Ini Pengakuan Para Wanita Korban Penembakan di Magelang
A
A
A
MAGELANG - Sebanyak enam orang wanita diduga menjadi korban penembakan orang tak dikenal di kawasan Jalan Pemuda (Pecinan) Kota Magelang. Polisi masih mengusut kejadian yang berlangsung pada malam hari tersebut.
Berikut penuturan sejumlah korban penembakan tersebut. Rini Ambarwati (34) warga Samban ditembak oleh orang tak dikenal pada Senin malam 18 April lalu, sekitar pukul 20.30 WIB. Ketika itu dia berjalan kaki akan pulang menuju kampungnya di Samban.
Namun saat berjalan di trotoar itu, kaki kirinya merasakan nyeri hingga terjatuh tidak bisa berjalan. Kemudian, darah mengalir dari luka, terus berupaya meminta betadin di toko sekitar lokasi kejadian. “Luka ini terus saya obati di rumah sakit,” kata dia. (Baca juga: Teror Penembakan Hantui Magelang, 6 Wanita jadi Korban)
Dia berharap, kepolisian segera mengungkap pelaku yang melakukan aksi penembakan tersebut. Kejadian yang dialami membuat rasa ketakutan, bahkan untuk pulang kerja sekarang harus meningkatkan kewaspadaan. “Sekarang masih terasa nyeri, terkadang merasa panas,” ujar karyawan Toko Jodo, itu.
Kejadian serupa juga dialami, Khotimah (20) warga Kalijambe, Purworejo yang menjadi karyawan Atlanta. Dia mengaku terkena tembakan di paha kanan pada Sabtu malam 16 April, sekitar pukul 21.00 WIB. “Saat berjalan saya mendengar suara mak cethuk, terus paha terasa nyeri,” timpalnya.
Sementara itu, korban terkena tembakan kali pertama dialami karyawan Toko Jaya, Maya Sulistiana (20) warga Transan, Bandongan, Kabupaten Magelang. Ketika itu, pada awal bulan tepatnya, Rabu malam 6 April, sekitar pukul 21.00 WIB.
Usai menutup tokonya, kemudian berjalan untuk pulang, tiba-tiba merasakan sakit di tangan kanannya. “Setelah kejadian itu, kemudian di trotoar dicari ditemukan peluru bentuknya runcing. Peluru tersebut, terus disimpan bos saya,” ujarnya saat ditemui di tokonya, Kamis (21/4/2016).
Setelah kejadian tersebut, dia disarankan untuk melakukan visum. Kemudian, beberapa hari kemudian temannya, Retnowati (19) saat akan pulang juga kena aksi serupa di bagian paha sebelah kanan. “Malah kalau Mbak Wati, celana jeans yang dipakainya hingga sobek dan mengeluarkan darah. Mbak Wati kejadiannya pada 9 April,” tutur Maya.
Berikut penuturan sejumlah korban penembakan tersebut. Rini Ambarwati (34) warga Samban ditembak oleh orang tak dikenal pada Senin malam 18 April lalu, sekitar pukul 20.30 WIB. Ketika itu dia berjalan kaki akan pulang menuju kampungnya di Samban.
Namun saat berjalan di trotoar itu, kaki kirinya merasakan nyeri hingga terjatuh tidak bisa berjalan. Kemudian, darah mengalir dari luka, terus berupaya meminta betadin di toko sekitar lokasi kejadian. “Luka ini terus saya obati di rumah sakit,” kata dia. (Baca juga: Teror Penembakan Hantui Magelang, 6 Wanita jadi Korban)
Dia berharap, kepolisian segera mengungkap pelaku yang melakukan aksi penembakan tersebut. Kejadian yang dialami membuat rasa ketakutan, bahkan untuk pulang kerja sekarang harus meningkatkan kewaspadaan. “Sekarang masih terasa nyeri, terkadang merasa panas,” ujar karyawan Toko Jodo, itu.
Kejadian serupa juga dialami, Khotimah (20) warga Kalijambe, Purworejo yang menjadi karyawan Atlanta. Dia mengaku terkena tembakan di paha kanan pada Sabtu malam 16 April, sekitar pukul 21.00 WIB. “Saat berjalan saya mendengar suara mak cethuk, terus paha terasa nyeri,” timpalnya.
Sementara itu, korban terkena tembakan kali pertama dialami karyawan Toko Jaya, Maya Sulistiana (20) warga Transan, Bandongan, Kabupaten Magelang. Ketika itu, pada awal bulan tepatnya, Rabu malam 6 April, sekitar pukul 21.00 WIB.
Usai menutup tokonya, kemudian berjalan untuk pulang, tiba-tiba merasakan sakit di tangan kanannya. “Setelah kejadian itu, kemudian di trotoar dicari ditemukan peluru bentuknya runcing. Peluru tersebut, terus disimpan bos saya,” ujarnya saat ditemui di tokonya, Kamis (21/4/2016).
Setelah kejadian tersebut, dia disarankan untuk melakukan visum. Kemudian, beberapa hari kemudian temannya, Retnowati (19) saat akan pulang juga kena aksi serupa di bagian paha sebelah kanan. “Malah kalau Mbak Wati, celana jeans yang dipakainya hingga sobek dan mengeluarkan darah. Mbak Wati kejadiannya pada 9 April,” tutur Maya.
(sms)