Geng Motor Serang Warung dengan Molotov, Polda DIY Backup Polres
A
A
A
YOGYAKARTA - Polda DIY menyiapkan personel untuk melakukan backup penanganan kerusuhan oleh anggota geng motor di sejumlah Polres. Tercatat ada dua tindakan kerusuhan yang dilakukan oleh anggota geng motor di DIY pada Minggu 5 Juni 2016 yang merupakan hari terakhir sebelum puasa yang diisi masyarakat dengan kegiatan padusan.
Khusus untuk kerusuhan oleh geng motor di Gunungkidul yang disebut-sebut menimbulkan korban luka tujuh orang, Polda DIY siapkan tim untuk membackup Polres Gunungkidul menangani perkara tersebut.
“Jika memang dibutuhkan kita siap untuk mengirimkan personel untuk membackup penanganan perkaranya,” kata Direktur Kriminal Umum Polda DIY Kombes Polisi Hudid Wahyudi.
Tim yang disiapkan menurut Hudid adalah tim opsnal dan identifikasi yang diharapkan mampu memaksimalkan upaya penanganan perkara tersebut.
Opsi untuk membantu pengiriman personil mempertimbangkan informasi yang menyebut, masih banyak pelaku dari rusuh yang menganggu masyarakat usai mengikuti kegiatan padusan tersebut belum tertangkap.
Selain di Gunungkidul, pada Senin (6/6/2016) yang merupakan hari pertama puasa, menjelang makan saur giliran publik Sleman yang dihebohkan dengan gangguan kamtibmas oleh geng motor.
Sekitar 10 orang anggota geng motor yang mengendarai lima unit sepeda motor melakukan penyerangan rumah yang juga warung makan di wilayah Pakem, Sleman.
Penyerangan dilakukan dengan melempari rumah tersebut tidak hanya dengan benda keras seperti batu, tetapi juga dengan bom molotov.
“Untuk Pakem, laporan sudah masuk sudah ditangani anggota. Identifikasi awal dugaan dilakukan anggota geng motor,” tandas Kapolres Sleman AKBP Yulianto.
Dari laporan yang masuk Yulianto menyebut, rumah yang diserang adalah milih Rujito warga Dusun Mangunan, Harjobinangun, Pakem.
Kejadian penyerangan sekira pukul 02.15 WIB dimana saat itu di dalam rumah ada sejumlah teman dari anak korban sedang menikmati makan sahur bersama.
“Selain merusak dari luar, anggota geng motor ini juga masuk dan menyerang dengan senjata tajam ke dalam warung,” tambah Kapolres.
Sementara itu upaya pemeriksaan tempat kejadian perkara yang dilakukan petugas harus berlangsung dua kali.
Pada kegiatan pertama yang dilakukan sesaat setelah kejadian, upaya pemeriksaan tidak berjalan optimal, karena gelapnya situasi di TKP. Sehingga akhirnya lidik harus dilanjutkan setelah suasana terang oleh jajaran Satreskrim Polres Sleman.
Saat ini menurut Yulianto, pihaknya masih melakukan pendalaman perkara tersebut melalui anak-anak muda yang diserang.
Diharapkan dari pemeriksaan yang dilakukan, bisa terungkap identitas dari para pelaku penyerangan yang terjadi di hari pertama puasa tersebut.
Khusus untuk kerusuhan oleh geng motor di Gunungkidul yang disebut-sebut menimbulkan korban luka tujuh orang, Polda DIY siapkan tim untuk membackup Polres Gunungkidul menangani perkara tersebut.
“Jika memang dibutuhkan kita siap untuk mengirimkan personel untuk membackup penanganan perkaranya,” kata Direktur Kriminal Umum Polda DIY Kombes Polisi Hudid Wahyudi.
Tim yang disiapkan menurut Hudid adalah tim opsnal dan identifikasi yang diharapkan mampu memaksimalkan upaya penanganan perkara tersebut.
Opsi untuk membantu pengiriman personil mempertimbangkan informasi yang menyebut, masih banyak pelaku dari rusuh yang menganggu masyarakat usai mengikuti kegiatan padusan tersebut belum tertangkap.
Selain di Gunungkidul, pada Senin (6/6/2016) yang merupakan hari pertama puasa, menjelang makan saur giliran publik Sleman yang dihebohkan dengan gangguan kamtibmas oleh geng motor.
Sekitar 10 orang anggota geng motor yang mengendarai lima unit sepeda motor melakukan penyerangan rumah yang juga warung makan di wilayah Pakem, Sleman.
Penyerangan dilakukan dengan melempari rumah tersebut tidak hanya dengan benda keras seperti batu, tetapi juga dengan bom molotov.
“Untuk Pakem, laporan sudah masuk sudah ditangani anggota. Identifikasi awal dugaan dilakukan anggota geng motor,” tandas Kapolres Sleman AKBP Yulianto.
Dari laporan yang masuk Yulianto menyebut, rumah yang diserang adalah milih Rujito warga Dusun Mangunan, Harjobinangun, Pakem.
Kejadian penyerangan sekira pukul 02.15 WIB dimana saat itu di dalam rumah ada sejumlah teman dari anak korban sedang menikmati makan sahur bersama.
“Selain merusak dari luar, anggota geng motor ini juga masuk dan menyerang dengan senjata tajam ke dalam warung,” tambah Kapolres.
Sementara itu upaya pemeriksaan tempat kejadian perkara yang dilakukan petugas harus berlangsung dua kali.
Pada kegiatan pertama yang dilakukan sesaat setelah kejadian, upaya pemeriksaan tidak berjalan optimal, karena gelapnya situasi di TKP. Sehingga akhirnya lidik harus dilanjutkan setelah suasana terang oleh jajaran Satreskrim Polres Sleman.
Saat ini menurut Yulianto, pihaknya masih melakukan pendalaman perkara tersebut melalui anak-anak muda yang diserang.
Diharapkan dari pemeriksaan yang dilakukan, bisa terungkap identitas dari para pelaku penyerangan yang terjadi di hari pertama puasa tersebut.
(sms)