Gelombang Pasang, Warung dan Rumah di Garut Terendam

Kamis, 09 Juni 2016 - 15:55 WIB
Gelombang Pasang, Warung dan Rumah di Garut Terendam
Gelombang Pasang, Warung dan Rumah di Garut Terendam
A A A
GARUT - Pesisir pantai selatan Kabupaten Garut, Jawa Barat, dilanda gelombang tinggi. Di beberapa tempat, air laut dilaporkan pasang dan meluber ke daratan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Garut Lukman Nurhakim mengatakan, pasangnya air laut di wilayah Pantai Santolo, Kecamatan Cikelet, sempat mencapai daratan. Air pasang setinggi mata kaki ini, kata Lukman, tidak berlangsung lama.

"Di Pantai Santolo ini, pasir pantai sempat tergenang air pasang dengan ketinggian air rata-rata sekitar satu meter. Saat itu juga, air meluber ke daratan kurang lebih satu mata kaki, tapi tidak berlangsung lama," kata Lukman, saat dihubungi, Kamis (9/6/2016).

Beberapa warung dan rumah warga di pinggiran pantai, tambahnya, ikut tergenang air. Ia menyebut, kondisi serupa juga terjadi di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin.

"Saat air pasang, warung-warung dan rumah yang letaknya persis di bibir pantai ikut tergenang air. Warga yang memilikinya sudah mengosongkan bangunan-bangunan itu. Kami juga mendapat laporan situasi yang sama terjadi pula di Pantai Rancabuaya," ujarnya.

Lukman mengungkapkan, dampak lain dari pasangnya air laut ini adalah rusaknya belasan perahu milik nelayan. Di Pantai Rancabuaya saja, jumlah perahu nelayan yang rusak mencapai 11 unit.

"Di Rancabuaya 11 perahu kecil parotong (belah). Air pasang yang disertai gelombang tinggi menjadi penyebabnya. Kondisi gelombang ini juga sama seperti di sepanjang pantai selatan Garut lainnya. Makanya, untuk menghindari kerusakan pada perahu lainnya, para nelayan di beberapa wilayah terpaksa mengangkat perahu-perahu mereka yang parkir ke daratan," ungkapnya.

Dengan keadaan demikian, tambah dia, tidak ada nelayan yang melaut mencari ikan. Menurutnya, keadaan gelombang tinggi dan air pasang kali ini merupakan yang terparah bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Peristiwa serupa sempat terjadi pada tiga tahun yang lalu. Untuk kejadian sekarang, kondisi air laut begini sudah terjadi satu minggu ini, kurang lebih awal bulan puasa. Puncaknya Rabu (8 Juni 2016) malam dan tadi pagi. Mudah-mudahan keadaannya dapat segera normal," ucapnya.

Sementara itu, Camat Pameungpeuk Hendra Gumilang membenarkan situasi pasang air laut di pantai selatan Garut. Air laut di Pantai Sayang Heulang, Kecamatan Pameungpeuk, kata Hendra, sempat pasang dua kali, yakni pada Kamis pagi sekitar pukul 06.00 WIB, dan Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB,

"Air laut pasang ini malah menjadi tontonan warga. Kami dan Muspika Kecamatan Pameungpeuk sudah melakukan pemantauan sejak Rabu malam untuk menghindari hal-hal tidak baik dan pihak tak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi," kata Hendra.

Menurut Hendra, air pasang di wilayah Kecamatan Pameungpeuk tidak sampai tumpah ke jalan. Gelombang tinggi air laut pun tidak begitu dirasakan, karena Pantai Sayang Heulang terlindung bebatuan karang.

"Di beberapa wilayah lain, seperti Pantai Santolo, Karangparanje, dan pantai lain infonya ada gelombang. Namun tidak demikian dengan di Pantai Sayang Heulang. Di Sayang Heulang ini, gelombang ombak pecah ketika mengenai karang, jadi tidak sampai ke daratan," paparnya.

Hendra mengatakan, gelombang air pasang di wilayah Pameungpeuk terjadi secara perlahan, yakni dalam waktu empat jam.

"Pasang surut air lautnya itu perlahan, tidak drastis. Biasanya proses air pasang terjadi dalam rentang waktu empat jam, begitu juga bila air menjadi surut kembali. Sementara lamanya durasi air pasang di titik tertinggi dan surut di titik terendah itu hanya sekitar setengah jam. Selebihnya normal, jadi tidak sepanjang waktu," urainya.

Mengenai hal tersebut, situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan gelombang tinggi di perairan selatan Pulau Jawa. Dalam peringatan itu, BMKG memperkirakan gelombang tinggi setinggi 4 hingga 6 meter dalam 24 jam ke depan.

Selain perairan selatan Pulau Jawa, peringatan serupa dikeluarkan untuk perairan Enggano, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Lombok, Samudera Hindia selatan Bengkulu hingga NTT.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7025 seconds (0.1#10.140)