kasihan dan langsung membawanya pulang untuk dipelihara. Dua pekan dikurung di dalam bekas kandang ayam, Puriah kembali merasa kasihan.
Sehingga ia menghubungi BKSDA agar bisa dievakuasi. "Setelah mendapatkan laporan, kami langsung mendatangi tempat itu, dan mengevakuasinya," pungkasnya.
Bayi orangutan ini diserahkan Puriah (28) warga Desa Terantang Hilir, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotim, Kalimantan Tengah (Kalteng). Diduga primata ini ditinggal induknya yang dibunuh oleh orang yang tak bertanggung jawab.
"Dari informasi yang kami terima, induk orangutan itu diduga dibunuh. Dan anaknya itu ditemukan oleh Ibu Puriah dua pekan lalu, dan langsung dipeliharanya karena kasihan," ujar Komandan BKSD Sampit, Muriansyah, di kantor BKSDA Sampit, Selasa (21/6/2016).
Bayi orangutan tersebut kondisinya masih sehat. Tidak ditemukan luka apa pun disekujur tubuhnya.
Ditemukannya bayi orangutan tersebut saat Puriah hendak pergi menyadap karet dikebunnya pada Senin 6 Juni 2016 lalu. Sesampainya di kebun ia mendengar tangisan seperti bayi manusia.
Karena penasaran, ia mencari tahu asal suara tersebut, dan melihat bayi orang utan tanpa induk sedang menangis.
Melihat hal itu, Puriah kasihan dan langsung membawanya pulang untuk dipelihara. Dua pekan dikurung di dalam bekas kandang ayam, Puriah kembali merasa kasihan.
Sehingga ia menghubungi BKSDA agar bisa dievakuasi. "Setelah mendapatkan laporan, kami langsung mendatangi tempat itu, dan mengevakuasinya," pungkasnya.
(nag)