Umar Patek Tawarkan Diri Bebaskan Sandera Abu Sayyaf di Filipina
A
A
A
MALANG - Umar Patek, napi teroris yang juga mantan panglima Abu Sayyaf menawarkan bantuannya untuk melakukan negosiasi untuk membebaskan sisa tawanan warga Indonesia yang masih di tawan kelompok teroris di Filipina.
Umar Patek mengaku, bantuan negosiasi bisa dia lakukan dari lapas, cukup dengan menelpon dan tidak meminta imbalan apapun, seperti yang dikabarkan sebelumnya.
Hal itu dia ungkapkan saat menjadi pembicara wawasan kebangsaan menangkal radikalisme bersama Ali Imron, napi terorisme, dan Jumu Tuani, mantan Panglima Jihad Maluku, di Malang, Senin (25/4/2016).
Dalam keterangannya, Umar Patek menyatakan dirinya mau membantu pemerintah untuk bernegosiasi dengan Abu Sayyaf agar membebaskan sisa warga Indonesia yang ditawan di Filipina.
Bahkan, Umar Patek menegaskan, negosiasinya bisa membebaskan wawanan karena dirinya pernah menjadi panglima Abu Sayyaf dan mengenal semua tokoh Abu Sayyaf saat ini.
Umar Patek juga membantah dirinya minta upah atas tawaran bantuannya tersebut. Dia juga tidak pernah minta imbalan remisi atau diberangkatken ke Filipina untuk bernegoasiasi. Semua bisa dilakukannya dari Lapas Porong.
Pemerintah hanya perlu membekalinya dengan sebuah telepon seluler. Senada dengan Umar Patek, Jumu Tuani menegaskan bahwa Indonesia bukan negara yang masuk kategori untuk diperangi dengan berjihad.
Umar Patek mengaku, bantuan negosiasi bisa dia lakukan dari lapas, cukup dengan menelpon dan tidak meminta imbalan apapun, seperti yang dikabarkan sebelumnya.
Hal itu dia ungkapkan saat menjadi pembicara wawasan kebangsaan menangkal radikalisme bersama Ali Imron, napi terorisme, dan Jumu Tuani, mantan Panglima Jihad Maluku, di Malang, Senin (25/4/2016).
Dalam keterangannya, Umar Patek menyatakan dirinya mau membantu pemerintah untuk bernegosiasi dengan Abu Sayyaf agar membebaskan sisa warga Indonesia yang ditawan di Filipina.
Bahkan, Umar Patek menegaskan, negosiasinya bisa membebaskan wawanan karena dirinya pernah menjadi panglima Abu Sayyaf dan mengenal semua tokoh Abu Sayyaf saat ini.
Umar Patek juga membantah dirinya minta upah atas tawaran bantuannya tersebut. Dia juga tidak pernah minta imbalan remisi atau diberangkatken ke Filipina untuk bernegoasiasi. Semua bisa dilakukannya dari Lapas Porong.
Pemerintah hanya perlu membekalinya dengan sebuah telepon seluler. Senada dengan Umar Patek, Jumu Tuani menegaskan bahwa Indonesia bukan negara yang masuk kategori untuk diperangi dengan berjihad.
(san)