Kepolisian Garut Pastikan Situasi Desa Mekarhurip Kondusif
A
A
A
GARUT - Aparat kepolisian di Kabupaten Garut memastikan situasi di Desa Mekarhurip, Kecamatan Sukawening, kondusif pascaberedarnya informasi teror terhadap tokoh agama dan perobekan Alquran.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Garut AKP Ridwan Tampubolon mengatakan, keadaan di lapangan dalam situasi aman.
"Situasinya kondusif. Kami sudah melakukan pengecekan ke Kapolsek Sukawening, Kasat Intel, dan lainnya, hasilnya aman, tidak ada apa-apa," kata Ridwan, Jumat (13/5/2016).
Ridwan pun meminta agar masyarakat tidak terpancing isu yang bersifat provokatif dan tidak jelas. Ia mengimbau masyarakat menjaga situasi tetap stabil. "Kami imbau agar tetap tenang, jangan terpancing informasi tidak jelas," ujarnya.
Informasi mengenai adanya aksi teror terhadap tokoh agama dan perusakan Alquran telah beredar luas di masyarakat melalui media sosial. Diduga, ada pihak tertentu yang menginginkan terjadinya kepanikan dan kekacauan di kalangan masyarakat.
Danramil 1104 Sukawening Kapten Infanteri Amas mengatakan, hingga malam kemarin pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan semua unsur Muspika Sukawening.
Pertemuan yang dilakukan untuk kedua kalinya itu melibatkan Kasat Intel Polres Kabupaten Garut termasuk tokoh agama yang ada di wiayah Desa Mekarhurip serta ketua RT dan RW.
"Semua unsur muspika sudah menyatakan kondusif dan tidak ada masalah besar," ujar Amas.
Ia menjelaskan, ada pihak yang menyebarkan informasi terjadi kericuhan di tempat milik ustaz yang menemukan Alquran yang dirusak itu.
"Informasi yang di WA (WhatsApp) itu ramai sekali, kami juga sempat panik. Namun setelah dicek, tidak ada masalah di TKP," katanya.
Aggota yang melakukan pengecekan sengaja tidak memakai pakaian dinas, agar masyarakat yang melihatnya tidak panik. "Di TKP ternyata tidak terjadi apa-apa," ucapnya.
Amas membenarkan bila masalah sebenarnya tidak seperti informasi yang beredar. Ia mengungkapkan, pada Selasa (10 Mei 2016), sekitar pukul 09.00 WIB, petugas SPK Polsek Sukawening menerima laporan dari seorang ustaz.
"Laporan tersebut mengenai penemuan sebuah Alquran yang dirusak orang tidak dikenal," ungkapnya.
Di dalam laporannya, ustaz tersebut menemukan Alquran ini sekitar pukul 05.30 WIB, atau saat ia sedang menyapu halaman rumah. Kemudian, ia kaget menemukan satu buah Alquran yang terbungkus plastik berwarna putih dengan sampul tersayat.
"Di dalamnya memang terdapat satu lembar kertas bertulisan tidak sopan," ucap Amas.
Setelah diamati, Alquran tersebut milik anak sang Ustaz. Sebelumnya, Alquran tersebut hilang ketika disimpan di masjid.
Kapten Inf Amas menjelaskan, selanjutnya dilakukan rapat koordinasi tingkat desa dengan mengundang tokoh pemuda, ulama, dan unsur muspika Kecamatan Sukawening.
"Hasil rapat tersebut intinya agar warga tidak terprovokasi oleh aksi orang tidak dikenal tersebut dan saat ini sedang penyelidikan polisi," imbuhnya.
Menurutnya, aparat kepolisian setempat masih mencari pelaku penyayatan Alquran tersebut. "Motifnya bagaimana, itu sedang didalami pihak kepolisian," ujarnya.
Sebelumnya, Pimpinan Muhammadiyah Kabupaten Garut M Yusup Sapari membenarkan adanya aksi teror yang ditujukan kepada sejumlah tokoh agama serta organisasi Muhammadiyah di Kampung Cikancung, Desa Mekarhurip.
Menurutnya, hal itu berawal dari pelemparan batu ke sebuah masjid Muhammadiyah beberapa hari lalu.
"Selain aksi teror berupa pelemparan masjid dan menyobek-nyobek Alquran, pelaku juga telah memutuskan kabel pengeras suara di salah satu masjid. Hal itu terjadi pada hari Selasa tanggal 10 Mei," tutur Yusup di Sekretariat Muhammadiyah Garut di Jalan Pembangunan Tarogong.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Garut AKP Ridwan Tampubolon mengatakan, keadaan di lapangan dalam situasi aman.
"Situasinya kondusif. Kami sudah melakukan pengecekan ke Kapolsek Sukawening, Kasat Intel, dan lainnya, hasilnya aman, tidak ada apa-apa," kata Ridwan, Jumat (13/5/2016).
Ridwan pun meminta agar masyarakat tidak terpancing isu yang bersifat provokatif dan tidak jelas. Ia mengimbau masyarakat menjaga situasi tetap stabil. "Kami imbau agar tetap tenang, jangan terpancing informasi tidak jelas," ujarnya.
Informasi mengenai adanya aksi teror terhadap tokoh agama dan perusakan Alquran telah beredar luas di masyarakat melalui media sosial. Diduga, ada pihak tertentu yang menginginkan terjadinya kepanikan dan kekacauan di kalangan masyarakat.
Danramil 1104 Sukawening Kapten Infanteri Amas mengatakan, hingga malam kemarin pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan semua unsur Muspika Sukawening.
Pertemuan yang dilakukan untuk kedua kalinya itu melibatkan Kasat Intel Polres Kabupaten Garut termasuk tokoh agama yang ada di wiayah Desa Mekarhurip serta ketua RT dan RW.
"Semua unsur muspika sudah menyatakan kondusif dan tidak ada masalah besar," ujar Amas.
Ia menjelaskan, ada pihak yang menyebarkan informasi terjadi kericuhan di tempat milik ustaz yang menemukan Alquran yang dirusak itu.
"Informasi yang di WA (WhatsApp) itu ramai sekali, kami juga sempat panik. Namun setelah dicek, tidak ada masalah di TKP," katanya.
Aggota yang melakukan pengecekan sengaja tidak memakai pakaian dinas, agar masyarakat yang melihatnya tidak panik. "Di TKP ternyata tidak terjadi apa-apa," ucapnya.
Amas membenarkan bila masalah sebenarnya tidak seperti informasi yang beredar. Ia mengungkapkan, pada Selasa (10 Mei 2016), sekitar pukul 09.00 WIB, petugas SPK Polsek Sukawening menerima laporan dari seorang ustaz.
"Laporan tersebut mengenai penemuan sebuah Alquran yang dirusak orang tidak dikenal," ungkapnya.
Di dalam laporannya, ustaz tersebut menemukan Alquran ini sekitar pukul 05.30 WIB, atau saat ia sedang menyapu halaman rumah. Kemudian, ia kaget menemukan satu buah Alquran yang terbungkus plastik berwarna putih dengan sampul tersayat.
"Di dalamnya memang terdapat satu lembar kertas bertulisan tidak sopan," ucap Amas.
Setelah diamati, Alquran tersebut milik anak sang Ustaz. Sebelumnya, Alquran tersebut hilang ketika disimpan di masjid.
Kapten Inf Amas menjelaskan, selanjutnya dilakukan rapat koordinasi tingkat desa dengan mengundang tokoh pemuda, ulama, dan unsur muspika Kecamatan Sukawening.
"Hasil rapat tersebut intinya agar warga tidak terprovokasi oleh aksi orang tidak dikenal tersebut dan saat ini sedang penyelidikan polisi," imbuhnya.
Menurutnya, aparat kepolisian setempat masih mencari pelaku penyayatan Alquran tersebut. "Motifnya bagaimana, itu sedang didalami pihak kepolisian," ujarnya.
Sebelumnya, Pimpinan Muhammadiyah Kabupaten Garut M Yusup Sapari membenarkan adanya aksi teror yang ditujukan kepada sejumlah tokoh agama serta organisasi Muhammadiyah di Kampung Cikancung, Desa Mekarhurip.
Menurutnya, hal itu berawal dari pelemparan batu ke sebuah masjid Muhammadiyah beberapa hari lalu.
"Selain aksi teror berupa pelemparan masjid dan menyobek-nyobek Alquran, pelaku juga telah memutuskan kabel pengeras suara di salah satu masjid. Hal itu terjadi pada hari Selasa tanggal 10 Mei," tutur Yusup di Sekretariat Muhammadiyah Garut di Jalan Pembangunan Tarogong.
(zik)