Jajaki Investasi, Gubernur Sumsel Bertemu Wakil Perdana Menteri Belarusia

Senin, 30 Mei 2016 - 19:42 WIB
Jajaki Investasi, Gubernur Sumsel Bertemu Wakil Perdana Menteri Belarusia
Jajaki Investasi, Gubernur Sumsel Bertemu Wakil Perdana Menteri Belarusia
A A A
PALEMBANG - Provinsi Sumatera Selatan telah menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api untuk para investor asing maupun nasional yang ingin menanamkan investasinya di Bumi Sriwijaya ini. Gubernur Alex Noerdin mengatakan, lokasi yang tepat dan strategis untuk investasi adalah KEK TAA yang merupakan kawasan ekonomi untuk semua bidang usaha.

Hal ini disampaikan Alex Noerdin, saat melakukan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Belarusia, Vladimir Semashko yang datang bersama delegasi bisnisnya dalam rangka kerjasama investasi di berbagai bidang, Minggu 29 Mei kemarin.
Jajaki Investasi, Gubernur Sumsel Bertemu Wakil Perdana Menteri Belarusia

Dalam pertemuan ini sendiri, Gubernur Alex Noerdin juga mengajak dan mengenalkan beberapa mitra usaha dari Sumsel kepada delegasi bisnis Belarusia.

Mereka ini antara lain, Direktur Operasional dan Produksi PT Bukit Asam Tbk Djoko Pramono selaku perusahaan BUMN bidang tambang batu bara. Bayu Priaman Djokosoetono, pimpinan PT Pusaka Bumi Transport selaku perusahaan dari Blue Bird grup.

Kemudian Mulyono Prawiro, Direktur Utama PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang. M Nasir, Direktur Produksi PT PN VII, Noerdi Tedjaputra selaku Presiden Direktur PT Baja Baru, perusahaan pengolahan karet terkemuka di Sumatera Selatan, dan A Yaniarsyah Hasan, Direktur Regional perusahaan tambang dan energi Sumsel.

Dalam kunjungan ke Indonesia ini, delegasi Belarusia mengaku tertarik berinvestasi di Sumsel. Kerjasama yang akan mereka lakukan antara lain investasi di bidang pertanian seperti pengolahan karet, pengolahan kelapa sawit, kopi, kakao, produk perikanan.

Nantinya semua kerjasama yang akan mereka bangun ini akan dipasarkan melalui korporasi Ekonomi Eropa dan Eropa Timur.

Sementara Pemerintah Provinsi Sumsel juga menyambut baik Belarusia untuk memasok berbagai produk ke Indonesia khususnya Sumsel seperti truk dan bus merek, ban mobil, alat pertanian dan perkebunan, perusahaan pertambangan dan serta perusahaan pupuk.

Bahkan beberapa perusahaan Belarusia sepeti MAZ, Belshina, Minsk Tractor sudah menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di Sumatera Selatan.

Gubernur Alex Noerdin menyatakan, ketertarikan delegasi bisnis Belarusia ini membuktikan kalau Provinsi Sumatera Selatan menjadi daerah utama di Indonesia yang cukup menjanjikan untuk berinvestasi.

"Untuk itu kami akan mendukung rencana Belarus untuk mendirikan usaha bersama di Indonesia dan tansfer teknologi seperti membangun industri kendaraan truk dan bus MAZ. Ada juga perusahaan ban kendaraan bermotor Belshina. Selanjutnya ada produsen kendaraan atau traktor pertanian, pabrik susu serta ada perusahaan pupuk Belarus juga berminat membangun pabrik di Sumsel," timpal Gubernur Alex Noerdin.

Bukan itu saja Gubernur Alex Noerdin juga menyarankan mengenai rencana pengembangan industri truk MAZ untuk sebaiknya tidak hanya memproduksi kendaraan komersial seperti transportasi produk pertambangan, pertanian, dan logistik tetapi juga untuk tujuan strategis lainnya.

"Untuk tujuan ini beberap tipe truk akan diproduksi di Indonesia, kami menyarakan lokasi investasi di Kawasan Ekonomi Khusus TAA," katanya.

Pertemuan dengan delegasi bisnis Belarusia ini, jelas Alex Noerdin, dapat menjadi catatan khusus untuk ditindaklanjuti. Sehingga perlu pertemuan lanjutan seperti technical meeting guna membahas hambatan perdagangan dan investasi dari keduan negara sehingga pelaksanaan kerjama ini dapat terealisasi.

Sementara delegasi bisnis Belarusia yang dipimpin Wakil Perdana Menteri, Vladimir Semashko menjelaskan,dengan penduduk yang hanya 10 juta jiwa, Belarusia berhasil menjadi pusat manufaktur di kawasan Eropa Timur. Setidaknya 65% produksinya diekspor keluar dengan nilai perdagangan mencapai USD6 miliar pada 2015.
Jajaki Investasi, Gubernur Sumsel Bertemu Wakil Perdana Menteri Belarusia

Dibidang pertambangan kata Vladimir, mereka juga memiliki perusahaan pertambangan ketiga terbesar di dunia dengan market share hingga 75%. Selain itu peralatan berat dari Belarusia juga memiliki keunggulan dari negara Eropa lainnya karena adalah lebih murah dibanding produk Komatsu dan Caterpillar.

"Baru-baru ini juga kami berhasil menjual 40 kendaraan pertambangan dengan kapasitas 110 ton senilai USD50 juta. Kami juga tertarik menyediakan kendaraan untuk transport publik terutama untuk kota berpenduduk padat seperti Jakarta. Untuk alat pertanian, Belarus umumnya memproduksi alat pertanian dengan kemampuan 80 hingga 120 tenaga kuda. Tahun lalu produksi alat pertanian kami mencapai USD 40 miliar, dimana USD8 miliar digunakan untuk keperluan domestik dan sisanya diekspor," katanya.

Menurutnya, mereka juga menguasai teknologi pengembangan infrastruktur, yaitu pembangunan jalan. Kemudian produksi petrokimia juga menjadi sektor unggulan Belarus, bahkan produksinya terbesar kedua dunia.Indonesia sendiri merupakan tujuan ekspor petrokimi keempat terbesar dari Belarus setelah China, India, dan Brazil.

Melihat potensi yang besar itu Belarusia merencanakan membangun pabrik pupuk nitrogen terbesar di dunia pada 2021 dengan produksi melebihi 1 juta ton pertahun.

Sementara dalam pengembangan kawasan industri, Belarusia telah menjalin kerjasama dengan China. Untuk meningkatkan investasinya itu juga Pemerintah Belarusia menerapkan pemotongan pajak sebesar 15% selama 10 tahun untuk Kawasan Ekonomi Khusus di negara itu.

Kunjungan bisnis dari Belarusia ini mendapat tanggapan positif dari para pengusaha yang ikut mendampingi Gubernur Alex Noerdin. Perusahaan transportasi Blue Bird misalnya, melalui anak usahanya PT Pusaka Bumi Transport menyatakan kalau mereka telah menjalin kerjasama dengan perusahaan Belarusia yakni Belaz selama 4 tahun untuk penyediaan truk dan alat berat.

"Harapan kami ke depan, kerjasama ini dapat lebih dikembangkan lagi dengan kerjasama penyediaan kendaraan transport publik juga," kata Bayu Priaman Djokosoetono.

Sambutan positif juga disampaikan Dirut Pusri Mulyono Prawiro yang menyatakan kalau PT Pusri memiliki 4 pabrik ammonia dan urea dengan produksi berkisar 1,5 juta ton ammonia dan 2,3 juta ton urea per tahun.

Kedepannya Pusri akan membangun pabrik NPK 1 juta ton pertahun dengan kebutuhan phosphate selama ini disuplai dari Yordania. Sehingga kedepannya perlu ada kerjasama dengan Belarusia.

Demikian juga dengan PT Badja Baru yang mengharapkan dibangunnya pabrik ban Belshina di KEK Tanjung Api-Api (TAA).

Para pengusaha di Sumsel juga yakin kalau KEK TAA memiliki syarat yang cukup baik sebagai lokasi investasi karena letaknya sangat strategis. Sehingga mereka juga sangat mendukung upaya dari Gubernur Sumsel untuk mempromosikan KEK TAA.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6965 seconds (0.1#10.140)