Lima Orang Tergulung Ombak Pantai Baron, Satu Hilang
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Empat siswa SDN Panekan I, Magetan, Jawa Timur dan seorang guru tergulung ombak saat berwisata di Pantai Baron, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Seorang siswa hingga Rabu (25/5/2016) petang tadi belum ditemukan.
Informasi yang berhasil dihimpun KORAN SINDO Yogya menyebutkan, peristiwa memilukan ini berawal dari agenda wisata yang dilakukan SD tersebut menuju sejumlah objek wisata di Gunungkidul. Sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan yang menggunakan bus tiba di pantai Baron dan langsung menuju bibir pantai.
Gelombang tinggi yang sesekali menerjang pantai tersebut diabaikan oleh para siswa dan para guru. Mereka asyik bermain di pantai yang cukup terkenal dengan teluknya tersebut.
Empat siswa SD masing-masing Dwi Setyo Novanto (12), Mukhlis (12), Firman (12), Ira (12), serta Sutini (50) yang juga guru sekolah tersebut asyik berenang di bibir pantai. Tiba-tiba ombak besar datang. Mereka kaget dan kelabakan dengan gelombang besar tersebut.
Menurut saksi mata, Zainal Abidin (45), warga Jakarta yang kebetulan berlibur di pantai tersebut mengungkapkan, awalnya gelombang biasa-biasa saja. Namun, secara mendadak ombak besar menggulung.
"Saya kaget karena keponakan saya sempat tergulung, namun dia bisa muncul dan berenang. Nah, anak-anak SD yang terbawa arus ke tengah," ungkapnya kepada wartawan.
Begitu melihat anak-anak SD terbawa arus, dia bergegas lari ke Posko SAR guna meminta bantuan. Beberapa anggota SAR langsung terjun ke laut dan melakukan pencarian dengan cara berenang. Tiga siswa dan seorang guru akhirnya bisa diselamatkan dalam keadaan shock.
Menurut Koordinator SAR Pantai Baron Marjono, keempat wisatawan yang berhasil diselamatkan adalah Mukhlis, Firman, Ira, serta Sutini. Keempatnya langsung dibawa ke Posko SAR untuk diberikan pertolongan pertama. "Karena masih trauma, mereka kita kirim ke rumah sakit untuk pemulihan," ujarnya.
Sedangkan satu siswa atas nama Dwi Setyo Novanto dengan alamat Dusun Panekan RT 06/01, Panekan, Magetan, belum ditemukan.
"Kita terus cari karena memang gelombang cukup tinggi sehingga menyulitkan evakuasi."
Informasi yang berhasil dihimpun KORAN SINDO Yogya menyebutkan, peristiwa memilukan ini berawal dari agenda wisata yang dilakukan SD tersebut menuju sejumlah objek wisata di Gunungkidul. Sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan yang menggunakan bus tiba di pantai Baron dan langsung menuju bibir pantai.
Gelombang tinggi yang sesekali menerjang pantai tersebut diabaikan oleh para siswa dan para guru. Mereka asyik bermain di pantai yang cukup terkenal dengan teluknya tersebut.
Empat siswa SD masing-masing Dwi Setyo Novanto (12), Mukhlis (12), Firman (12), Ira (12), serta Sutini (50) yang juga guru sekolah tersebut asyik berenang di bibir pantai. Tiba-tiba ombak besar datang. Mereka kaget dan kelabakan dengan gelombang besar tersebut.
Menurut saksi mata, Zainal Abidin (45), warga Jakarta yang kebetulan berlibur di pantai tersebut mengungkapkan, awalnya gelombang biasa-biasa saja. Namun, secara mendadak ombak besar menggulung.
"Saya kaget karena keponakan saya sempat tergulung, namun dia bisa muncul dan berenang. Nah, anak-anak SD yang terbawa arus ke tengah," ungkapnya kepada wartawan.
Begitu melihat anak-anak SD terbawa arus, dia bergegas lari ke Posko SAR guna meminta bantuan. Beberapa anggota SAR langsung terjun ke laut dan melakukan pencarian dengan cara berenang. Tiga siswa dan seorang guru akhirnya bisa diselamatkan dalam keadaan shock.
Menurut Koordinator SAR Pantai Baron Marjono, keempat wisatawan yang berhasil diselamatkan adalah Mukhlis, Firman, Ira, serta Sutini. Keempatnya langsung dibawa ke Posko SAR untuk diberikan pertolongan pertama. "Karena masih trauma, mereka kita kirim ke rumah sakit untuk pemulihan," ujarnya.
Sedangkan satu siswa atas nama Dwi Setyo Novanto dengan alamat Dusun Panekan RT 06/01, Panekan, Magetan, belum ditemukan.
"Kita terus cari karena memang gelombang cukup tinggi sehingga menyulitkan evakuasi."
(zik)