Dua Balita di Blitar Tertular di Blitar HIV Sejak Dalam Kandungan
A
A
A
BLITAR - Dua balita di Kabupaten Blitar positif mengidap HIV/AIDS. Balita yang masing masing baru lahir dan berusia empat tahun itu tertular dari orangtuanya.
"Keduanya diduga tertular sejak dalam kandungan," ujar Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Eko Wahyudi.
Hingga bulan April 2016 tercatat sebanyak 51 warga Kabupaten Blitar, termasuk dua balita mengidap HIV/AIDS.
Dari jumlah itu 18 diantaranya telah meninggal dunia. Para penderita ini kata Eko berasal dari berbagai kelompok sosial. Yakni diantaranya ibu rumah tangga, pegawai swasta, buruh migran dan pegawai negeri sipil (PNS).
Hubungan seksual berganti-ganti pasangan dan narkoba menjadi faktor penyebab penularan.
"Sebab saat ini kelompok risiko tinggi tidak hanya di kalangan eks pekerja seksual. Namun sudah meluas," terang Eko.
Sebagai penanganan, Dinkes bersama lembaga intensif menangani masalah HIV/AIDS melakukan pantauan secara intensif.
Termasuk juga rutin mengawasi para penderita dalam mengkonsumi obat anti retroviral (ARV) secara rutin.
"Termasuk juga dua balita juga mengkonsumsi ARV seperti yang dewasa. Selain itu kami juga memberikan susu dengan formula khusus," terangnya.
"Keduanya diduga tertular sejak dalam kandungan," ujar Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan, Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Eko Wahyudi.
Hingga bulan April 2016 tercatat sebanyak 51 warga Kabupaten Blitar, termasuk dua balita mengidap HIV/AIDS.
Dari jumlah itu 18 diantaranya telah meninggal dunia. Para penderita ini kata Eko berasal dari berbagai kelompok sosial. Yakni diantaranya ibu rumah tangga, pegawai swasta, buruh migran dan pegawai negeri sipil (PNS).
Hubungan seksual berganti-ganti pasangan dan narkoba menjadi faktor penyebab penularan.
"Sebab saat ini kelompok risiko tinggi tidak hanya di kalangan eks pekerja seksual. Namun sudah meluas," terang Eko.
Sebagai penanganan, Dinkes bersama lembaga intensif menangani masalah HIV/AIDS melakukan pantauan secara intensif.
Termasuk juga rutin mengawasi para penderita dalam mengkonsumi obat anti retroviral (ARV) secara rutin.
"Termasuk juga dua balita juga mengkonsumsi ARV seperti yang dewasa. Selain itu kami juga memberikan susu dengan formula khusus," terangnya.
(nag)