Gajah Tewas, Kinerja Pengelola Kebun Binatang Bandung Dipertanyakan
A
A
A
BANDUNG - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat mempertanyakan kinerja pengelola Kebun Binatang Bandung. Itu sebagai buntut dari tewasnya Yani, gajah Sumatera berusia 40 tahun.
Yani diketahui tewas pada Rabu (11/5/201) malam di lokasi. Sebelumnya, Yani diketahui sakit tapi tidak mendapat penanganan optimal dari pengelola. Alasannya, pengelola tak memiliki dokter hewan karena mengundurkan diri sejak setahun lalu.
Yang paling disesalkan, pihak pengelola tidak melapor pada BKSDA bahwa ada gajah yang sedang sakit. Alhasil, tidak ada penanganan optimal dari pihak lain karena terkendala informasi.
"(Yani) dikabarkan sakit sejak 3 Mei 2016. Tapi kenapa bisa sakit dan ada unsur pembiaran seperti ini," kata Kepala BKSDA Jawa Barat Sylvana Ratina saat ditemui di lokasi.
Sebagai salah satu langkah, BKSDA akan melakukan investigasi. Autopsi juga akan dilakukan terhadap mayat Yani. Rencananya, autopsi akan dilakukan mulai Kamis 12 mei 2016 pagi.
"Kamis agi akan dilakukan autopsi dengan dibatasi jaraknya (dengan pengunjung dan satwa lain) agar aman. Jangan sampai bila terdapat virus bisa membahayakan manusia dan satwa sekitarnya juga," pungkasnya.
Yani diketahui tewas pada Rabu (11/5/201) malam di lokasi. Sebelumnya, Yani diketahui sakit tapi tidak mendapat penanganan optimal dari pengelola. Alasannya, pengelola tak memiliki dokter hewan karena mengundurkan diri sejak setahun lalu.
Yang paling disesalkan, pihak pengelola tidak melapor pada BKSDA bahwa ada gajah yang sedang sakit. Alhasil, tidak ada penanganan optimal dari pihak lain karena terkendala informasi.
"(Yani) dikabarkan sakit sejak 3 Mei 2016. Tapi kenapa bisa sakit dan ada unsur pembiaran seperti ini," kata Kepala BKSDA Jawa Barat Sylvana Ratina saat ditemui di lokasi.
Sebagai salah satu langkah, BKSDA akan melakukan investigasi. Autopsi juga akan dilakukan terhadap mayat Yani. Rencananya, autopsi akan dilakukan mulai Kamis 12 mei 2016 pagi.
"Kamis agi akan dilakukan autopsi dengan dibatasi jaraknya (dengan pengunjung dan satwa lain) agar aman. Jangan sampai bila terdapat virus bisa membahayakan manusia dan satwa sekitarnya juga," pungkasnya.
(nag)