Jumlah Paus yang Mati di Probolinggo Bertambah
A
A
A
PROBOLINGGO - Kawanan ikan paus pilot yang terdampar dan mati di pantai pantai utara Desa Pesisir, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terus bertambah. Jika kemarin 10 ekor mati, pada hari ini bertambah dua ekor. Sehingga, dari 32 ekor yang terdampar, 12 ekor di antaranya mati.
Dua ekor ikan paus yang mati itu ditemukan di pantai Desa Pesisir tersebut merupakan kelompok 22 ekor yang berhasil dikembalikan ke perairan laut dalam.
Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Suko Wardono mengatakan, total ikan paus yang terdampar sebanyak 32 ekor. Namun sayang, 12 di antaranya tidak berhasil diselamatkan.
12 ekor paus yang mati itu berada di lokasi yang berbeda, yakni satu paus ditemukan mati di Desa Dringu berukuran panjang 5 meter. Sedangkan sebelas paus lainnya ditemukan mati di pantai Desa Pesisir, Kecamatan Gending.
Setelah dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab kematiannya, 12 ekor ikan paus tersebut dikubur di sekitar pesisir pantai. Sebelas ekor dikubur di Desa Pesisir, Kecamatan Gending dan seekor lainnya dikubur di Desa Dringu.
Menurut Suko Wardono, penanganan kawanan paus yang terdampar sudah sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP). Sejak hari pertama, upaya menghalau ikan paus agar tidak terdampar sudah dilakukan baik oleh masyarakat sekitar maupun oleh relawan dan pemerintah.
Ia menepis anggapan yang menyebut banyaknya paus yang mati dikarenakan penanganan yang lambat. "Penyebab kematian ikan itu karena banyak faktor. Bisa karena sakit, kelelahan, dan lain-lain," kata Suko.
Ia berharap, masyarakat di sepanjang pesisir Kabupaten Probolinggo memiliki kepedulian terhadap mamalia laut yang terdampar. Pihaknya juga berharap pemerintah setempat memberikan bimbingan teknis penanganan mamalia laut yang terdampar.
"Peranan masyarakat dalam kelestarian mamalia ini sangat penting. Sehingga diharapkan ketika ada paus yang terdampar proses penyelamatannya cepat dilaksanakan," tandas Suko.
Dua ekor ikan paus yang mati itu ditemukan di pantai Desa Pesisir tersebut merupakan kelompok 22 ekor yang berhasil dikembalikan ke perairan laut dalam.
Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Suko Wardono mengatakan, total ikan paus yang terdampar sebanyak 32 ekor. Namun sayang, 12 di antaranya tidak berhasil diselamatkan.
12 ekor paus yang mati itu berada di lokasi yang berbeda, yakni satu paus ditemukan mati di Desa Dringu berukuran panjang 5 meter. Sedangkan sebelas paus lainnya ditemukan mati di pantai Desa Pesisir, Kecamatan Gending.
Setelah dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebab kematiannya, 12 ekor ikan paus tersebut dikubur di sekitar pesisir pantai. Sebelas ekor dikubur di Desa Pesisir, Kecamatan Gending dan seekor lainnya dikubur di Desa Dringu.
Menurut Suko Wardono, penanganan kawanan paus yang terdampar sudah sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP). Sejak hari pertama, upaya menghalau ikan paus agar tidak terdampar sudah dilakukan baik oleh masyarakat sekitar maupun oleh relawan dan pemerintah.
Ia menepis anggapan yang menyebut banyaknya paus yang mati dikarenakan penanganan yang lambat. "Penyebab kematian ikan itu karena banyak faktor. Bisa karena sakit, kelelahan, dan lain-lain," kata Suko.
Ia berharap, masyarakat di sepanjang pesisir Kabupaten Probolinggo memiliki kepedulian terhadap mamalia laut yang terdampar. Pihaknya juga berharap pemerintah setempat memberikan bimbingan teknis penanganan mamalia laut yang terdampar.
"Peranan masyarakat dalam kelestarian mamalia ini sangat penting. Sehingga diharapkan ketika ada paus yang terdampar proses penyelamatannya cepat dilaksanakan," tandas Suko.
(zik)